SIAPA YANG TELAH MENJADI SAHABAT KITA?

Renungan Harian
Mari bagikan artikel ini

Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah. Yak. 4:4.

Alkitab menyediakan banyak bukti bahwa adalah lebih aman menggabungkan diri dengan Tuhan dan kehilangan kesukaan dan persahabatan dunia, daripada memandang kepada dunia ini untuk memperoleh kesukaan dan dukungan dan melupakan ketergantungan kita kepada Tuhan. . . . Tuhan Sendiri telah membuat dinding pemisah antara perkara-perkara duniawi dan perkara-perkara yang telah dipilih-Nya dari dunia dan disucikan bagi-Nya. Dunia tidak akan mengakui hal ini. . . . Tetapi Tuhan telah membuat pemisahan, dan Dia mau hal itu terjadi. Dalam buku Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, Tuhan telah dengan pasti memerintahkan umat-Nya untuk berbeda dari dunia ini, dalam roh, dalam cita-cita, dalam perbuatan; menjadi bangsa yang kudus, umat yang diasingkan, agar mereka bisa menunjukkan puji-pujian kepada Dia yang telah memanggil mereka keluar dari kegelapan masuk ke dalam terang-Nya yang ajaib. Timur tidak lebih jauh dari barat ketimbang anak-anak terang, dalam adat kebiasaan, perbuatan dan roh dari anak-anak kegelapan. Perbedaan akan semakin jelas, lebih pasti sementara kita mendekati akhir zaman. . . .

Ada unsur yang dikatakan kasih yang akan mengajar kita untuk memuji dan menyanjung rekan-rekan kita dan tidak dengan setia memberitahukan kepada mereka mengenai bahaya-bahaya dan amaran-amaran yang mengancam mereka dan menasihati mereka demi kebaikan mereka. Kasih yang seperti ini bukan kasih yang Iahir dari Surga. Kata-kata dan perbuatan kita harus serius dan sungguh-sungguh, terutama di hadapan mereka yang melalaikan keselamatan jiwa mereka. . . . Jika kita bersatu dengan mereka dalam sifat remeh, menganggap enteng, mencari kepelesiran, atau dalam berbagai cita-cita yang akan menghilangkan kesungguh-sungguhan dari pikiran kita, kita senantiasa berkata kepada mereka oleh teladan kita, “Damai, damai; tidak usah gusar. Tidak ada alasan untuk takut.” Inilah sebutan kepada orang berdosa, “Baiklah hal itu terjadi bagimu.”

Jikalau kita mengaku menjadi anak laki-laki dan anak perempuan Tuhan, kita harus berusaha menyadarkan orang yang tidak percaya itu, agar jiwa kita bersih dari darah mereka pada waktu kita menemui mereka pada hari besar perhitungan terakhir.

Inilah Hidup yang Kekal Hal. 307


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *