Perlindungan Orang Muda

MENGHEMBUSKAN MUSUH

Renungan Harian
Mari bagikan artikel ini

Pekerjaan Roh Kudus

Apabila musuh itu datang seperti air bah, maka nafas Tuhanpun akan menghembuskan dia selaku angin ribut. Yesaya 59:19 {Terjemahan Lama}

Yesus selalu siap sedia memberikan Roh Kudus pada saat yang genting untuk membantu melawan kekurangan-kekurangan kita, serta memberikan penghiburan yang teguh bagi kita.

Mereka yang terus-menerus belajar dalam sekolah Kristus akan disanggupkan menempuh jalan mereka yang sukar, dan usaha setan untuk menarik keseimbangan mereka dapat dipatahkan dengan gemilang. Pencobaan itu bukanlah dosa. Yesus adalah kudus dan tidak bernoda, namun demikian Ia dicobai dalam segala hal sebagaimana kita dicobai tetapi dengan suatu kekuatan dan tekanan yang belum pernah diderita oleh manusia. Dalam perlawananNya yang berhasil itu, la telah meninggalkan pada kita suatu teladan yang gilang-gemilang, agar kita dapat mengikuti jejakNya. Jika kita yakin akan diri sendiri atau merasa benar maka kita akan dibiarkan jatuh ke dalam kuasa pencobaan; akan tetapi jika kita memandang kepada Yesus dan berharap padaNya berarti kita memohon pertolongan kuasa yang telah mengalahkan musuh di medan perang, dan la akan menyediakan jalan kelepasan dari setiap pencobaan. Bilamana setan datang menyerbu bagaikan airbah, kita haruslah menghadapi pencobaan itu dengan pedang Roh, dan Yesus akan menjadi penolong kita serta akan menghembuskan selaku angin ribut.

Roh Kudus dijanjikan kepada mereka yang bergumul untuk mencapai kemenangan, dalam pertunjukan segala kekuatan, memberikan kepada manusia kuasa yang Iuar biasa serta mengajar orang bodoh dari hal rahasia kerajaan Allah. Bahwa Roh Kudus akan menjadi penolong besar adalah sebuah janji yang amat indah. . . . Roh Kudus yang diberikan itu menyanggupkan murid-muridNya, para rasul, berdiri teguh melawan setiap macam penyembahan berhala, dan akan mengagungkan Tuhan saja.

Oleh Roh KudusNya la hadir di mana-mana. Dengan perantaraan RohNya dan malaikat-malaikatNya la melayani anak-anak manusia.

Hidupku Kini, hal. 50


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *