Dalam pelajaran sebelumnya kita telah mengetahui bahwa kenapa kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali belum juga kunjung tiba adalah karena belum memuncaknya kejahatan dari gereja murtad, yang dalam Wahyu 17:4, 5 dilambangkan sebagai Babel. Di saat pengajaran-pengajaran palsunya telah berhasil tersebar dan menyesatkan seluruh dunia sehingga membuat dunia melawan Anak Domba (Wahyu 17:4), maka di saat itulah kejahatannya mencapai puncaknya sehingga membuat Allah mencurahkan murka-Nya (Wahyu 15:7).
Ketika pemberontakan terhadap Anak Domba Allah mencapai puncaknya, maka Allah akan bertindak dan membersihkan pemberontakan dari permukaan bumi ini! Barulah setelah itu, Yesus akan datang!
Alasan yang lain adalah Allah akan membiarkan gandum dan lalang matang terlebih dahulu sebelum penuaian (kedatangan Kristus) terjadi.
-
Bayangan dan Kegenapannya
Tuhan menggunakan banyak cara untuk menyampaikan kebenaran-Nya kepada kita. Terkadang Ia menggunakan perumpamaan-perumpamaan, dan seringkali pula Ia memakai prinsip ‘bayangan’ dan ‘kegenapan’. Prinsip ini dinyatakan oleh Rasul Paulus dalam 1 Korintus 10:11, “Semuanya ini telah menimpa mereka sebagai contoh dan dituliskan untuk menjadi peringatan bagi kita yang hidup pada waktu, di mana zaman akhir telah tiba.”
Ada banyak sekali manfaatnya bagi kita yang sedang mempersiapkan diri dan akan menyambut kedatangan Tuhan yang kedua kali, untuk meneliti dengan cermat peristiwa yang telah dialami oleh nenek moyang kita pada zaman dahulu kala. Sebagai contoh, dapat dilihat seperti daftar di bawah ini, tetapi perlu diingat bahwa daftar itu masih dapat diperluas dan diperpanjang lagi :
|
BAYANGAN | KEGENAPAN |
1 | Adam pertama | Kristus, yaitu Adam kedua |
2 | Nabi Elia | Orang-orang yang masih hidup pada waktu kedatangan Yesus yang kedua kali. Mereka akan diubah tanpa mengalami kematian dan langsung diangkat ke sorga, seperti halnya Elia. |
3 | Nabi Musa | Orang-orang benar yang sudah mati akan dibangkitkan pada waktu Yesus datang. |
4 | Nuh dan Air Bah | Pekabaran 3 Malaikat dan kebinasaan dunia ini |
5 | Perjalanan Israel dari Mesir ke tanah Kanaan | Perjalanan umat Tuhan dari bumi ke sorga dan dunia baru |
Bayangan-bayangan tersebut tidak selalu digenapi dengan kegenapannya dalam setiap detailnya. Misalnya, Adam yang pertama telah jatuh ke dalam dosa dan kehilangan haknya atas dunia ini. Dan hal ini bukan berarti bahwa Yesus juga akan jatuh dalam dosa. Bukan begitu! Adam adalah manusia pertama yang telah gagal dalam menghadapi setan dan mendatangkan hukuman kematian pada segenap umat manusia. Yesus datang ke bumi ini sambil mengenakan sifat kemanusiaan Adam pertama yang telah jatuh dalam dosa dan Yesus adalah manusia pertama yang telah menang dalam menghadapi setan dan mendatangkan hidup kekal kepada umat manusia.
Apabila kita membaca Matius 13:11-13 yang berbunyi: “Jawab Yesus: ‘Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Sorga, tetapi kepada mereka tidak. Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan; tetapi siapa yang tidak mempunyai, apa pun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya. Itulah sebabnya Aku berkata-kata dalam perumpamaan kepada mereka; karena sekalipun melihat, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mendengar dan tidak mengerti.’”
Kita memperhatikan bahwa Yesus memberikan perumpamaan-perumpamaan dan itu akan menjadi terang bagi orang yang percaya akan pimpinan Roh Suci, tetapi hal itu akan menjadi rahasia bagi orang-orang yang melawan Roh Suci atau yang bersandar kepada pengertiannya sendiri.
“Allah menghendaki umat-Nya pada zaman akhir ini untuk meneliti kembali dengan kerendahan hati dan roh yang bersedia diajar dengan ujian-ujian yang dilalui oleh bangsa Israel dahulu kala.” (Para Nabi dan Bapa, hal. 293).
Pengertian kita dari hal firman Tuhan hanya datang dari Roh Suci. Oleh sebab itu, kalau pikiran kita tidak diterangi oleh Roh Suci, maka perumpamaan-perumpamaan Tuhan Yesus atau pun catatan kebenaran-kebenaran dalam ‘bayangan’ dan ‘kegenapannya’ akan kita salah terapkan.
“… karena sekalipun melihat, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mendengar dan tidak mengerti.” (Matius 13:13).
Ini penting sekali. Kondisi hati kita amat menentukan. Maukah kita diajar oleh Roh Suci? Diajar oleh Roh Suci bukan berarti bahwa kita hanya akan dibawa kepada perkara-perkara yang sesuai dengan harapan dan pandangan kita. Kalau kita mau bersedia diajar oleh Roh Suci, kita harus rela dan mau mendengar perkara-perkara dan hal-hal yang tidak menyenangkan hati kita.
KEBENARAN SEJATI dari Tuhan tidak hanya menyatakan hal-hal yang menyenangkan hati kita saja, tetapi juga menyatakan hal-hal yang tidak menyenangkan hati kita. Tuhan mencari, mendapatkan dan akan memproses kita dengan cara-Nya sendiri. Di dalam setiap proses pemulihan kita kembali kepada Tuhan, tidak ada yang enak. Semua hal yang dulunya menyenangkan buat kita secara duniawi akan dibuang oleh Roh Suci. Dan ini bukan proses yang menyenangkan hati kita! Ini proses yang menyakitkan hati kita! Tetapi ingatlah bahwa Tuhan mendidik dan menghajar orang-orang yang dikasihi-Nya. Proses ini tidak berjalan secara sekaligus, tetapi secara perlahan-lahan. Pimpinan Tuhan berlaku selangkah demi selangkah. Tetapi kita harus terlebih dahulu menyatakan kesediaan kita untuk mau menerima segala kebenaran walau pun mungkin kebenaran-kebenaran itu akan menentang segala kesenangan-kesenangan kita sekali pun.
Saudara-saudara, sepertinya ini mudah sekali kalau hanya diucapkan saja! Janganlah kita menjadi terlalu gegabah untuk berkata bahwa kita akan bersedia menerima segala sesuatu yang akan diajarkan oleh Roh Suci. Jangan saudara-saudara! Adalah jauh lebih baik bagi kita untuk menyadari ketegartengkukan dan keras kepalanya kita ini. Kalau kita belum benar-benar dihadapkan pada kebiasaan-kebiasaan yang benar-benar kita sukai, kita masih akan mudah berkata bahwa kita akan bersedia menerima semua yang dikatakan oleh Roh Suci. Tetapi kalau sudah menyentuh kebiasaan-kebiasaan yang menjadi kesayangan kita, maka persoalannya akan menjadi lain. Ketegartengkukan dan keras kepala kita akan muncul ke muka dan kita akan berkata, “Wahh…kalau yang menyangkut masalah saya yang itu, TUNGGU DULU!”
Kalau Roh Suci menuntun kita untuk menyapa terlebih dahulu kepada orang yang mungkin telah menyakiti hati kita di gereja, kita akan berkata ,”Tunggu dulu….dia yang bersalah, dia yang membuat sakit hati saya, kenapa harus saya yang lebih dulu menyapa dia? Tidak! Saya tidak mau! Dia yang harus menyapa dan meminta maaf pada saya terlebih dulu, baru setelah itu saya akan menyapanya.” EGO dan KERAS KEPALA kita akan muncul otomatis melawan begitu ada ajakan Roh Suci untuk mengajak kita diajar dengan rendah hati!
Saudara yang terkasih, marilah kita semua menyadari keadaan diri kita sendiri. Marilah kita berdiam diri dan berdoa! Marilah kita meneliti ke dalam hati kita masing-masing dan mulai menyadari bahwa apa yang dinyatakan oleh Tuhan adalah benar, yaitu hati kita semuanya adalah penipu belaka! Tidak ada seorang pun yang ‘baik’ di antara kita. Kita belum benar-benar menyukai kebenaran Firman Tuhan! Kita belum mengasihi Dia seperti Yesus mengasihi kita semua dengan kasih AGAPE! Kita belum benar-benar mengharapkan kedatangan-Nya! Kita belum merindukan sorga! Kita belum mau hidup yang kekal! Benarkah ini? Sungguh benar! Kalau kita mau diajar oleh Roh Suci, maka kita akan menjadi manusia-manusia yang lain dan berbeda dengan dunia ini! Apabila kita mau diajar oleh Roh Suci, maka kita akan menjadi orang yang sabar kalau dihina, menerima dengan baik walau pun dicela, senyum di dalam walau pun dihantam, mau mengampuni walau difitnah. Itulah ciri khas orang yang mau diajar oleh Roh Suci. Walau pun begitu, Tuhan masih dengan panjang sabar memberi kesempatan kepada kita masing-masing untuk menyambut undangan-Nya.
-
Jerat-Jerat Iblis Diletakkan Di Hadapan Kita
“Jerat-jerat iblis diletakkan di hadapan kita sama seperti di hadapan bangsa Israel dekat sebelum mereka masuk ke dalam tanah Kanaan. Kita akan mengulangi sejarah bangsa itu.” (5 Testimonies 160).
“Allah menghendaki umat-Nya pada zaman akhir ini untuk meneliti kembali….. pencobaan-pencobaan yang dilalui Israel dahulu kala, supaya mereka boleh diajar dalam persiapan mereka masuk ke dalam Kanaan semawi.” (Para Nabi dan Bapa, hal. 293).
Banyak pelajaran dan hikmah yang kita bisa ambil dari pengalaman bangsa Israel dahulu. Tuhan menghendaki kita meneliti kembali pencobaan-pencobaan yang dilalui bangsa itu. Ini penting bagi persiapan-persiapan kita sendiri untuk memasuki Kanaan sorga.
Salah satu kegagalan bangsa Israel yang menyolok adalah meragukan pimpinan Roh Tuhan yang dinyatakan melalui Musa, nabi pilihan-Nya! Apakah penerapannya pada kita semua yang hidup di akhir zaman ini? Tidakkah kita juga sering kali merasa ragu-ragu dan bimbang bahkan menentang pimpinan Tuhan melalui firman-Nya?
Bangsa Israel dahulu kala dipimpin oleh Tuhan dan bukan dipimpin oleh manusia. Ini harus kita mengerti dan kita sadari dengan baik-baik. Manusia boleh saja gagal, tetapi Tuhan tidak pernah gagal.
Bangsa Israel kuno telah gagal masuk ke tanah Kanaan, karena kebimbangan mereka dan tidak mempercayai pimpinan Tuhan. Akibatnya perjalanan mereka diperpanjang selama 40 tahun dan mengembara berputar-putar di padang gurun. Tetapi akhirnya, bangsa Israel tetap masuk ke tanah Kanaan di bawah pimpinan Tuhan. Tuhan tidak pernah gagal!
Bahwa kita pun di zaman akhir ini mengalami penundaan masuk ke tanah Kanaan sorgawi adalah benar dan tidak boleh lagi dibantah oleh siapa pun!
“Bukanlah maksud Allah agar kedatangan Kristus ditunda begitu lama dan umat-Nya tinggal bertahun-tahun di dalam dunia yang penuh dosa dan kesengsaraan ini.”
Jelas sekali dalam pernyataan di atas bahwa kegagalan bukan dari pihak Allah, tetapi dari pihak kita sebagai umat-Nya yang sisa. Kita tidak akan sanggup mengatasi kegagalan ini kecuali dengan pimpinan Allah dan urapan kuat kuasa Roh-Nya saja. Di manakah letak kegagalan kita? Apa saja jerat-jerat setan yang telah dipasangnya di sepanjang perjalanan kita sehingga kita belum masuk ke tanah Kanaan sorgawi?
“Telah diakui bahwa ancaman-ancaman yang terus menerus terhadap kerohanian timbul sebagai akibat dari kenikmatan hidup yang semakin meningkat, kesejahteraan yang makin meningkat, dan keinginan akan kekayaan yang disajikan oleh dunia membuat umat-umat Tuhan terlena.”
“Pekerjaan kebenaran masa ini harus dibangun atas penyangkalan diri dan pengorbanan diri….. Kita harus berhati-hati jangan sampai kita meninggalkan jiwa kesederhanaan dan suka berkorban yang telah menandai pekerjaan kita pada tahun-tahun permulaan.” (Selected Messages 2, hal. 197).
-
Belajar Dari Pengalaman Bangsa Israel
Dunia ini ibarat sebuah kapal. Kapal kita saat ini sedang menuju ke arah yang berlawanan yang membuat kedatangan Tuhan kita tertunda oleh sebab umat-umat Tuhan tidak mengijinkan Yesus menjadi jurumudinya.
Apa yang harus kita perbuat sekarang? Adalah jelas bahwa satu-satunya cara adalah menyerahkan sepenuhnya kemudi kapal kita kepada Jurumudi kita, Yesus Kristus, yang telah mengenal betul arah jalannya. Jikalau tidak, kapal kita akan terombang-ambing oleh ombak ganas dan akan kehilangan arah jalan dan kedatangan Yesus akan terus tertunda.
Marilah kita belajar dari pengalaman bangsa Israel.
Perbatasan Kadesh-Barnea (Bilangan 13 dan 14)
Bangsa Israel telah tiba di perbatasan Kadesh-Barnea. Tanah Kanaan telah terlihat dan tinggal diseberangi saja. Tetapi bangsa Israel menghendaki agar 12 orang pengintai dikirimkan terlebih dahulu untuk memeriksa medan (Ulangan 1:22). Israel tidak mempercayai kemampuan Tuhan. Mereka menghendaki bukti-bukti kenyataan yang dapat dilihat oleh mata fisik bahwa tanah Kanaan dapat dimiliki menurut cara-cara berpikirnya manusia. Karena bangsa Israel menghendaki supaya ke-12 orang pengintai itu diutus lebih dulu, maka Allah membiarkan rencana itu dijalankan. Sungguh panjang sabar Tuhan kita itu! Dari 12 orang pengintai yang kembali dan melaporkan keadaan di sana (Bilangan 13:27-29), 10 orang mengatakan bahwa bangsa Israel tidak akan mampu menduduki tanah Kanaan (ayat 31). Ke-10 pengintai itu telah memakai akal pikiran manusia dengan perhitungan-perhitungan yang dibuat dengan ilmu dan falsafah manusia (ayat 32).
Tetapi 2 orang pengintai lainnya, yaitu Kaleb dan Yosua, memberikan laporan yang berlainan. Laporan mereka berdasarkan iman dan pimpinan Tuhan (Bilangan 13:30; 14:6-9). Mereka berkata bahwa bangsa Israel akan sanggup menduduki tanah Kanaan dengan pimpinan Tuhan. Mereka berdua menghendaki bangsa Israel maju atas dasar Firman Allah.
Tetapi apa pendapat umum pada waktu itu? Apakah bangsa Israel memilih mempercayai pimpinan Tuhan? TIDAK! Yang dipilih adalah pendapat yang dibuat berdasarkan perhitungan manusia (Bilangan 14:1-4, 10). Akibatnya bangsa Israel harus berputar-putar di padang gurun selama 40 tahun (ayat 34)!
Marilah kita belajar dari pengalaman bangsa Israel itu untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama. Tetapi sedihnya kita harus akui bahwa kenyataan sampai hari ini kita masih berada di dunia ini dan belum sampai di pelabuhan sorga. Sampai kapan kita tidak mempercayai pimpinan Tuhan?
Pendeta Morris L. Venden dalam bukunya ‘From Exodus To Advent (Dari Keluaran Sampai Kedatangan Kedua Kali)’ halaman 8 mengatakan: “Untuk mengakui bahwa kita telah berputar-putar mengembara di dunia ini tanpa tujuan, dan berusaha untuk mempelajari kembali dari hal iman dan kepercayaan, adalah suatu pengalaman yang mengecilkan kesombongan ke-berorganisasi-an kita.”
Tetapi memang untuk apa kita sombong? Mampukah kita mengemudikan sendiri kapal kita ke arah pelabuhan melalui ombak besar yang membutakan penglihatan?
Di manakah Kaleb-kaleb dan Yosua-yosua modern? Apakah sudah tidak ada lagi? Sungguh kita bersyukur pada Tuhan. Ia masih menyimpan hamba-hamba-Nya yang beriman. Masih ada banyak Kaleb-kaleb dan Yosua-yosua di antara kita.
Seperti halnya bintang-bintang di langit yang pada siang hari tidak kelihatan oleh penglihatan mata kita, akan kelihatan nantinya pada malam hari dan bersinar dengan terangnya, demikian pula hamba-hamba Tuhan yang setia dan beriman tidak akan kelihatan pada saat keadaan damai sekarang ini, tetapi akan kelihatan seperti bintang-bintang yang cemerlang di malam hari pada waktu masa kesusahan besar terjadi.
Hamba-hamba Tuhan yang setia akan muncul dan berdiri teguh mempertahankan panji-panji sorga! Oleh karena itu, KEBENARAN FIRMAN TUHAN harus dihadapkan pada setiap orang. Apa pun akibatnya, KEBENARAN harus ditinggikan lebih dari organisasi gereja atau lembaga-lembaga.
Oleh : Setyo Kusuma A.
Artikel sebelumnya: Apakah Sebabnya Kita Masih Berada di Dunia Ini? (1)
Sekarang ini sangat banyak pengajaran tentang kekristenan,terkadang kt jd bingung yg mana kebenaran sesungguhnya yang di kehendaki tuhan yesus,yang saya tau menjadi seorang kristen itu harus seperti yesus.dan itu perjuangan yg sangat berat selama hidup,tetapi sesuai janjinya akan di berikan kuasa bagi orang yang mempercayainya.amin
Syallom Sdr. Tupang. Memang saat ini banyak pengajaran di dunia kekristenan. Dan masing-masing berbeda satu dengan yang lain. Namun kita tidak perlu bingung yang mana yang harus kita ikuti, karena landasan kepercayaan kita sebagai orang Kristen terdiri dari 3 hal yaitu:
1. firman-Mu adalah kebenaran (Yohanes 17:17). Artinya firman Tuhan harus menjadi acuan dasar kita, bukan filosofi manusia, teori-teori buatan manusia, atau pendapat-pendapat orang hebat.
2. Kata Yesus kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup.” (Yohanes 14:6). Yesus adalah satu-satunya teladan kita.
3. Jadi hukum Taurat adalah kudus, dan perintah itu juga adalah kudus, benar dan baik. (Roma 7:12). yang terakhir kebenaran yang sejati itu merujuk kepada hukum Tuhan.
Ketika hal ini jalan selamat kita untuk mengenal kebenaran yang sejati sehingga kita tidak perlu dibingungkan oleh banyak pengajaran. Baca Alkitab kita dengan doa yang sungguh-sungguh & rendah hati maka Tuhan akan menuntun saudara mengenal jalan-Nya. Tuhan memberkati.