Yohanes Pembaptis

TIDAK ADA YANG LEBIH BESAR DARI YOHANES PEMBAPTIS

Renungan Harian
Mari bagikan artikel ini

Mereka yang Sudah Menang
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak pernah tampil seorang yang lebih besar dari pada Yohanes Pembaptis. Matius 11:11.

Pohon buluh yang tinggi yang telah bertumbuh di tepi sungai Yordan, yang tunduk bila ditiup angin adalah tepat mewakili rabbi-rabbi yang berdiri sebagai pengkritik dan hakim akan pekerjaan Yohanes Pembaptis. Mereka digoyangkan ke sana-sini oleh angin pikiran populer. Mereka tidak mau menerima akan pekabaran penyelidikan hati dari Yohanes Pembaptis, tetapi karena takut akan orang banyak mereka tidak berani menentang pekerjaan itu secara terang-terangan. Tetapi pesuruh Tuhan tidak mempunyai roh penakut seperti itu. Orang banyak yang berkumpul mengelilingi Kristus telah menjadi satu pekerjaan Yohanes Pembaptis. Mereka telah mendengar akan keberaniannya dalam menegur dosa. Baik kepada orang Farisi yang merasa diri suci, imam-imam, Saduki. Raja Herodes dan anggota majelis, putera dan tentara, pemungut cukai dan petani, Yohanes berkata dengan cara ketegasan yang sama. Ia bukannya bambu yang bergerak-gerak, yang digoyangkan oleh angin pujian dan prasangka manusia. Selama ia meringkuk, dalam penjara, kesetiaannya kepada Allah dan kegiatannya untuk mencapai kebenaran adalah sama dengan apabila ia berkhotbah di padang belantara. Oleh kesetiaannya pada prinsip, maka ia teguh sebagai sebuah batu. . . .

Dalam pengumuman kepada Zhakaria sebelum kelahiran Yohanes, malaikat berkata, “Karena ia akan menjadi besar kepada pemandangan Tuhan.” Pada pemandangan Sorga, apakah yang menjadikan kebesaran itu? Bukankah kebesaran sebagai anggapan dunia ini. . . . Adalah nilai akhlak yang dinilai Allah. Kasih dan kesucian adalah sifat-sifat yang sangat dihargakan oleh Tuhan. Yohanes adalah besar pada pemandangan Tuhan, karena bila ia di hadapan pesuruh Sanhedrin, di hadapan orang banyak, di hadapan murid-muridnya sendiri, ia menjauhkan dirinya dari pada mencari penghormatan dirinya, melainkan menunjukkan seluruhnya kepada Yesus sebagai Seorang yang dijanjikan. Kegembiraannya yang tidak mementingkan diri- dalam pelayanan akan Kristus, menunjukkan contoh keagungan yang belum pernah dinyatakan pada seorang manusia.”

Hidupku Kini, hlm. 331


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *