MEMANDANG PADA PERKARA-PERKARA YANG KEKAL

Renungan Harian
Mari bagikan artikel ini

20110527ikonkaSebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal. II Korintus 4:18

Jikalau gereja mengenakan jubah kebenaran Kristus, menjauhkan diri dari segala persekutuan dengan dunia, maka dihadapan gereja itu terbentang fajar hari yang cerah dan mulia. Janji Allah bagi gereja itu akan bertahan selama-lamanya. … Kebenaran yang dilewatkan oleh mereka yang menghina dan menolaknya, akan menang. Walaupun sewaktu-waktu tampaknya tidak jalan, kemajuan belum pernah diperiksa…. Dilengkapi dengan tenaga ilahi, ia akan menebas jalannya melalui rintangan-rintangan yang terkuat dan menang atas setiap halangan.

Apakah yang menopang anak Allah selama hidupNya yang bekerja keras dan berkorban? Ia melihat hasil kesusahan jiwaNya dan merasa puas. Memandang dalam kekekalan, Ia melihat kebahagiaan orang-orang yang melalui kehinaanNya dapat menerima pengampunan dan hidup kekal. Telinganya menangkap sorakan mereka yang ditebus. Ia mendengar orang-orang yang ditebus menyanyikan nyanyian Musa dan Anak Domba.

Boleh jadi kita membayangkan keadaan yang akan datang, mengenai kebahagian sorga. Di dalam Alkitab dinyatakanlah pemandangan tentang kemuliaan yang akan datang, pemandangan yang digambarkan oleh tangan Allah, dan inilah yang mahal bagi gerejaNya. Melalui iman kita dapat berdiri di ambang pintu kota yang kekal, dan mendengar sambutan ramah yang diberikan kepada mereka yang hidup sekarang bekerja sama dengan Kristus, yang menganggap kerja sama itu sebagai suatu kehormatan untuk menderita bagiNya. Seperti kata-kata yang mengatakan, “Mari, hai kamu yang diberkati oleh BapaKu,” mereka menanggalkan mahkota mereka di kaki Juruselamat, sambil berseru, “berlayak Anak Domba yang tersembelih itu menerima kuasa, dan kekayaan dan hikmat dan kekuatan dan hormat dan kemulian dan puji…. (terjemahan lama). Bagi Dia yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba, adalah puji-pujian dan hormat dan kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya.” (Matius 25:34; Wahyu 5:12,13).

Di sana orang-orang yang ditebus menghormati mereka yang memimpinnya kepada Juruselamat, dan semuanya bersatu memuji Dia yang pernah mati supaya umat manusia boleh mendapat kehidupan yang sama dengan kehidupan Allah. Peperangan telah usai. Kesusahan dan penderitaan telah berakhir. Nyanyian kemenangan memenuhi seluruh sorga ketika orang-orang yang ditebus bersorak-sorak, Berlayak  Anak domba yang tersembelih itu, dan hidup kembali, seorang penakluk yang meraih kemenangan.

 

Maranata Hal. 333


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *