Bunuh Diri – Sebuah Tindakan Terakhir

Blog AFI
Mari bagikan artikel ini

Blog_SuicideBanyak penggemar hancur hatinya saat mereka mendengar berita bahwa komedian terkenal Robin Williams mengakhiri hidupnya pada tanggal 11 Agustus 2014. Aktor Amerika tersebut menjadi terkenal tahun 70-an saat memerankan seorang alien di seri TV Mork and Mindy. Dia juga berperan dalam lusinan film terkenal dan memenangkan banyak penghargaan peran, suatu akumulasi prestasi yang mengagumkan dalam perjalanan hidupnya.

Williams berterus terang akan pergumulannya dengan alkohol, obat-obatan, dan depresi. Di awal kariernya yang menanjak ia menjadi kecanduan kokain, tetapi meninggalkannya setelah kematian mendadak teman aktor sekerjanya John Belushi akibat overdosis, Williams berpaling pada bersepeda untuk membantu dirinya mengatasi depresi, tetapi sayangnya pada akhirnya dia kalah dalam pertempuran itu.

Depresi adalah penyakit yang kompleks dengan banyak faktor berkontribusi pada perasaan keputusasaan, jadi saat menyangkut bunuh diri, kita harus berhati-hati untuk tidak menilai terlalu cepat. Kita tidak tahu pikiran dan pengalaman dari seseorang yang mengakhiri hidupnya sendiri. Hanya Tuhan yang tahu isi hati seseorang (Mazmur 139:1). Maka dari itu kita harus meninggalkan takdir akhir seseorang pada tangan-Nya.

Tetapi bunuh diri masih tetap sebuah “pilihan final” – adalah mustahil untuk merubah pikiran Anda berdasarkan fakta. Kita juga harus mengetahui nilai kehidupan yang ditekankan di Alkitab (Keluaran 20:13) dan bahwa di dunia yang dipenuhi dosa ini, bunuh diri adalah sebuah pelanggaran kehendak Tuhan.

Sementara Alkitab tidak membahas secara spesifik masalah bunuh diri, kita menemukan contoh dari orang-orang yang bunuh diri di Firman Tuhan. Abimelekh telah terluka parah dan meminta bujangnya mengakhiri hidupnya (Hakim-hakim 9:54). Simson dengan sengaja menghancurkan sebuah gedung yang dipenuhi dengan musuhnya, demikian dia mengakhiri hidupnya (Hakim-hakim 16:29-31). Raja Saul meminta bujang pembawa senjatanya untuk mengakhiri hidupnya setelah dia kehilangan anak-anaknya dan pasukannya dalam pertempuran (1 Samuel 31:3-6). Ahitofel menggantung dirinya sendiri (2 Samuel 17:23). Zimri dengan sengaja membakar istana raja dan mati di dalamnya (1 Raja-raja 16:18). Yudas, seorang murid yang mengkhianati Yesus, pergi dan menggantung dirinya sendiri (Matius 27:5).

Semua kisah-kisah tersebut, kecuali yang dari Simson, tidak dihadirkan dengan persetujuan. Yang lainnya dengan jelas menggambarkan orang-orang yang tak kenal Tuhan bertindak dalam keputusasaannya. Tetapi Simson didaftarkan di antara pahlawan iman dalam Ibrani 11. Kematian pengorbanan dirinya telah dibandingkan dengan pengorbanan Kristus di kayu salib.

Akan tetapi bunuh diri adalah sebuah kehilangan tragis bagi mereka yang ditinggalkan. Itu tidak seharusnya menjadi waktu untuk saling tuding dan menghakimi orang lain – akan tetapi itu perlu dijadikan kesempatan untuk merenung dan berdoa tentang apa sebetulnya yang penting dalam kehidupan ini, dan bagaimana kita dapat membantu yang lain menemukan kebahagiaan kekal dalam Yesus Kristus.

Robin Williams disukai jutaan orang, dalam semua catatan yang ada ia adalah sebuah bagian keluarga yang indah, dan dapat memiliki semua yang uang dapat berikan. Akan tetapi keputusasaan membinasakan dia. Di akhir zaman ini, kita perlu selalu mengingat bahwa harapan utama tidak ditemukan dalam hal-hal yang ada di dunia ini – yang pada akhirnya akan menjadi abu – tetapi hanya dalam Yesus Kristus saja.

Jika Anda ingin tahu mengapa umat Kristen mengalami banyak masalah klik di sini dan mempelajarinya lebih dapat klik di sini.


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *