LEMAH LEMBUT

Renungan Harian
Mari bagikan artikel ini

Buah Roh Kudus

Ia memimpin orang yang rendah hatinya kepada yang benar dan diajarkannya jalannya akan orang yang Iemah lembut hatinya. (Terjemahan lama). Mazmur 25:9

Yesus mengasihi orang muda. . . . Ia mengajak supaya mempelajari dari padaNya kelemahlembutan dan kerendahan hati. Kasih karunia yang sangat berharga ini jarang tampak pada diri orang muda zaman ini, juga pada diri orang-orang yang mengaku dirinya Kristen. Jalan-jalan mereka sendiri tampak benar pada pandangan mata mereka. Pada waktu menerima nama Kristus, mereka tidak menerima tabiatNya atau takluk untuk mengenakan kukNya; karena itu mereka tidak tahu sedikitpun tentang sukacita dan damai sejahtera yang terdapat dalam pekerjaanNya.

Kelemahlembutan adalah suatu kasih karunia yang sangat berharga, mau menderita diam-diam, mau menahan kesusahan. Kelemahlembutan senantiasa mengucapkan syukur dan menjadikannya suatu nyanyian kebahagiaan, menjadikan lagu di dalam hati Allah. Lemah lembut berarti mau menahan kekecewaan dan kesalahan serta tidak membalas dendam.

Seorang yang Iemah lembut dan tenteram akan tidak selalu mencari kebahagiaan sendiri, tetapi akan berusaha melupakan diri sendiri dan mencari kesenangan hati yang manis dan kepuasan sejati pada waktu membuat orang-orang lain berbahagia.

Bukannya usaha mencapai kedudukan tinggi yang akan menjadikan engkau besar dalam pemandangan Allah, melainkan dengan kehidupan yang baik dan rendah hati, setia, yang akan menjadikan engkau sasaran utama bagi penjagaan malaikat-malaikat sorga. Manusia Teladan . . . hidup hampir tiga puluh tahun lamanya di suatu kota Galilea yang terpencil, terlindung di balik bukit-bukit. Semua balatentara malaikat takluk di bawah perintahNya, namun la tidak menuntut menjadi orang besar atau ditinggikan. . . . la seorang tukang kayu yang bekerja mencari upah, seorang hamba bekerja bagi orang lain, menunjukkan bahwa sorga dapat begitu dekat kepada kita dalam perjalanan hidup sehari-hari, dan malaikat-malaikat dari istana sorga akan bertanggung jawab pada Iangkah-Iangkah orang yang datang dan pergi menurut perintah Allah.

Buah iman yang sempurna, yakni kelemahlembutan dan kasih sering menjadi matang dengan Iebih baik di tengah-tengah angin topan yang berkabut dan gelap.

Hidupku Kini, Hal. 58

 

 


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *