AMAN DALAM SETIAP ANGIN RIBUT

Renungan Harian
Mari bagikan artikel ini

258px-Lightning_in_ArlingtonPengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir, di mana Yesus telah masuk sebagai Perintis bagi kita, ketika Ia, menurut peraturan Melkisedek, menjadi Imam Besar sampai selama-lamanya. lbrani 6:19, 20

Pengharapan telah ditetapkan di hadapan kita, bahkan pengharapan kehidupan kekal. Tidak ada yang akan memuaskan Penebus kita selain memberikan berkat-berkat itu kepada kita, tetapi adalah tugas kita untuk berpegang pada pengharapan ini oleh iman kepada-Nya yang telah menjanjikannya. Kita bisa berharap akan menderita, karena mereka yang mengambil bagian dalam penderitaan-Nyalah yang akan mempunyai bagian bersama-Nya dalam kemuliaan-Nya. Ia telah membeli pengampunan dan kekekalan bagi jiwa orang berdosa yang sedang binasa, tetapi adalah tugas kita untuk menerima karunia ini oleh iman. Percaya kepada-Nya, kita mempunyai pengharapan ini sebagai sauh jiwa yang aman, kuat dan teguh. Kita harus mengerti bahwa kita, dengan yakin, mengharapkan perkenanan Tuhan bukan hanya dalam dunia ini tetapi di dunia surgawi, karena Ia membayar harga yang begitu mahal bagi keselamatan kita. lman dalam pendamaian dan pengantaraan Kristus akan membuat kita teguh dan tak tergoyahkan di tengah-tengah pencobaan yang menekan kita dalam orang-orang militan gereja. Marilah kita renungkan pengharapan yang mulia yang ada di hadapan kita, dan dleh iman berpegang kepadanya. . . .

Kita memperoleh surga bukan karena jasa-jasa kita tetapi melalui jasa-jasa Kristus Yesus. . . . Biarlah pengharapanmu bukan berpusat pada dirimu sendiri, tetapi dalam Dia yang telah menundukkan diri-Nya. Bicarakanlah pengharapan yang berbahagia dan penampilan yang mulia dari Tuhan kita Yesus Kristus.

Benar bahwa kita kena kepada malapetaka moral yang besar; benar bahwa kita dalam bahaya kebejatan. Tetapi bahaya ini akan mengancam kita hanya kalau kita percaya kepada diri sendiri dan melihat tidak lebih dari usaha-usaha kemanusiaan kita. Berbuat seperti ini akan membuat kapal iman kita karam.”

Pengharapan kita akan hidup yang kekal berpusat pada Kristus. Pengharapan kita adalah jangkar bagi jiwa yang .aman dan teguh bilamana kita memasukinya dengan menundukkan diri, karena jiwa yang terserang badai menjadi ikut serta mengambil bagian dalam sifat Ilahi. Ia berjangkar pada Kristus. Di tengah-tengah amukan unsur-unsur pencobaan ia tidak akan dihempaskan pada batu karang atau hanyut kepada pusaran gelombang. Kapalnya akan mengatasi badai itu.

 

“That I May Know Him”


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *