UTUSAN KRISTUS DI DUNIA INI

Renungan Harian
Mari bagikan artikel ini

Mereka bukan dari dunia ini, sama seperti Aku bukan dari dunia. Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran. Yoh. 17:16, 17

Yesus. . . berkata, “Dan Aku menguduskan diri-Ku bagi mereka, supaya mereka pun dikuduskan dalam kebenaran” (Yoh. 17:19). “Firman-Mu adalah kebenaran.” Kalau begitu, kita perlu mengetahui firman Tuhan, mempelajari dan melakukannya dalam hidup. Kita menyangkal Yesus sebagai Seorang yang menanggung dosa isi dunia ini jikalau kita tidak menyatakan kepada dunia pengaruh kebenaran yang menyucikan terhadap tabiat kita, setelah kita menerima kebenaran. Jikalau kita tidak menjadi Iaki-laki dan perempuan yang Iebih baik, jikalau kita tidak menjadi orang yang Iebih berhati baik, Iebih berbelas kasihan, Iebih sopan santun, Iebih penuh kelemahlembutan dan kasih, jikalau kita tidak menunjukkan kepada orang, lain kasih yang menuntun Yesus datang ke dunia ini dalam misi belas kasihan-Nya, kita tidak menyaksikan kepada dunia ini kuasa Yesus Kristus.

Yesus hidup bukan untuk menyenangkan diri-Nya sendiri. Ia memberikan diri-Nya sebagai korban yang hidup untuk kebaikan orang lain. Ia datang untuk mengangkat, memuliakan, untuk membuat bahagia semua yang berhubungan dengan Dia. Mereka yang menerima Kristus akan rneninggalkan semua yang tidak sopan, kekasaran, dan akan menyatakan keramahan, kebaikan, yang tinggal dalam Yesus, sebab Kristus tinggal dalam hati mereka oleh iman. Kristus adalah terang yang bersinar di dalam kegelapan, dan para pengikut-Nya juga akan menjadi terang dunia ini. Mereka akan menyalakan lilin dari mezbah Ilahi. Tabiat yang disucikan melalui kebenaran akan menambah polesan yang sempurna.

Kristus adalah teladan kita, tetapi kecuali kita memandang Dia, kecuali kita merenungkan tabiat-Nya, kita tidak akan memantulkan tabiat-Nya dalam kehidupan kita sehari-hari. Ia lembut dan rendah hati. Ia tidak pernah melakukan tindakan yang kasar dan tidak sopan, tidak pernah mengucapkan kata-kata yang tidak sopan. Tuhan tidak senang dengan tindakan kita yang kasar, keras dan tidak bersimpati kepada orang lain. Semua sifat mementingkan diri sendiri ini harus dibuangkan dari tabiat kita, dan kita harus memakai kuk Kristus. Kemudian kita. . . akan disesuaikan kepada persekutuan malaikat-malaikat surgawi. Kita tinggal di dunia ini, tetapi kita bukan dari dunia ini. Kita menjadi utusan-utusan Yesus Kristus. Seperti Tuhan kehidupan dan kemuliaan datang ke dunia kita untuk menyatakan Bapa, demikianlah kita pergi ke dunia ini untuk menyatakan Yesus.

Inilah Hidup yang Kekal Hal. 305


Mari bagikan artikel ini

2 thoughts on “UTUSAN KRISTUS DI DUNIA INI

  1. Wahai orang-orang yg mengaku pengikut yesus.
    Sudahkah anda menjual seluruh harta kalian dan membagikannya ke orang miskin?
    Bagaimana anda bisa mengaku pengikut yesus jika masih berharta?

    1. Terima Kasih saudara Reagan.

      Tuhan Yesus dalam perumpamaan tentang talenta, mengatakan bahwa setiap talenta diberikan kepada setiap orang, minimal 1 talenta. Berbicara, kemampuan berjalan kaki juga adalah telenta atau harta. Dan ini juga adalah talenta dari Tuhan yang akan diminta pertanggungjawabannya.

      Dalam hal menjual seluruh harta, kita juga memiliki hikmat dari pada Tuhan. Memang benar akan ada suatu masa di mana talenta yang berbentuk harta kekayaan seperti emas, perak, tanah uang dll akan tidak dapat digunakan lagi untuk memajukan pekerjaan Tuhan — ketika suatu undang-undang/peraturan kebebasan beragama sudah rusak. Di sana kita bahkan harus tinggalkan atau “menjual” semua harta benda dunia tersebut apabila kita ingin hidup dengan tetap memegang prinsip iman kita.

      Ataupun di saat damai seperti sekarang ini, kita pun harus bijak dalam menggunakan harta benda talenta kita untuk mengerjakan pekerjaan Tuhan. Jangan sampai pekerjaan Tuhan terhambat karena kita tidak menyokongnya dengan setiap talenta kita. Dan setiap talenta kita pun dapat kita kembangkan, uang dapat kita usahakan sehingga uang yang kita miliki dapat menjadi banyak. Akhirnya kita dapat secara berkelanjutan menyokong pekerjaan Tuhan, bukannya dijual semuanya namun setelah itu tidak dapat menyokong lagi.

      Jadi harta bukanlah suatu dosa, karena anak, istri, setiap kemampuan kita juga adalah harta. Bahkan Yesus dan muridnya pun tetap memiliki harta, mereka malah punya bendahara. Paulus juga mencari harta dengan jalan membuat tenda, karena Paulus memiliki talenta membuat tenda, uang hasilnya dia pakai untuk menyokong pelayanannya. Bahkan Nikodemus, dengan hartanya dia gunakan untuk membantu jemaat mula-mula. Orang Majus, dengan hartanya menolong Yusuf Maria dan bayi Yesus. Tentu mereka semua adalah orang yang bekerja mencari harta.

      Mungkin maksud pertanyaan saudara adalah tentang pemuda yang kaya yang oleh Yesus suruh menjual seluruh hartanya. Apakah sebenarnya perbedaan antara pemuda yang kaya ini dengan para pekerja Tuhan seperti yang sudah disebutkan di atas?
      Para pekerja Tuhan mencari harta, hartanya hanya sebagai fasilitas untuk menunjang tujuan utama hidupnya, yaitu memuliakan Tuhan. Ketika harta mereka habis, mereka bekerja lagi, bukan juga meminta-minta/mengemis minta persembahan dari jemaat, walaupun mereka berhak. Paulus sebagai misionari lakukan itu, para misionari jaman Elisa juga bekerja, berkebun, bertukang.

      Pemuda yang kaya itu mencari harta, hartanya dia gunakan sebagai tujuan utama hidupnya. Artinya pemuda kaya ini memiliki ilah lain yaitu hartanya itu. Maka jangan heran kalau pemuda itu sedih ketika hartanya diperintahkan dijual.

      Jadi gunakanlah harta Anda dengan bijaksana dan sebaik-baiknya untuk fasilitas memajukan pekerjaan Tuhan.

      Terima kasih, kiranya boleh menjadi berkat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *