Alkitab dalam Hidupku
Berserulah kepada-Ku, maka Aku akan menjawab engkau dan akan memberitahukan kepadamu hal-hal yang besar dan yang tidak terpahami, yakni yang tidak kauketahui. Yeremia 33:3
Tidak ada pelajaran lain yang akan mengagungkan tiap-tiap pikiran, perasaan dan cita-cita selain dari pada mempelajari Kitab Suci. Tidak ada buku lain yang dapat memberi kepuasan pikirani dan kerinduan hati. Oleh mendapat suatu pengetahuan dari hal Firman Allah, dan memberi perhatian kepadanya, maka manusia dapat bangkit dari kebodohan dan kehinaan yang paling rendah menjadi anak-anak Allah, teman sejawat malaikat-malaikat yang tidak berdosa.
Sebagai suatu kuasa yang mendidik, Alkitab itu tidak ada tandingannya. Tidak ada hal yang begitu ampuh membangunkan kecerdasan seperti suatu usaha untuk memahami wahyu kebenaran yang menakjubkan itu. Secara perlahan-lahan pikiran menyesuaikan dirinya dengan pokok penting yang diizinkan untuk dipahami. Jika pikiran itu dibebani hanya dengan hal-hal yang biasa saja, ia akan menjadi kerdil dan lemah.
Di dalam gaya permasalahan yang luas serta pokok pelajaran, Alkitab itu memiliki sesuatu yang menarik tiap-tiap pikiran dan hati. Di dalamnya terkandung kebenaran-kebenaran sederhana azas-azas yang setinggi langit dan yang meliputi kekekalan.
Tidak ada kedudukan dalam kehidupan, tidak ada langkah pengalaman manusia untuk mana Alkitab tidak berisi pengajaran yang amat berguna. Pemerintah dan rakyat, tuan dan hamha, pembeli dan penjual, peminjam dan yang meminjamkan, orang tua dan anak, guru dan murid-semuanya dapat memperoleh pelaiaran yang tak ternilai harganya.
Tetapi di atas segala yang lain, Firman Allah membentangkan rencana keselamatan: menunjukkan bagaimana orang berdosa dapat didamaikan dengan Allah, meletakkan azas-azas kebenaran penting, dan kewajiban yang harus memerintah hidup kita, serta menjanjikan pertolongan iLahi kepada kita di dalam ketaatan pada azas-azas itu. Alkitab itu menjangkau melampaui gerak cepat kehidupan ini, melampaui sejarah yang singkat dan penuh kesukaran dari umat manusia. Alkitab itu membukakan pada penglihatan kita pemandangan yang panjang tentang zaman yang kekal. Zaman yang tidak digelapkan oleh dosa, tidak diredupkan oleh dukacita.
Hidupku Kini hal. 25
