TANDA-TANDA KEDATANGAN YESUS

Pendalaman Alkitab
Mari bagikan artikel ini

Mereka tidak akan mendengarkan. Bahkan beberapa dari mereka berpikir bahwa  itu adalah sebuah lelucon. Dalam sebuah sekolah berasrama di provinsi  Thailand Utara, Chiang Rai, murid-murid sekolah dasar sedang tidur pada suatu hari minggu malam sementara ada bahaya mematikan yang menimpa atas mereka. Para penyelidik percaya bahwa sebuah lampu pijar yang rusak pecah dan menimbulkan percikan api. Nyala api menyebar dengan sangat cepat, tetapi tidak terlalu cepat sehingga beberapa murid—yang berusia lima tahun—tidak dapat dibangunkan dan diberi peringatan akan bahaya.

Surat kabar Bangkok Post melaporkan, “Suchada Kong-arsa, seorang anak perempuan berusia sebelas tahun yang selamat dari tragedi itu … dengan cepat kembali untuk membangunkan teman-temannya dan memberitahu mereka untuk menyelamatkan diri. ‘Banyak dari mereka tidak memercayai saya dan kembali tidur tetapi  yang lain lari dan dengan bersusah payah menyelamatkan diri,’ katanya.” Paling tidak ada tujuh belas murid-murid meninggal di dalam api itu.

Itu tentulah sebuah tragedi. Tetapi sampai  pada detik terakhir, sebuah peringatan disampaikan, namun beberapa tidak mau, atau tidak dapat mendengar. Mereka telah tinggal di asrama untuk beberapa minggu, atau mungkin beberapa bulan. Setiap malam mereka pergi tidur, dan mungkin lebih dari satu kali, orang-orang yang suka berbuat jahil mencoba untuk membangunkan mereka. Tanda-tanda di sekeliling mereka—permohonan dalam kepanikan, bahkan mungkin sedikit bau asap—tidak membangunkan mereka.

Dapatkah tragedi seperti itu terulang kembali, dan dibesarkan berlipat ganda, sebagaimana dunia ini semakin mendekati saat-saat terakhirnya? Alkitab mengatakan jutaan orang akan mengabaikan tanda-tanda akhir zaman dan membayar harga yang fatal.

Jika Anda telah mempelajari nubuatan Alkitab untuk bebe￾rapa waktu, dan bahkan jika Anda belum, Anda sadar bahwa banyak orang telah menetapkan tanggal-tanggal untuk kedatangan Kristus. Beberapa orang meramalkan berulang kali hari-hari yang spesifik untuk peristiwa yang sangat penting ini—dan setiap ramalan itu telah salah. (Jika Anda sedang membaca ini, adalah sebuah asumsi yang aman bahwa Yesus belum datang.) Di tahun 2011, diperkirakan lima juta U.S. dolar dihabiskan oleh para pengikut Harold Camping, seorang penyiar radio evangelis, untuk mengumumkan ramalan tentang “pengangkatan rahasia” bagi gereja dan akhir dunia. Tidak satu pun peristiwa ini terjadi, dan Camping menjadi objek ejekan para pelawak di acara televisi malam. Para pasukan pengikutnya dan jaringan radionya banyak berkurang, dan Camping meninggal dua tahun kemudian.

Namun ternyata, sebagaimana terlihat dengan kegagalan nubuatan lainnya, kesalahan ini tampaknya menyebabkan sejumlah besar orang-orang meragukan iman Kristen dan mencemooh gagasan tentang kedatangan kedua yang akan segera tiba ini.Bahkan Harold Camping—dan banyak dari mereka yang telah menentukan tanggal—mengetahui kebenarannya: Yesus benar-benar akan segera kembali! Mungkin mereka telah melupakan kata-kata sederhana Yesus, “tentang hari dan saat itu tidak seorang pun yang tahu” (Matius 24:36), tetapi mereka mengingat janji-Nya: “Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku” (Yohanes 14:3).

Kami tidak akan menentukan tanggal-tanggal. Tetapi Yesus yang sama yang mengatakan tidak seorang pun yang tahu akan waktu yang pasti akan kedatangan-Nya, juga menyatakan bahwa kita dapat melihat betapa dekat kedatangan-Nya: “Perhatikanlah pohon ara atau pohon apa saja,” Yesus mendesak. “Apabila kamu melihat pohon-pohon itu sudah bertunas, kamu tahu dengan sendirinya bahwa musim panas sudah dekat. Demikian juga, jika kamu melihat hal-hal itu terjadi, ketahuilah, bahwa Kerajaan Allah sudah dekat” (Lukas 21:29-31, penekanan ditambahkan).

APA SAJA TANDA-TANDA AKHIR ZAMAN?

Jika Yesus mengatakan kepada para pengikut-Nya yang ter￾dekat bahwa mereka dapat mengatakan kapan kedatangan-Nya sudah dekat, apakah Ia memberikan beberapa indikator-indikator yang jelas—tanda-tanda untuk masa itu? Ya! Dengan pasti Ia melakukannya:

“Waspadalah supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu! … Kamu akan mendengar deru perang atau kabar-kabar tentang perang. … bangsa akan bangkit melawan bangsa, dan kerajaan melawan kerajaan. Akan ada kelaparan dan gempa bumi di berbagai tempat” (Matius 24:4, 6, 7).

Tidak setiap gempa bumi, kelaparan, atau perang adalah sebuah tanda yang spesifik akan kedatangan-Nya yang tidak lama lagi. Kita telah melihat tragedi-tragedi ini terulang secara teratur dalam 2.000 tahun sejak Kristus berjalan di bumi ini. Namun, dari perkataan-perkataan Yesus, kita dapat mengharapkan sebuah peningkatan yang dramatis dalam frekuensi dan intensitas akan bencana-bencana ini sesaat sebelum Ia kembali. Mari kita lihat beberapa tanda-tanda ini secara terperinci …

PEPERANGAN DAN KABAR TENTANG PEPERANGAN

Sulit bagi kita untuk menyalakan televisi dan tidak mendengar berita mengenai peperangan dan konflik lainnya di berbagai belahan dunia. Sementara abad terakhir ini mungkin menjadi abad yang paling berdarah di dunia, dengan jumlah di atas 100 juta orang dibunuh, milenium ini tidak akan berakhir lebih baik dari awalnya. Tentu saja konflik berlanjut untuk mewabahi wilayah-wilayah ini.

  1. 11 September 2001, serangan para teroris kepada Amerika Serikat menyebabkan sebuah penyerbuan militer kepada Afganistan. Delapan belas bulan setelah 11 September, pasukan-pasukan menyerang Irak. Setiap peperangan berlangsung selama bertahun-tahun—delapan tahun di Irak, tiga belas tahun di Afganistan—dan setiap konflik meninggalkan wilayah-wilayah yang hancur sebagai konsekuensinya, tidak termasuk beribu-ribu kematian dan orang terluka.
  2. Wilayah Sahara, Afrika, telah melihat peperangan yang secara terus-menerus sejak pergerakan kemerdekaannya antara tahun 1950 dan 1960. Pada tiga puluh tahun terakhir, konflik pertumpahan darah di Sudan, Etiopia, Liberia, Somalia, dan Sierra Leone—dan masih banyak lagi—telah meninggalkan bekas. Di Rwanda, perang antar suku yang mengerikan antara suku Hutu dan suku Tutsi membunuh puluhan ribu orang. Di banyak tempat,

daerah Sahara Afrika masih menjadi satu tempat yang bergejolak yang dapat terpicu untuk meledak kapan saja.

  1. Timur Tengah, termasuk Mesir, Libia, dan Moroko, telah “mandi” peperangan selama bertahun-tahun. “Kebangkitan Dunia Arab” pada tahun 2011 menggulingkan pemerintahan yang mapan di Mesir, Libia, dan Tunisia dan menyebabkan perang saudara secara besar-besaran di Siria, dan juga Yaman. Irak masih tetap di dalam kekacauan perang saudara. Ambisi nuklir Iran menjadi perhatian yang besar di wilayah ini, tidak hanya mengkhawatirkan Israel—sebuah negara yang para pemimpinnya telah setuju untuk menjadi penghancur—tetapi juga negara tetangga Arab Saudi, sebuah negara yang menyediakan sarana serangan pasukan tentara jika diperlukan.
  2. Asia Selatan: Perselisihan secara berkala menyala antara India dan Pakistan, dengan kekuatan nuklir keduanya; wilayah barat laut Pakistan berperang dengan penyerbu gerilyawan terus berlanjut. Juga ada perselisihan yang terus berlanjut antara Korea Selatan dan tentara nuklir Korea Utara.
  1. Lokasi lain yang terus panas juga termasuk Eropa dan konflik yang sedang terjadi di Ukraina, dimana sebagian dari negara itu ditelan oleh pasukan dari Federasi Rusia. Bangsa sesungguhnya sedang “bangkit melawan bangsa,” sebagaimana ditunjukkan oleh daftar peperangan dan konflik. Ancaman lain datang dari yang bukan bangsa, seperti yang disebut “Negara Islam.” Kelompok ini telah terlibat dan mendorong serangan-serangan teroris di Eropa dan Amerika Serikat, menyatakan bahwa kelompok ini bangkit untuk menghancurkan Dunia Barat di dalam perang suci untuk mengakhiri semua peperangan.

Peningkatan dramatis tentang “perang atau kabar-kabar tentang perang” bukanlah sebuah khayalan—itu adalah sebuah kenyataan. Menurut World Humanitarian Summit tahun 2016, diperkirakan “1,5 miliar orang tinggal di wilayah-wilayah yang dihantui dengan konflik kekerasan, di mana kerusakan ekonomi global mencapai nilai USD 14,3 triliun per tahun.” Berita yang sama menunjukkan “lebih dari 30 juta anak-anak tidak memiliki rumah karena peperangan, bencana alam, dan krisis lainnya,” angka tertinggi sejak akhir dari Perang Dunia II.

KELAPARAN

Setelah peperangan, umumnya kelaparan mengikuti. Sebagai contoh, jutaan pengungsi dari Irak dan Siria sering kali ditemukan kurang gizi di dalam tenda-tenda pengungsian atau dalam perjalanan mereka ke Eropa dan negara-negara lain. Program Pangan Dunia PBB mengatakan, “795 juta orang di dunia tidak memiliki cukup makanan. … Itu sekitar satu dari sembilan orang di dunia.” Sebuah kekacauan yang tiba-tiba dalam persediaan makanan dapat berubah dengan cepat menjadi sebuah kelaparan masal.

PENYAKIT DAN WABAH

“Biarkan saya memberikan sebuah peringatan yang serius. Apa yang sedang kita lihat sekarang ini terlihat lebih dan lebih lagi seperti sebuah kebangkitan yang dramatis akan ancaman dari penyakit-penyakit yang menular yang muncul dan muncul kembali. Dunia ini tidak siap untuk mengatasinya,” demikian pernyataan Dr. Margaret Chan, seorang dokter yang mengepalai Organisasi Kesehatan Dunia. Berita utama pada tahun 2016 tentang penyebaran virus Zika yang sangat cepat berbicara mengenai ancaman ini. Virus ini dapat menyebabkan cacat lahir yang mengerikan dan dipercaya bahwa virus ini dibawa oleh jenis nyamuk tertentu; hal itu menyebabkan panik yang luas saat Olimpiade Musim Panas.

Sebagian besar berita utama internasional pada tahun 2014 berpusat pada sebuah wabah virus Ebola di Afrika Barat. Dengan cepat virus itu membunuh lebih dari 11.000 orang. Orang-orang yang membawa virus ini ada di negara-negara yang jauh dari zona wabah itu, menyebabkan gelombang kepanikan di seluruh dunia. Krisis influenza pada tahun 1918 membunuh 25 juta orang

dalam satu tahun. Penyakit-penyakit lain yang menyebar dengan cepat telah membawa konsekuensi yang tragis, seperti pada wabah AIDS yang mulai pada tahun 1980-an.

Dan yang menjadi berita utama saat ini adalah tentang wabah virus korona, Indonesia pun sekarang sedang dilanda pandemic COVID-19. Sejak pandemi COVID-19, hampir semua aspek kehidupan dipaksa untuk menyesuaikan situasi, seperti kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan Work From Home (WFH) yang ditujukan untuk menurunkan risiko penyebaran virus. Per tanggal 20 Oktober 2021 ada penambahan 914 kasus baru yang membuat total kasus corona di Indonesia berjumlah 4.237.201.

BENCANA ALAM

Michael Synder, dalam blognya yang terkenal “Kejatuhan Ekonomi,” pada tahun 2016 mencatat bahwa kerak bumi menjadi “semakin tidak stabil,” dengan empat puluh gunung berapi aktif yang erupsi pada saat itu dan lebih dari 3.000 gempa bumi dalam kurun waktu beberapa bulan. Ia menulis, “Seluruh pantai barat Amerika Serikat ada di sepanjang [zona seismik yang dikenal dengan] “Lingkaran Api,” dan hampir setiap bagian Lingkaran Api Pasifik (deretan gunung berapi) ini sedang berkecamuk.”

Sebuah gempa bumi atau erupsi gunung berapi besar dapat  mendatangkan malapetaka hanya dalam beberapa menit. Penduduk San Francisco di area pesisir tertegun pada tahun 1989 ketika sebuah gempa bumi menghantam sebuah malam pada bulan Oktober, membunuh 67 orang, meruntuhkan sebuah jembatan utama, dan menyebabkan kerugian miliaran dolar.

Enam tahun setelah itu, area Osaka-Kobe di Jepang diguncangkan oleh gempa bumi dengan skala 6,9 yang membunuh ribuan orang. Dan pada tahun 2011, gempa bumi Fukushima di Jepang utara memicu kepada insiden nuklir yang menyebarkan radiasi yang mematikan dan mengakibatkan 1.000 kematian. Beberapa pengamat mencatat, gempa bumi ini meningkat frekuensi dan intensitasnya. Dan seperti yang telah tampak di Fukushima, kerusakan dari gempa bumi itu sendiri tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan kerusakan susulan akibat tsunami atau bencana lain yang dilepaskan oleh pergeseran tektonik.

KERUNTUHAN MORAL

Ketika Yesus mengatakan kepada murid-murid-Nya bahwa tidak ada seorang pun yang tahu hari atau waktu kedatanganNya, Ia menambahkan, “Sebab sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia” (Matius 24:37).

Seperti apa hari-hari pada zaman Nuh? Di dalam Kejadian pasal 6, Alkitab mengatakan, “Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalumembuahkan kejahatan semata-mata, … Adapun bumi itu telah rusak di hadapan Allah dan penuh dengan kekerasan. Allah menilik bumi itu dan sungguhlah rusak benar, sebab semua manusia menjalankan hidup yang rusak di bumi” (ayat 5, 11, 12).

Anda tidak perlu memandang terlalu jauh untuk melihat hal-hal itu terjadi sekarang ini. Hanya dalam beberapa tahun, hal-hal yang tak terduga di dalam masyarakat telah terjadi. Pemerintahan di seluruh dunia telah melegalkan pernikahan yang jauh dari rancangan Tuhan yang mula-mula. Kebejatan moral di dalam seksualitas dilakukan secara terbuka, menuntut danmenerima pengakuan di dalam masyarakat secara meluas.

Angka perceraian telah meroket, dan di kebanyakan negara, lebih banyak pasangan hidup bersama tanpa adanya pernikahan daripada mereka yang mengikat tali pernikahan. Banyak anak dilahirkan tanpa struktur orang tua tradisional dengan ayah dan ibu seperti sebelumnya.

Tidak diperlukan banyak imajinasi untuk melihat bahwa tanda-tanda akhir zaman sedang digenapi dengan sangat cepat. Kita dapat mengetahui bahwa Tuhan siap untuk bertindak dengan segera atas dunia ini untuk menyelamatkan mereka yang telah Ia ciptakan, kasihi, dan selamatkan dengan mengirimkan Putra tunggal-Nya.

Tetapi saat ini tidak akan ada air bah seperti pada zaman Nuh—melainkan saat itu adalah kembalinya Kristus untuk menetapkan sesuatu yang baru bagi mereka yang percaya di dalam Dia. Tidak akan ada lagi kelaparan, penyakit, atau bencana alam yang menghantui masyarakat. “Mereka tidak akan lagi belajar perang” (Mikha 4:3).

Betapa sebuah hari yang sangat mulia dan indah!


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *