MENGAJAR MEREKA DENGAN RAJIN

Renungan Harian
Mari bagikan artikel ini

Kebaktian Keluarga dalam Hidupku

Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu. Ulangan 6:6,7

Pada masa kanak-kanaknya, Yusuf telah diajar mengasihi dan takut akan Allah. Sering di dalam kemah ayahnya, di bawah bintang-bintang di negeri Aram, kepadanya diceritakan tentang mimpi waktu malam di Betel, tentang tangga dari bumi hingga ke langit, dan malaikat-malaikat turun naik tangga itu, dan tentang Dia yang dari takhtaNya yang di atas menyatakan diriNya kepada Yakub. Kepadanya telah diceritakan tentang cerita perkelahian di tepi sungai Yabok, dan tatkala ia meninggalkan dosa-dosa yang disayanginya, Yakub berdiri sebagai pemenang, dan menerima gelar sebagai putera Allah.

Sebagai seorang anak gembala yang memelihara kambing domba ayahnya, kehidupan Yusuf yang suci dan sederhana telah bertumbuh dengan baik, baik pertumbuhan jasmani maupun kuasa plkirannya. Oleh hubungannya dengan Allah dengan perantaraan alam dan pelajaran tentang kebenaran-kebenaran penting yang disampaikan sebagai suatu kepercayaan yang suci dari ayah kepada anak, ia telah memperoleh kekuatan pikiran dan ketekunan dalam prinsip.

Lebih muda dari pada Yusuf atau Daniel adalah Musa, ketika ia dipindahkan dari penjagaan rumah tangga pada masa anak-anak; namun demikian apa yang telah membentuk hidup mereka telah membentuk hidupnya. Hanya dua belas tahun ia bersama-sama dengan keluarganya bangsa lbrani; akan tetapi selama tahun-tahun itu telah diletakkan dasar-dasar kebesarannya; itu diletakkan oleh tangan seorang yang kurang terkenal. . . .

Tak lain dari perempuan Maria yang dari Nazaret, dunia ini telah menerima berkat yang lebih besar. Mengetahui bahwa anaknya harus segera terlepas dari penjagaannya, . . . ia berusaha menanamkan kasih ke dalam hatinya dan kesetiaan terhadap Allah. Dan dengan setia pekerjaannya dilakukan.

Membangkitkan dan meneguhkan kesukaan untuk mempelajari Alkitab, banyak bergantung atas penggunaan waktu barbakti. Perbaktian pagi dan petang haruslah menjadi yang terindah dan terbaik pada hari itu.

Biarlah hal itu dipahami bahwa ke dalam jam ini tiada pikiran yang menyusahkan dan tidak baik mengganggu selama waktu itu; agar orang-orang tua dan anak-anak berhimpun untuk bertemu dengan Yesus dan mengundang masuk kehadiran malaikat-malaikat kudus ke dalam rumah tangga.

 

Hidupku Kini, Hal. 32

 


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *