Amazingfacts.id: Beberapa kata umum dalam bahasa Inggris sebenarnya diambil dari nama orang, seperti “jacuzzi”, “triko”, dan “siluet”. Salah satunya bahkan diambil dari Alkitab. Simon tinggal di kota Samaria pada masa gereja Kristen mula-mula. Praktiknya dalam ilmu hitam telah mengangkatnya ke status dewa, jika bukan Mesias sendiri (Kisah Para Rasul 8:10).
Cinta Ketenaran Dan Kemuliaan
Namun ketika Filipus, salah satu diaken gereja, tiba, Simon tidak lagi menjadi pusat perhatian. Orang banyak berduyun-duyun datang untuk mendengar dan melihat Filipus (ayat 6, 7). Filipus, tidak seperti Simon, tidak mempromosikan kehebatan dan kekuatannya sendiri.
Filipus justru menceritakan kisah tentang Mesias sejati yaitu Yesus, tentang kasih dan pengorbanan-Nya bagi umat manusia. Banyak hati yang tersentuh, termasuk Simon. Ia dan banyak orang lain dibaptis ke dalam iman (ayat 12, 13).
Tetapi Simon juga memiliki kecintaan akan ketenaran dan kemuliaan. Mujizat-mujizat yang dilakukan Filipus membuatnya terpesona. Apa yang dapat ia lakukan dengan kuasa seperti itu?
Tidak lama kemudian, rasul Petrus dan Yohanes datang ke Samaria. Ketika kedua rasul itu berdoa dan menumpangkan tangan ke atas orang-orang percaya, mereka yang telah dibaptis oleh Filipus sekarang dibaptis dengan kuasa Roh Kudus (ayat 17) tetapi tidak dengan Simon. Ia hanya menyaksikan, terpesona. Mengapa, kedua orang ini memiliki kemampuan yang lebih besar daripada Filipus!
Dengan penuh semangat ia bergegas maju, menyodorkan uang kepada para rasul. “Berikanlah kepadaku juga kuasa ini,” (ayat 19) ia menuntut. Tetapi Anda tidak dapat membayar apa yang telah diberikan dengan cuma-cuma; dan apa yang dapat dibeli telah dibeli dengan darah Yesus Kristus.
Melakukan Kecurangan
Demikianlah nama Simon terukir dalam sejarah dengan keberaniannya melakukan perdagangan yang curang. Kata “simony,” penjualan barang-barang gerejawi atau sakral, menjadi julukannya yang menyedihkan.
“Bertobatlah,” adalah jawaban Petrus. “Sebab aku melihat, bahwa engkau diracuni oleh kepahitan dan diikat oleh kejahatan” (ayat 22, 23).
Tetapi Simon tidak melihat apa yang dilihat Petrus. Tanggapannya berbicara banyak: “Berdoalah kepada Tuhan untuk aku, supaya jangan sampai apa yang kaukatakan itu menimpa aku” (ay. 24). Ia tidak merasakan kengerian akan hatinya yang hitam, ia hanya merasakan kengerian akan konsekuensi yang ditimbulkannya.
Mungkin yang paling tragis adalah beberapa kesempatan yang dimiliki Simon untuk berbalik kepada Tuhan. Tetapi setelah pengakuan imannya di dalam baptisan, ia memilih untuk terus berada di dalam dosa.
Renungkanlah: Bagaimana Anda tahu jika Anda benar-benar bertobat dari dosa-dosa Anda? Pelajarilah dengan saksama hukum Allah dan Anda akan dituntun kepada Kristus.
Sebab tujuh kali orang benar jatuh, namun ia bangun kembali, tetapi orang fasik akan roboh dalam bencana. Amsal 24:16.