Pada tanggal 5 Oktober 2010, tiga remaja laki-laki dari pulau terpencil di Pasifik Selatan yakni Atafu, membuat keputusan yang sembrono. Tanpa berkonsultasi dengan orang tua mereka, ketiga sepupu memutuskan untuk mencoba perjalanan melintasi 50 mil laut terbuka dengan perahu aluminium 12 kaki untuk mengunjungi beberapa gadis dari pulau tetangga. Mereka tidak pernah berhasil. Setelah berminggu-minggu mencari, dua anak berusia 15 tahun dan 14 tahun, ditemukan sekarat. Ratusan orang berkumpul dengan keluarga mereka untuk acara penghiburan dan memuji keberanian mereka dalam upacara peringatan. Sebetulnya, 50 hari setelah anak-anak itu berangkat, sebuah perahu tuna yang kembali ke Selandia Baru melalui rute yang biasanya tidak mereka ambil, melihat anak-anak itu melambaikan tangan dari kapal mereka yang telah hanyut terkatung-katung hampir 800 mil ke bagian terpencil Samudra Pasifik di timur laut Fiji. Anak-anak lelaki itu mengalami dehidrasi, kelelahan, dan anemia, dengan luka bakar sinar matahari tingkat dua dan infeksi jamur, tetapi mereka masih hidup.
Anak-anak itu mengatakan kepada wartawan bahwa mereka telah memulai perjalanan mereka dalam kabut yang memabukkan dan segera pingsan di dasar kapal. Ketika mereka bangun, mereka telah menghilang dari pandangan daratan. Akhirnya, mereka kehabisan bensin untuk motor tempel mereka. Semua perbekalan mereka—hanya 20 butir kelapa dan sebotol mayones berisi air—habis dalam enam hari pertama. Setelah itu, mereka memberi tahu penyelamat mereka, mereka selamat dengan menangkap air hujan di terpal dan memakan beberapa ikan mentah yang kebetulan hanyut ke perahu mereka. Suatu kali, mereka menangkap seekor burung laut yang mendarat di perahu mereka, yang juga mereka makan mentah-mentah. Penyelamat mereka datang tepat pada waktunya: staf medis mengatakan mereka tidak akan bertahan seminggu lagi.
Ayah dari salah satu anak laki-laki itu mengatakan kepada wartawan bahwa seluruh desa sangat gembira sehingga mereka menangis, bernyanyi, berpelukan, dan saling meneriakkan kabar baik di jalan-jalan.
Menurut Alkitab, pemandangan serupa terjadi di jalan-jalan surga setiap kali seorang berdosa bertobat! Yesus memberi tahu kita bahwa “akan ada sukacita di sorga karena satu orang berdosa yang bertobat.” (Lukas 15:7). Dan ketika kita akhirnya mencapai rumah surgawi kita, Tuhan akan melakukan apa yang dilakukan ayah dari anak yang hilang itu—mengeluarkan yang terbaik yang Dia miliki untuk merayakan kedatangan kita.
Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali. Lukas 15:32.
-Doug Batchelor-