MATI LAMPU

Renungan Harian
Mari bagikan artikel ini

Padamnya Listrik di Amerika Serikat Bagian Timur Laut tahun 2003 adalah musibah padamnya listrik paling luas kedua dalam sejarah. Pada tanggal 14 Agustus yang terik, sekitar pukul 16:10, beberapa bagian dari delapan negara bagian timur laut dan Ontario, Kanada, kehilangan aliran listrik total. Malam itu diperkirakan 55 juta orang mati listrik, karena lebih dari 508 unit pembangkit listrik mati. Dengan durasi padam mencapai 25 jam, padamnya listrik benar benar menunjukkan ketergantungan kehidupan modern kita pada listrik.

Ribuan orang menjadi korban akibat padamnya listrik. Bandara membatalkan penerbangan—pusat kendali lalu lintas udara tidak berfungsi, penumpang tidak dapat lagi diperiksa, dan informasi tiket elektronik tidak tersedia. Layanan Amtrak dihentikan, dan banyak SPBU tidak dapat memompa bensin. Di New York City, lampu lalu lintas padam, menyebabkan kemacetan yang terburuk. Banyak komuter terjebak di kota semalaman, dan beberapa tidur di taman dan di tangga gedung-gedung publik. Ratusan orang terjebak di lift, serta di gerbong kereta bawah tanah yang terhenti.

Sirkuit seluler kelebihan beban, dan dalam beberapa kasus generator cadangan di situs seluler kehabisan bahan bakar. Di New York City, bahkan 9-1-1 tidak berfungsi selama beberapa waktu sepanjang malam. Pasokan air terpengaruh ketika pompa listrik gagal—penduduk di Detroit, Lansing, dan Cleveland diperintahkan untuk merebus air mereka selama empat hari berikutnya. Selain itu, pompa limbah gagal, menyebabkan limbah yang tidak diolah mengalir ke sungai dan saluran air di dekat Lansing, Detroit, Cleveland, New York, Newark, dan Kingston, Ontario. Musibah listrik ini menyebabkan sebelas orang meninggal dunia. Hal ini juga menimbulkan ketakutan bahwa boleh jadi hal ini dilakukan oleh teroris.

Gugus tugas dibentuk untuk menemukan apa yang salah. Akhirnya dilaporkan bahwa koneksi jaringan yang sudah usang dan tidak memadai yang menjadi penyebabnya.

Hidup adalah tentang hubungan kita dengan keluarga dan teman, tetapi hubungan yang paling penting adalah dengan Tuhan. Sama seperti cara hidup modern kita terhenti tanpa listrik, kehidupan rohani kita tidak dapat dipertahankan ketika hubungan kita terputus—kedamaian batin, kesaksian lahiriah, dan keselamatan akhir kita semua bergantung pada hubungan yang solid dengan Pencipta kita. Tidak ada yang lebih penting dari itu!

Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. Yohanes 15:4.

-Doug Batchelor-


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *