Amazingfacts.id: Logo “swoosh” yang sudah tidak asing lagi pada sepasang sepatu tenis segera dikenali oleh kebanyakan orang sebagai simbol untuk produsen perlengkapan olahraga terbesar di dunia, Nike.
Dewi Kemenangan
Blue Ribbon Sports, yang diluncurkan pada tahun 1964, menjadi Nike pada tahun 1971 dan dinamai sesuai dengan nama dewi kemenangan Yunani.
Namun kata Yunani ini, nikaō, memiliki aplikasi yang jauh lebih besar daripada sepatu lari. Kata ini berarti “menaklukkan” dan “menjadi pemenang”, dan digunakan dalam ayat ini oleh “salah satu tua-tua” untuk menggambarkan Kristus. Kata ini muncul dalam Perjanjian Baru sebanyak 28 kali – enam kali dalam kitab Wahyu.
Membuka Gulungan Kitab
Ketika “tidak ada seorang pun yang didapati layak untuk membuka dan membaca gulungan kitab itu,” sebuah dokumen yang berisi takdir umat manusia, Yohanes “menangis tersedu-sedu.” Masa depan dunia kita yang telah jatuh ke dalam dosa dipertaruhkan; oleh karena itu, keheningan awal dari pertanyaan malaikat yang kuat itu, “Siapakah yang layak membuka gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya?” membuat sang rasul bersedih.
Tetapi kesedihannya terputus. Penatua itu menunjuk kepada “Singa dari suku Yehuda,” yang merupakan ciri khas Kristus yang memiliki otoritas dan kekuatan seorang raja. Yakub, ketika memberkati anaknya Yehuda, secara nubuat menggambarkan garis keturunannya dari mana Mesias dinubuatkan akan lahir sebagai “pangkal singa”. (Lihat Kejadian 49:9, 10).
Yesus Jaminan Masa Depan Saya
Demikian juga, Kristus adalah “Tunas Daud,” yang berarti bahwa Ia tidak hanya berasal dari garis keturunan raja Israel yang perkasa ini, tetapi Ia sebenarnya mendahului Daud. Menyebut Yesus sebagai “ranting” Daud berarti bahwa Kristus datang setelah Daud. Namun, pada kenyataannya, Yesuslah yang menciptakan manusia.
Dalam peperangan besar antara yang baik dan yang jahat, hanya Anak Allah yang ilahi yang dapat menang atas Iblis, karena hanya Dia yang dapat menegakkan karakter Allah. Di Kalvari, Yesus menjadi seperti “anak domba yang telah disembelih” (Wahyu 5:6).
Yesus, semoga saya tidak akan pernah menangisi nasib saya di masa depan karena Engkau telah menaklukkan musuh saya dan menjamin keselamatan saya. Terima kasih!
Untuk Studi Lebih Lanjut: Yesaya 11:10; Matius 21:9; Matius 22:41-45.
Maka menangislah aku dengan amat sedihnya, karena tidak ada seorang pun yang dianggap layak untuk membuka gulungan kitab itu ataupun melihat sebelah dalamnya. Wahyu 5:4.