CELENGAN

Renungan Harian
Mari bagikan artikel ini

Tupai mengumpulkan kacang. Anjing mengubur tulang. Unta menyimpan makanan dan air sehingga mereka dapat melakukan perjalanan melintasi gurun yang luas. Dan babi … yah, babi tidak menyimpan apa-apa. Mereka tidak mengubur apa pun. Jadi mengapa kita menyimpan koin kita di tabungan berbentuk babi atau ‘celengan’? Berikut sedikit sejarahnya.

Selama abad pertengahan, sekitar abad ke-15, logam sangat mahal dan jarang digunakan untuk barang-barang rumah tangga. Sebaliknya, piring dan pot terbuat dari tanah liat oranye, gampang diperoleh dan murah, yang disebut pygg. Setiap kali ibu rumah tangga menyimpan koin ekstra, mereka menjatuhkannya ke salah satu toples atau pot tanah liat mereka. Mereka menyebut ini tabungan mereka. Selama dua ratus tahun berikutnya, orang lupa bahwa “pygg” mengacu pada bahan tanah liat, tetapi istilah “piggy bank” lebih banyak dipakai.

Nanti pada abad ke-17 seorang pengrajin tanah liat, berpikir untuk membentuk toples “pygg” agar terlihat seperti “babi”. Tentu saja, tabungan berbentuk babi atau ‘celengan’ ini menarik bagi pelanggan dan menyenangkan anak-anak. Namun celengan pertama hanya memiliki slot di bagian atas tanpa lubang akses di bagian bawah. Bank dan lembaga keuangan sering memberikan celengan kepada anak-anak dalam upaya mendorong mereka untuk menabung. Orang-orang akan menjatuhkan koin cadangan mereka di bagian atas dan kemudian benar-benar membukanya ketika sudah penuh atau bila kehabisan uang. Di situlah kita mendapatkan istilah “Break the bank/memecahkan tabungan”.

Yesaya mengatakan dalam teks Alkitab kita untuk hari ini bahwa Tuhan adalah pembentuk tanah liat dan kita adalah tanah liatnya. Rasul Paulus memperluas gagasan ini ketika dia menggambarkan penyebaran Injil oleh orang-orang sederhana. “Tetapi harta ini kami punya dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami.” (2 Korintus 4:7). Dengan kata lain, harta yang ada di dalam lebih berharga daripada bejananya. Celengan tidak sepenting koin yang disimpannya.

Saya menantikan hari ketika tubuh duniawi kita, bejana tanah liat ini, akan disisihkan dan tubuh surgawi yang baru akan diberikan kepada kita. Tetapi sesuatu yang tidak akan berubah adalah harta Injil di dalam hati kita.

Tetapi harta ini kami punya dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami. 2 Korintus 4:7.

-Doug Batchelor-


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *