APAKAH MASIH BERLAKU, MELEMPARI BATU KEPADA YANG TIDAK MENYUCIKAN SABAT?

Renungan Harian
Mari bagikan artikel ini

Ketika orang Israel ada di padang gurun, didapati merekalah seorang yang mengumpulkan kayu api pada hari Sabat. Lalu orang-orang yang mendapati dia sedang mengumpulkan kayu api itu, menghadapkan dia kepada Musa dan Harun dan segenap umat itu. Orang itu dimasukkan dalam tahanan, oleh karena belum ditentukan apa yang harus dilakukan kepadanya. Lalu berfirmanlah Tuhan kepada Musa: “Orang itu pastilah dihukum mati; segenap umat Israel harus melontari dia dengan batu di luar tempat perkemahan.” Bilangan 15:32-35.

Tampaknya cerita di atas menceritakan bahwa orang yang tidak bersalah kebetulan sedang berjalan-jalan di Sabat sore yang menyenangkan dan mengambil beberapa ranting, dan untuk tindakannya yang begitu sederhana, dia dilempari batu sampai mati.

Tetapi ketika kita mempelajari Kitab Suci, Tuhan mengatakan bahwa pelanggaran langsung terhadap hari Sabat akan dihukum mati. “Enam hari lamanya boleh dilakukan pekerjaan, tetapi pada hari yang ketujuh haruslah ada perhentian kudus bagimu, yakni sabat, hari perhentian penuh bagi TUHAN; setiap orang yang melakukan pekerjaan pada hari itu, haruslah dihukum mati” (Keluaran 35: 2).

Konteks dari ayat ini berkaitan dengan instruksi Tuhan yg berkaitan dengan dosa kesengajaan. Dari kamus kita mendapat penjelasan tentang presumptous/kesengajaan sebagai “melakukan sesuatu tanpa menyesal, atau dengan pemikiran yang jelas atau berani berbuat.” Tuhan berkata, “Tetapi orang yang berbuat sesuatu dengan sengaja…orang itu menjadi penista TUHAN, ia harus dilenyapkan dari tengah-tengah bangsanya, sebab ia telah memandang hina terhadap firman TUHAN dan merombak perintah-Nya..” (Bilangan 15:30,31)

Pria ini jelas mengetahui perintah Tuhan, namun dengan tegas melanggar hukum. Dia dengan jelas dan terbuka memberontak melawan instruksi Tuhan, memberikan contoh yg berbahaya tentang ketidaktaatan yang harus segera ditahan. Di bawah teokrasi Israel, Tuhan memerintah atas orang Israel secara langsung. Mengetahui hati semua orang, Tuhan memerintahkan hukuman yg segera untuk tindakan ketidaktaatan yang mencolok.

Beberapa percaya bahwa jika pelanggar Sabat dilempari batu sampai mati dalam Perjanjian Lama, maka Sabat tidak lagi berlaku hari ini karena hukuman melempari dengan batu tidak lagi dipaksakan. Tetapi perhatikan bahwa tidak hanya pelanggar Sabat yang dilempari batu, tetapi juga para pezina (Imamat 20:10) dan penghujat (Imamat 24:16). Tidak ada yang merasa bahwa dosa-dosa ini menjadi kurang bersalah pada hari ini hanya karena mereka tidak dapat dihukum mati dengan dilempari batu.

Ketika orang Israel ada di padang gurun, didapati merekalah seorang yang mengumpulkan kayu api pada hari Sabat. Lalu orang-orang yang mendapati dia sedang mengumpulkan kayu api itu, menghadapkan dia kepada Musa dan Harun dan segenap umat itu. Orang itu dimasukkan dalam tahanan, oleh karena belum ditentukan apa yang harus dilakukan kepadanya. Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Musa: “Orang itu pastilah dihukum mati; segenap umat Israel harus melontari dia dengan batu di luar tempat perkemahan.” Bilangan 15:32-35.

-Doug Batchelor-


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *