Renungan Alkitab Harian

KUATKAN DAN TEGUHKANLAH HATIMU

Renungan Harian
Mari bagikan artikel ini

Menanamkan Pengaruh yang Benar

Kuatkan dan teguhkanlah hatimu dengan sungguh-sungguh, bertindaklah hati-hati sesuai dengan seluruh hukum yang telah diperintahkan kepadamu oleh hambaKu Musa; janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, supaya engkau beruntung ke manapun engkau pergi. Yosua 1:7

Dalam hikayat Yusuf, Daniel, dan teman-temannya kita melihat bagaimana rantai emas kebenaran dapat mengikat orang-orang muda kepada takhta Allah. Mereka tidak dapat digoda untuk mungkin dari kesetiaan mereka. Mereka menilai kebaikan Allah jauh melebihikebaikan dan pujian raja-raja, dan Allah mengasihi mereka, danmembentangkan perisaiNya terhadap mereka. Sebab ketekunan imanmereka, sebab ketetapan hati mereka untuk menghormati Allahmelebihi kuasa manusia, maka Tuhan memberi kehormatan bagimereka di hadapan manusia. Mereka dihormati oleh Allah alamsemesta, yang kuasaNya melebihi segala hasil pekerjaan tanganNya dilangit di atas dan di bumi di bawah. Orang-orang muda ini tidakmerasa malu menunjukkan keyakinan mereka yang sebenarnya.Sekalipun dalam istana raja, dalam perkataan mereka, dalam kebiasaan dan dalam praktek hidup, mereka mengakui iman mereka kepadaAllah yang di sorga. Mereka menolak tunduk kepada perintah yangbersifat duniawi yang menjauhkan mereka dari sikap menghormatiAllah. Mereka memiliki kekuatan dari sorga untuk mengakui kesetiaanmereka terhadap Allah. . . .

Janganlah sekali-kali merasa malu akan tabiatmu; angkatlah ke atas, bentangkanlah supaya dipandang oleh manusia dan malaikat. . . . Dunia ini berhak mengenal apa saja yang diharapkan dari setiap makhluk manusia yang cerdas. Barang siapa menjadi perwujudan prinsip yang teguh, tegas, benar akan menjadi suatu kuasa yang hidup kepada teman-temannya; dan ia akan mempengaruhi orang-orang lain dengan sifat kekristenannya. Banyak orang tidak tahu dan tidak menghargai betapa besarnya pengaruh tiap-tiap orang itu, apakah untuk yang baik atau yang jahat. . . .

Kebahagiaanmu untuk kehidupan kini dan untuk yang akan datang, yakni hidup yang kekal  terletak pada dirimu sendiri. . . .Betapa pentingnya tiap-tiap orang akan memperhatikan ke arah mana ia sedang memimpin jiwa-jiwa. Kita memandang dunia yang kekal, dan seharusnya kita rajin menilai harga pengaruh kita.

Hidupku Kini, hal. 122


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *