Pada tanggal 15 Februari 2007, saat berlatih untuk Kejuaraan Paralayang se-Dunia, Penerbang Jerman Ewa Wisnierska terbawa 32.612 kaki di atas permukaan laut oleh badai di New South Wales, Australia. Wisnierska yang berusia tiga puluh lima tahun terbang di bawah awan guntur besar dan terangkat ke ketinggian di mana jet penumpang terbang. Suhu di ketinggian itu minus 50 derajat Fahrenheit dan oksigennya sangat tipis. Ini lebih tinggi dari Gunung Everest.
Ewa terangkat sekitar 15 menit dengan kecepatan 65 kaki per detik. Dia menelepon ketua timnya di 13.123 kaki dan berkata, “Saya tidak bisa berbuat apa-apa. Saya ada di dalam badai hujan es dan saya masih terangkat. Saya tersesat.” Dia naik dengan awan dan kilat di sekelilingnya dan dihantam oleh hujan es seukuran bola tenis. Dia pingsan selama lebih dari 40 menit sementara paralayangnya terbang tanpa kendali, turun dan terangkat beberapa kali dalam badai yang dahsyat.
Tim darat Ewa menggunakan GPS dan peralatan radionya untuk melacak dan merekam seluruh penerbangan epiknya. Ketika dia bangun, paralayang itu masih terbang. Ewa melihat sarung tangannya membeku dan dia tidak dapat mengontrol parasutnya bahkan dia hampir tertutup es. Pakaiannya membeku di tubuhnya. Hebatnya, parasutnya terus terbang dengan sempurna meskipun mengalami terjangan yang terus menerus. Meskipun cuaca sangat dingin, dia masih berhasil mendarat dengan sempurna di dekat sebuah rumah pertanian.
Ewa menderita radang dingin yang parah dan juga memar di sekujur tubuhnya akibat batu hujan es. Rekan satu timnya di Jerman sangat bergembira mendengar dia selamat. Bahkan pesawat boeing 747 tidak terbang melalui badai seperti itu. Seorang penyelenggara acara berkata, “Peluang untuk bertahan dari apa yang telah dia alami, sama dengan memenangkan lotre sepuluh kali berturut-turut.” Wisnierska mengatakan, berada di dalam perut monster petir itu, menakutkan sekaligus menakjubkan. “Anda tidak bisa membayangkan kekuatannya. Anda merasa seperti bukan apa-apa, seperti daun dari pohon yang diterbangkan.”
Tahukah Anda bahwa Alkitab berbicara tentang seseorang yang selamat dari badai yang luar biasa yang bahkan terbawa turun hingga ke dasar bumi? Yunus, dari perut ikan paus, berseru kepada Tuhan: “Aku tenggelam ke dasar bumi … Ketika itulah Engkau menaikkan nyawaku dari dalam lubang kubur, ya Tuhan, Allahku.” (Yunus 2:6). Apakah hidup Anda dibawa ke ketinggian atau kedalaman yang berbahaya, tangisan Anda kepada Tuhan akan selalu didengar.
Sokonglah aku, supaya aku selamat; aku hendak bersukacita dalam ketetapan-ketetapan-Mu senantiasa. Mazmur 119:117.
-Doug Batchelor-