AKU MAU MENGENDALIKAN DIRI WAKTU MAKAN

Renungan Harian
Mari bagikan artikel ini

Melatih Pengendalian Diri

Berbahagialah engkau tanah, kalau. .. pemimpin-pemimpinmu makan pada waktunya dalam keperkasaan dan bukan dalam kemabukan! Pengkhotbah 10:17

Dengan memelihara kebiasaan pertarakan yang teratur dalam segala hal akan mendatangkan kuasa yang kuat. Hal itu lebih kuat dari pada keadaan atau pembawaan yang alamiah dalam usaha mengembangkan tabiat yang baik dan tenteram, yang dianggap kuat untuk melicinkan jalan hidup. Pada saat yang sama kuasa pengendaiian diri sendiri yang diperoleh dengan demikian akan mendapat suatu dari perkakas yang paling bernilai untuk meraih hasil yang amat baik dengan tugas yang berat dan kenyataan-kenyataan yang sedang menantikan setiap orang.

Kami mengajak agar prinsip pertarakan dijalankan dalam segala segi kehidupan rumah tangga; . . . agar penyangkalan diri dan pengendalian diri sendiri diajarkan kepada anak-anak, dan dengan tegas dijalankan mulai dari masa bayi mereka.

Anak-anak haruslah diajar jangan menurut kehendak sendiri, tetapi kemauan orang tualah yang harus menuntun mereka. Salah satu pelajaran yang amat penting dalam hubungan ini adalah pengendalian nafsu makan. Mereka haruslah belajar makan teratur menurut waktunya dan sama sekali jangan mengizinkan mereka makan di antara waktu makan yang telah ditentukan. . . .

Anak-anak yang dibesarkan dalam cara ini jauh Iebih mudah dikendalikan dari pada mereka yang dimanjakan makan segala sesuatu menurut selera mereka dan pada sebarang waktu. Pada umumnya mereka tampak riang gembira, senang dan sehat. Meskipun orang yang paling keras kepala, bernafsu dan keras hati telah menjadi orang yang patuh, sabar, dan memiliki pengendalian diri karena sungguh- sungguh mengikuti peraturan cara makan, terikat juga dengan cara pengurusan yang tegas terhadap hal-hal lainnya.

Biarlah setiap orang muda di negeri kita, dengan pelbagai kemungkinan yang terbentang di depannya tentang nasib yang Iebih tinggi dari pada raja-raja yang dimahkotai, mempertimbangkan pelajaran yang terkandung dalam perkataan orang bijaksana, “Berbahagialah engkau tanah, kalau . . . pemimpin-pemimpinmu makan pada waktunya dalam keperkasaan dan bukan dalam kemabukan!”

Hidupku Kini, Hal. 84


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *