Berbuah dalam Roh
Selagi dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan, sukacita mereka meluap dan meskipun mereka sangat miskin tetapi mereka kaya dalam kemurahan. 2 Kor. 8:2
Hanya apabila motivasi-motivasi Kristen sepenuhnya diketahui, dan angan-angan hati tergugah untuk melakukan tugas, dan apabila terang Ilahi berkesan di hati dan tabiat, maka sifat mementingkan diri dikalahkan, dan pikiran Kristus terlihat jelas. Roh Kudus bekerja ke atas hati dan tabiat manusia sehingga mendesak keluar semua kecenderungan yang serakah dan perlakuan yang menipu.
Apabila juru kabar Allah menyampaikan pekabaran kepada jemaat, berarti Allah sedang berbicara kepada umat, menggugah angan-angan hati untuk melihat bahwa mereka belum sepenuhnya menyerahkan persepuluhan mereka kepada Tuhan, dan bahwa pemberian itu belum dengan sukarela, berarti mereka gagal menyerahkan persembahan mereka kepada-Nya. Mereka telah menggunakan uang Tuhan untuk kepentingan sendiri, untuk membangun rumah, membeli kuda dan kendaraan atau tanah. Hal ini dilakukan untuk memperoleh keuntungan yang lebih besar, dan setiap tahun mereka membuat alasan yang sama. “Dengan cara bagaimanakah kami menipu Engkau?” (Mal 3:18). Oh, ya, ia telah melakukannya berulang kali, karena ia belumlah rohani dalam membedakan hal-hal yang bersifat rohani.
Dalam beberapa hal Tuhan telah menggugah hati orang-orang yang bersifat duniawi dan mementingkan diri. Pikiran mereka diterangi oleh Roh Kudus, hati mereka merasakan kelembutan-Nya serta pengaruh yang melembutkan. Di bawah kelimpahan rahmat dan kasih karunia Allah, mereka menyadari bahwa tugas merekalah untuk meninggikan Dia dalam membangun kerajaan-Nya. Mereka teringat akan tuntutan, “Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di surga; di surga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya” (Mat 6:19, 20). Mereka merasakan suatu kerinduan untuk ikut ambil bagian dalam kerajaan Allah, sehingga mereka berjanji untuk menyerahkan harta mereka bagi usaha besar demi kemajuan pekerjaan Tuhan. Janji itu bukanlah buatan manusia, tetapi Allah melalui kehadiran para malaikat-Nya menggugah hati orang-orang yang mementingkan diri dan manusia yang cinta akan uang. —Review and Herald, 23 Mei, 1893.
Kamu Akan Menerima Kuasa, hlm. 84