“Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.” Filipi 1:21
Pernahkah Saudara bertanya pada diri sendiri tentang hidup ini: “Mengapa saya hidup? Untuk apa saya hidup? Setelah saya mati nanti, apakah saya masuk sorga atau neraka?” Ataukah kita tidak peduli dengan itu semua, yang penting hidup untuk makan dan makan untuk hidup. Mungkin yang lain berprinsif: mengalir saja dalam menjalani hidup ini, yang penting dibuat senang, urusan mati itu urusan nanti. Ingat! Setiap orang harus memiliki tujuan dalam hidupnya, jangan sampai kita menjalani hidup ini tanpa ada tujuan. Dengan memiliki tujuan hidup yang jelas (sasaran yang hendak dituju), hidup kita akan lebih bermakna, semakin memotivasi kita, mendisiplinkan kita dan mengontrol kita ke arah yang benar. Ada tertulis: “Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi, demikian pula Kristus hanya satu kali saja mengorbankan diri-Nya untuk menanggung dosa banyak orang. Sesudah itu Ia akan menyatakan diri-Nya sekali tanpa menanggung dosa untuk menganugerahkan keselamatan kepada mereka, yang menantikan Dia.” (Ibrani 9:27-28).
Masuk sorga atau neraka kelak sangat ditentukan oleh tujuan hidup kita. Alkitab jelas menyatakan bahwa manusia ditetapkan untuk mati satu kali, setelah itu ia akan dihakimi. Oleh karena itu hiduplah dengan tujuan yang benar seperti rasul Paulus berniat demikian: “…bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.” Rasul Paulus memiliki tujuan hidup yang jelas yaitu hidup yang meninggikan dan memuliakan nama Tuhan; hidup Paulus adalah bagi Kristus dan untuk Kristus. Karena itu dia berkata, “..jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah” (Filipi 1:22a). Artinya Paulus berusaha untuk melakukan yang terbaik bagi Kristus, menjadikan Tuhan Yesus sebagai teladan utama dalam hidupnya, serta menempatkan Dia lebih dari apa pun yang ada di dunia ini. Tertulis: “Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup.” (1 Yohanes 2:6). Semua itu harus dibuktikan dalam tindakan yang benar-benar nyata.
Paulus telah membuktikan komitmennya itu: seluruh hidupnya dicurahkan untuk Injil sehingga nama Yesus dimuliakan.
Ujian dan tantangan yang ada tak menggoyakan iman dan pengharapan Paulus di dalam Kristus, bahkan ia terus “…berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus” (Filipi 3:14).