PARA PENDENGAR DI JALAN BERBATU

Renungan Harian
Mari bagikan artikel ini

Amazingfacts.id: Bagaimana dengan para pendengar di jalan berbatu, apa maksud dari perumpamaan tersebut?

akar yang lembut

Benih yang ditabur di atas tanah berbatu menempati tanah yang tipis untuk menumbuhkan akar.

Tanaman itu dengan cepat bertunas, tetapi akar yang lembut tidak dapat menembus ke dalam batu dan mendapatkan makanan untuk mempertahankan pertumbuhan tanaman, maka ia segera mati.

Sejumlah besar orang yang mengaku beragama dapat dilambangkan oleh para pendengar tanah bebatuan ini.

Mereka adalah golongan yang dengan mudah diyakinkan, tetapi hanya berupa agama yang dangkal.

Ada beberapa orang yang menerima kebenaran berharga dengan sukacita; mereka sangat bersemangat, dan mengekspresikan kekaguman bahwa semua orang tidak dapat melihat hal-hal yang begitu jelas bagi mereka.

Mereka mendesak orang lain menganut doktrin yang mereka rasa begitu memuaskan.

tidak tahan uji

Mereka dengan tergesa-gesa menyalahkan yang ragu-ragu dan mereka yang dengan berhati-hati menimbang bukti-bukti kebenaran, dan mempertimbangkannya dalam segala hal.

Namun di masa pencobaan, orang-orang yang antusias ini terlalu sering jatuh dan gagal.

Sebagaimana akar tanaman yang menembus masuk ke dalam tanah, mengumpulkan kelembaban dan nutrisi dari tanah.

Begitu pula orang-orang Kristen harus tinggal di dalam Kristus, menarik sari dan makanan dari Dia, sebagaimana ranting pohon anggur, sampai mereka tidak dapat berpaling dari Sumber kekuatan mereka oleh pencobaan-pencobaan.

Para pendengar tanah berbatu dapat bersukacita selama semusim, karena mereka mengira bahwa agama itu sesuatu yang akan membebaskan mereka dari ujian dan semua kesulitan. Mereka tidak memperhitungkan harganya.

perlunya kewaspadaan kekal

Kelompok yang Yesus lambangkan sebagai para pendengar tanah berbatu mempercayai pekerjaan baik mereka, dorongan hati mereka yang baik, dan kuat dalam diri mereka sendiri, dalam kebenaran mereka sendiri.

Mereka tidak “kuat dalam Tuhan, dan kekuatan kuasaNya.” Mereka tidak merasa bahwa kewaspadaan kekal adalah harga dari keselamatan.

Mereka mungkin telah mengenakan persenjataan Allah yang lengkap, dan telah mampu bertahan melawan tipu muslihat musuh.

Janji-janji Allah yang berkelimpahan diberikan demi keuntungan mereka, dan karena mempercayai Firman Allah.

Mereka mungkin telah berpakaikan “Demikian firman Tuhan” dan telah disanggupkan menghadapi perlengkapan lihai dari musuh; karena ketika musuh datang seperti banjir, Roh Tuhan akan mengangkat satu standar terhadap dia.

Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itu pun segera tumbuh, karena tanahnya tipis.” Matius 13:5.

 

-Suara Hati Nurani, Hlm. 105-


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *