Supaya hati mereka terhibur dan mereka bersatu dalam kasih, sehingga mereka memperoleh segala kekayaan dan keyakinan pengertian, dan mengenal rahasia Allah, yaitu Kristus, sebab di dalam Dialah tersembunyi segala harta hikmat dan pengetahuan. Kol. 2:2, 3.
Kristus berkata, “Segala sesuatu yang Bapa punya, adalah Aku punya.” “Aku dan Bapa adalah satu” (Yoh. 16:15; 10:30). “Dan Aku menentukan hak-hak Kerajaan bagi kamu” (Luk. 22:29). Tuhan Yesus meletakkan tangan-Nya di atas takhta kekal Tuhan dengan segala ketenangan dan kepastian seorang yang mengatur dan memerintah, memakai di kepala-Nya mahkota Keilahian. Ia duduk di sebelah kanan Tuhan dan menerima penghormatan tertinggi sebagai Tuhan, kemuliaan yang dimiliki-Nya sebelum dunia ada. Ia membaglkan karunia-Nya kepada semua orang yang memintanya dengan iman. . . .
Kita mempunyai gudang yang tidak pernah kosong atau kehabisan, suatu samudera kasih Tuhan keselamatan kita. Ia telah meletakkan di tangan Kristus seluruh harta kekayaan sumber daya surgawi dan berkata, ”Semuanya ini Kuberikan bagi manusia, untuk meyakinkan manusia yang sudah jatuh ke dalam dosa mengenal kasih-Ku, . . . dan untuk kebahagiaannya Aku sedang bekerja dan akan terus bekerja.” Kebahagiaan manusia ialah mengenal Tuhan dan Yesus Kristus yang telah diutus-Nya. Untuk membuat gudang harta yang penuh dengan kebaikan inilah sehingga Firman itu telah menjadi daging dan diam di antara kita. Ia percik dengan darah-Nya setiap karunia. . . . Karunia yang diberikan kepada dunia kita adalah suatu pertunjukan kasih karunia-Nya, yang Tuhan sendiri tidak bisa lampaui. . . . Tetapi ada satu perkara yang tidak mungkin bagi Tuhan — kuasa untuk memudarkan kebesaran karunia-Nya dalam menunjukkan kasih-Nya kepada manusia yang sudah jatuh ke dalam dosa. . . .
Seandainya Tuhan Bapa datang ke dunia kita dan diam di antara kita, merendahkan diri-Nya, menyelubungi kemuliaan-Nya, sehingga manusia bisa memandang-Nya, maka sejarah yang kita miliki mengenal kehidupan Kristus tidak akan berubah. . . . Dalam setiap tindakan Yesus, dalam setiap pelajaran perintah-perintah-Nya, kita melihat dan mendengar dan mengenal Tuhan. Dalam pandangan, dalam pendengaran, dalam pengaruh, terdapat suara dan gerakan Bapa. Tetapi suara itu kelihatannya menjadi sayup! Saya menahan diri dan bersama Yohanes berseru, “Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah” (1 Yoh. 3:1).
Inilah Hidup yang Kekal Hal. 337