Fabian von Schlabrendorff lahir di Jerman pada tahun 1907. Meskipun ia dididik sebagai pengacara, ia akhirnya bergabung dengan tentara Jerman sebelum Perang Dunia II. Menyadari betapa gilanya Adolph Hitler yang ingin menghancurkan Eropa, ia bergabung dengan ‘perlawanan’. Pada 13 Maret 1943, selama kunjungan Hitler ke markas pusat militer di Rusia, Schlabrendorff menyelundupkan ‘bom waktu’ ke pesawat yang direncanakan untuk membawa Hitler kembali ke Jerman. Bom itu tidak meledak, dan meskipun Schlabrendorff dapat mengambil bom itu tanpa terdeteksi, ia akhirnya ditangkap setelah upaya pembunuhan kedua.
Schlabrendorff dikirim ke penjara Gestapo di mana dia disiksa, tetapi dia menolak untuk memberikan perincian tentang keterlibatannya sendiri atau orang lain dengan ‘perlawanan’. Awal tahun 1945, Schlabrendorff dibawa ke pengadilan Nazi. Bukti terhadapnya lemah, tetapi hakim, Roland Freisler, sangat terkenal karena menjatuhkan hukuman mati di hampir setiap kasus. Faktanya, selama tiga tahun di pengadilan, Freisler paling banyak menjatuhkan hukuman mati dibandingkan dengan hakim lainnya yang berdinas selama sebelas tahun di pengadilan. Namun, sementara Schlabrendorff menunggu persidangannya dimulai, sebuah bom serangan udara Amerika menghantam gedung pengadilan. Hakim terbunuh selagi masih memegang file Schlabrendorff.
Sebulan kemudian, ketika persidangan Schlabrendorff dijadwal ulang, seorang hakim yang berbeda, benar-benar membebaskannya, tetapi ia masih dipindahkan dari satu kamp konsentrasi ke kamp yang lain, sampai pasukan AS membebaskan kampnya pada Mei 1945. Dalam lingkaran nasib yang unik, ia justru menjadi hakim di negara tempat dia diadili karena pengkhianatan.
Alkitab mengajarkan bahwa pertukaran peran yang sama akan terjadi lagi. Yesus pernah dihukum mati dalam pengadilan yang tidak adil, tetapi kita tahu bahwa ketika Dia datang lagi, Dia akan menjadi hakim yang adil. Seperti yang dikatakan Petrus dalam Kisah Para Rasul 10:42: “Dialah (Yesus) yang ditentukan Allah menjadi Hakim atas orang-orang hidup dan orang-orang mati.” Tetapi Petrus tidak berhenti di situ, karena berita terbaik dari semuanya adalah bahwa hakim kita juga adalah penebus kita: “barangsiapa percaya kepada-Nya, ia akan mendapat pengampunan dosa oleh karena nama-Nya.” (Kisah Para Rasul 10:42, 43). Mengapa tidak mempercayakan kasus Anda kepada-Nya?
Di hadapan TUHAN,
sebab Ia datang untuk menghakimi bumi.
Ia akan menghakimi dunia dengan keadilan,
dan bangsa-bangsa dengan kebenaran.Mazmur 98:9
-Doug Batchelor-