Amazingfacts.id: Hardscrabble yang menurut kamus diartikan sebagai “ditandai dengan kemiskinan” tentu saja menggambarkan masa kecil dan masa muda David Livingstone.
Pentinya Peran Orang Tua
David Lahir pada tahun 1813, ia bekerja di sebuah pabrik pada usia 10 tahun dan menggunakan upah yang diperolehnya dengan susah payah untuk membantu ibunya.
Pekerja anak seperti itu sekarang dilarang di Inggris, tetapi anak laki-laki berusia sepuluh tahun tumbuh dengan cepat ketika terjun ke dunia kerja orang dewasa. David muda belajar kemandirian dengan cepat-sebuah sifat yang meluas ke dalam kehidupan rohaninya. Pada usia 20 tahun, ketika tahun-tahun kerjanya menyamai tahun-tahun masa kecilnya, ia mulai berpikir tentang kedudukannya di hadapan Allah.
“Banyak usaha yang dilakukan oleh orang tua saya untuk menanamkan doktrin-doktrin Kekristenan ke dalam pikiran saya, dan saya tidak mengalami kesulitan untuk memahami teori tentang keselamatan yang cuma-cuma melalui penebusan Juruselamat kita; tetapi baru pada saat itulah saya mulai merasakan perlunya dan pentingnya penerapan secara pribadi ketentuan-ketentuan penebusan tersebut dalam kasus saya.”
Tetapi mengetahui bahwa ia perlu diselamatkan dan mendapatkan keselamatan itu adalah dua hal yang berbeda. Yang lebih menantang lagi adalah kesan Livingstone bahwa seorang pemuda tidak dapat menerima keselamatan sebelum Roh Kudus bergerak ke dalam dirinya. Oleh karena itu, Livingstone menunggu untuk waktu yang lama.
Membawa Pesan Penting
Akhirnya, Tuhan berbicara ke dalam hatinya dan menyingkapkan kesalahannya. Ia akhirnya meninggalkan semua pengharapan pada dirinya sendiri dan sebagai orang berdosa yang bangkrut, ia percaya pada kuasa Kristus untuk menyelamatkan.
Selama bekerja di pabrik, Livingstone berhasil memperoleh pendidikan, akhirnya belajar teologi dan lulus dari sekolah kedokteran. Dengan bekal tersebut, ia berangkat ke jantung Afrika, di tempat yang sekarang dikenal sebagai Zambia, dan membawa pesan Injil kepada penduduk asli yang belum pernah mendengar cerita Alkitab sebelumnya.
Livingstone juga merupakan penjelajah terkenal yang memetakan sebagian besar Afrika dan juga mencari sumber Sungai Nil. Dia menjadi orang Eropa pertama yang melihat air terjun Mosi-o-Tunya di sepanjang Zambezi, yang sekarang dikenal sebagai Air Terjun Victoria, nama yang dia berikan untuk air terjun tersebut.
Karena David Livingstone mempercayai Kristus untuk keselamatan, pemuda dari Skotlandia ini mampu mengubah hidup jutaan orang di Afrika. Ketika ia meninggal, ia berlutut di samping tempat tidurnya, memohon kepada Tuhan untuk jiwa-jiwa.
Renungkanlah: Apakah Anda memiliki jaminan penuh akan keselamatan dari Allah? Apakah Tuhan memanggil Anda untuk menjangkau kelompok masyarakat tertentu?
Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu; jangan ada yang memegahkan diri. Â Efesus 2:8-9.