Peganglah teguh

PEGANGLAH TEGUH

Renungan Harian
Mari bagikan artikel ini

Kemenangan dalam Pertempuran
Peganglah apa yang ada padamu, supaya tidak seorang pun mengambil mahkotamu. Wahyu 3:11.

Keputusan-keputusan dapat diambil dalam sekejap mata yang membereskan keadaan seseorang untuk selama-lamanya. . . . Tetapi ingatlah, bahwa adalah pekerjaan seumur hidup untuk menyehatkan kembali apa yang diserahkan pada pencobaan dan apa yang dilakukan tanpa berpikir dalam sekejap mata. . . .

Oleh karena perbuatan yang sekejap mata saja engkau mungkin menempatkan dirimu sendiri di dalam kuasa setan, tetapi memerlukan lebih dari pada satu tindakan .sekejap mata dari kemauan untuk memutuskan belenggunya dan mencapai kehidupan yang lebih tinggi dan lebih suci. Rencana dapat dibentuk, pekerjaan dapat dimulai, tetapi penyelesaiannya menuntut kerja keras, waktu, ketabahan, kesabaran dan pengorbanan. Orang yang dengan sengaja menjauhkan diri dari Allah, dalam nyala yang penuh dari terang itu akan menemukan jalan kembali apabila ia mau membalikkan diri untuk pulang, bila onak dan duri telah bertumbuh di jalannya, ia tidak akan terkejut atau kecewa kalau ia terpaksa harus berjalan di atas duri dengan kaki yang berdarah. Kenyataan yang sangat menakutkan dan paling mengerikan dari kejatuhan manusia dari kedudukan yang lebih baik ialah kenyataan bahwa untuk kembali ia harus membayarnya dengan amat mahal. Jalan pulang hanya dapat ditempuh oleh perjuangan yang keras, setapak demi setapak, setiap saat. . . .

Mereka yang memenangkan sorga akan menempatkan usaha-usaha mereka yang mulia di depan dan akan bekerja dengan panjang sabar, agar mereka dapat menuai hasil kerja kerasnya. Ada sebuah tangan yang akan membuka pintu gerbang Firdaus selebar-lebarnya bagi mereka yang telah tahan menanggung pencobaan dan memelihara angan-angan hati yang baik oleh membuangkan dunia, kehormatannya, kepujiannya demi kasih Kristus, dengan demikian mengaku Dia di hadapan manusia dan menunggu dengan segala kesabaran akan kedatanganNya untuk mengakui mereka di hadapan BapaNya, serta malaikat-malaikat yang suci.

Biarlah angan-angan hati lembut, supaya engkau dapat mendengar bisikan yang terkecil pun dari suara yang berbicara, yang tidak akan pernah dapat disuarakan manusia.

Hidupku Kini, hlm. 324


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *