APAKAH VEGETARIANISME ALKITABIAH?

Renungan Harian
Mari bagikan artikel ini

Pada periode Perjanjian Baru, ada perdebatan tentang apakah orang harus memakan hewan yang telah dipersembahkan kepada berhala oleh orang-orang kafir sebelum disembelih untuk dijual di pasar.

Mengenai masalah itu, Paulus menasihati orang Kristen untuk tidak keberatan karena hati nurani (1 Korintus 10:25). Tetapi jika hati nurani mereka mengganggu mereka, mereka bisa memakan sayuran. Itu tidak ada hubungannya dengan manfaat pola makan nabati daripada pola makan daging; itu menyangkut apakah daging itu telah dipersembahkan kepada berhala atau tidak.

Keselamatan adalah hal yang paling penting di sini, tetapi dalam Perjanjian Baru, banyak masalah makanan seremonial yang tercampur dalam pikiran orang Yahudi sebagai masalah moral. Rasul Paulus menasihati semua orang percaya untuk berhati-hati untuk tidak menghakimi orang percaya lainnya dalam hal ini (Roma 14:3).

Meskipun kita tidak boleh mengatakan seseorang harus menjadi vegetarian untuk diselamatkan, diet yang optimal seharusnya tidak mengejutkan. Jika Anda ingin melihat maksud Tuhan yang semula, Anda hanya perlu melihat konsep Tuhan saat penciptaan: “Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu” (Kejadian 1:29).

Tetapi pada akhirnya orang mengembangkan selera lain—dan sepanjang sejarah, kita melihat bahwa Tuhan terkadang mengizinkan hal-hal lain,
Plkarena desakan pikiran sempit manusia, padahal itu bukanlah pilihan terbaik.

Ilmu pengetahuan telah dengan jelas membuktikan bahwa pola makan vegetarian yang asli jauh lebih sehat. Orang cenderung hidup lebih lama dengan pola makan vegetarian; mereka cenderung menghindari penyakit yang berhubungan dengan pola makan yang mengganggu dunia kita. Ada juga banyak kekuatan yang dihasilkan dari pola makan nabati; banyak atlet adalah vegetarian—bahkan mereka ikut dalam berkompetisi ketahanan seperti triatlon yang melelahkan.

Menu asli yang Tuhan berikan kepada umat manusia akan menjadi makanan kita lagi ketika kita sampai di kerajaan-Nya. Tetapi “Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah” (1 Korintus 10:31).

Siapa yang makan, janganlah menghina orang yang tidak makan, dan siapa yang tidak makan, janganlah menghakimi orang yang makan, sebab Allah telah menerima orang itu. Roma 14:3

-Doug Batchelor-


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *