APAKAH MUNGKIN BAGI SESEORANG UNTUK HILANG PADAHAL DIA BERPIKIR BAHWA DIA SUDAH SELAMAT?

Renungan Harian
Mari bagikan artikel ini

Pernahkah Anda mengemudi di jalan bebas hambatan pada hari yang indah dan menikmati diri Anda sendiri ketika tiba-tiba Anda melihat lampu merah dan biru berkedip di belakang Anda? Pikiran pertama Anda mungkin, “Oh tidak! Apakah saya ngebut? ” Anda melirik ke bawah dan, tentu saja, Anda melaju 15 mil per jam melebihi batas kecepatan. Apa yang akan dikatakan petugas patroli jalan raya kepada Anda jika Anda mengatakan kepadanya, “Tapi saya tidak bermaksud terlalu cepat!” atau “Saya pikir saya akan melewati batas kecepatan!”

Faktanya adalah — Anda masih melanggar hukum.

Demikian pula, Yesus memperingatkan kita bahwa beberapa orang mungkin berpikir mereka akan menempuh jalan menuju surga, bersenang-senang, dan mengurus urusan mereka sendiri. Tetapi apa yang mereka pikirkan tidak mengubah harapan Tuhan. Kristus berkata bahwa Anda dapat mengetahui bahwa Anda berada di jalan menuju kehidupan kekal jika Anda berusaha untuk melakukan “kehendak Bapa-Ku di surga.” Kebenaran tidak dibentuk oleh perasaan atau harapan kita. Itu berdiri kokoh, terlepas dari apa yang mungkin kita pikirkan. Jadi, bagaimana kita tahu bahwa kita melakukan kehendak Tuhan?

Kita tahu bahwa kita sedang menuju ke arah yang benar ketika ada hubungan yang intim antara diri kita dan Tuhan. Ini lebih dari sekadar melakukan hal-hal yang “benar.” “Banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?” (Matius 7:22). Ini semua adalah hal yang baik, tetapi ada sesuatu yang lebih dalam daripada tindakan lahiriah.

Yesus menjelaskan kepada pelaku hukum, “Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!” (ayat 23). Ketika kami mencoba untuk menjalankan hukum Tuhan tanpa perubahan hati, tindakan tidak ada artinya. Ini menunjukkan bahwa kita tidak benar-benar melakukan kehendak Tuhan karena motif kita tidak berubah. Orang yang memiliki jaminan keselamatan menjalani kehidupan pelayanan yang dimotivasi oleh kasih yang tidak mementingkan diri. Ini adalah kehendak Bapa di surga.

“Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.” Matius 7:21


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *