MENCARI YANG BAIK

Renungan Harian
Mari bagikan artikel ini

Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu. Filipi 4:8.

Kita adalah bagian dari jaringan luas kemanusiaan. Kita menjadi berubah kepada gambar masyarakat di mana kita tinggal. Lalu betapa pentingnya membukakan hati kita kepada perkara-perkara yang benar dan manis dan yang sedap didengar. Membiarkan masuk ke dalam hati terang dari Matahari Kebenaran. Janganlah menyenangi suatu akar kepahitan.

Kristus tidak terbatas dalam hikmat, namun la pikir baik juga menerima Yudas, meskipun la tahu apa yang menjadi ketidaksempurnaan tabiatnya. Yohanes tidak sempurna; Petrus menyangkali Tuhannya; namun terdiri dari orang-orang seperti inilah gereja Kristen yang mula-mula itu diorganisasikan. Yesus menerima mereka agar mereka bisa belajar dari Dia mengenai tabiat Kristen yang sempurna. Tugas, dari setiap orang Kristen ialah mempelajari tabiat Kristus. . . .

Yudas sendiri tidak menyambut terang Ilahi. . . . la memagari dirinya untuk menahan pengaruh kebenaran; dan sementara ia mengecam dan mengutuki orang lain, ia meialaikan jiwanya dan menyukai dan menguatkan sifat-sifat alamiahnya yang jahat, ia begitu dikeraskan sehingga tega menjual Tuhannya tiga puluh keping perak.

Oh, marilah kita mendorong jiwa kita memandang kepada Yesus. Tidak jarang kita melihat ketidaksempurnaan pada mereka yang menjalankan pekerjaan Tuhan. . . . Bukankah Iebih menyenangkan bagi Tuhan untuk tidak memandang berat sebelah dan melihat berapa banyak jiwa yang melayani Tuhan dan memuliakan dan menghormati Dia dengan bakat-bakat atau talenta-talenta mereka? Bukankah Iebih baik memperhatikan kuasa Tuhan yang mengagumkan dan ajaib dalam mengubahkan orang-orang berdosa yang malang. . . ? Perkara-perkara yang paling tidak menyenangkan . . . tidak boleh membingungkan dan menawarkan hati kita. Segala sesuatu yang menyebabkan kita melihat kelemahan manusia adalah dalam rencana Tuhan untuk menolong kita memandang kepada-Nya, dan untuk tidak menaruh pengharapan kita pada manusia.

Inilah Hidup Yang Kekal, Hal. 181


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *