ALLAH PEMBERI

Renungan Harian
Mari bagikan artikel ini

“Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta. Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi,” Ibrani 1:1-3.

Ayat-ayat ini menunjukkan bahwa Allah adalah Allah Pemberi yang menjangkau kepada manusia. Ia memberikan jalan keselamatan, memberikan nabi-nabiNya, bahkan memberikan AnakNya sendiri untuk menyatakan tentang Allah Bapa.

Yesus, Anak Allah, memberikan pandangan yang paling dalam tentang Allah Bapa, sebagai Allah yang datang dalam tubuh manusia (Yohanes 1:1,14). Dalam hal ini Yohanes memberikan pernyataan lebih lanjut sebagaimana tertulis dalam Yohanes 1:18, “Tidak seorang pun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya.” Kemudian dalam Yohanes 6: 38, Yesus berkata, “Aku telah turun dari surga” Seterusnya Yohanes 14:9 dikatakan “Barang siapa yang telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa.” Semuanya ini menunjukkan bahwa dengan mengenal Yesus berati kita telah mengenal Bapa.

Allah sebagai pemberi dapat kita lihat pada waktu penciptaan. Kita melihat Bapa dan Anak memberikan hidup kepada kita walaupun mengetahui, bahwa, dengan melakukan hal yang demikian, akan mendatangkan kematian Anak-Nya sendiri.

Di Bethehem, Ia memberikan diri-Nya sendiri sebagaimana Ia memberikan Anaknya. Kita dapat membayangkan pedihnya pengalaman Bapa ketika Anak-Nya memasuki planet kita yang penuh dengan dosa. Bayangkan perasaan Bapa ketika Ia mellihat Anak-nya yang biasa mendapatkan kemuliaan dan kebahagiaan di surga serta menjadi pujaan dari para malaikat, sekarang dibenci oleh orang-orang berdosa, bahkan mengalami penderitaan akibat siksaan sampai mati disalibkan.

Allah sebagai pemberi yang agung dapat kita lihat di Golgota, dimana Allah Bapa harus menderita kerena dipisahkan dari AnakNya—dalam kematianNya, suatu penderitaan lebih daripada apa yang mungkin dirasakan manusia. Begitulah Ia menderita bersama dengan Kristus, yakni suatu kesaksian agung yang pernah dinyatakan oleh Bapa. Salib menyatakan suatu kebenaran Allah yang tidak mungkin dapat dinyatakan dengan cara yang lain. Kita mengetahui dengan memberikan AnakNya, berarti Bapa telah memberikan segala-galanya. Semoga kita tidak pernah akan mengecewakan pemberian Allah yang terbesar itu kepada kita manusia yang berdosa.

Kathleen-Jonathan Kuntaraf


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *