Ikan pisau hantu hitam yang ditemukan di teluk Amazon di Peru adalah makhluk yang tampak sangat aneh. Ia tidak memiliki sirip di samping, atau di atas, atau di bagian belakang. Satu-satunya siripnya berada di bawah, sirip tunggal memanjang dari depan ke belakang! Ikan delapan inci ini tidak memiliki ekor dan dari samping terlihat seperti pisau mentega, yang mengecil menjadi ujung tombak yang tumpul di bagian belakang. Sirip panjang seperti pita dari satu ujung ke ujung lainnya, terlihat seperti tirai hitam yang bergelombang anggun kala bergerak dalam air.
Ikan pisau memiliki mata kecil seperti manik dan memiliki penglihatan yang buruk, tetapi Tuhan telah memberikan makhluk aneh ini cara lain untuk melihat. Fitur yang paling tidak biasa dari ikan pisau adalah garis lateralnya. Sel yang berupa garis horizontal di sisinya ini adalah pembangkit listrik, menghasilkan gelombang impuls frekuensi tinggi yang dikirim ke air sekitar dari sisi-sisinya. Impuls ini dipantulkan objek sekitarnya, kembali dengan cepat dan dirasakan oleh sel reseptor lain di kulitnya. Boleh dikatakan ikan ini memiliki sejenis radar! Tegangan impuls ini rendah, hanya sekitar 3 sampai 10 volt arus searah. Namun frekuensi impulsnya tinggi, sekitar 300 sinyal per detik. Saat impuls ini keluar, terciptalah medan sinyal pengiriman/penerimaan listrik, yang memberi tahu ikan apa yang ada di sekitarnya.
Tapi bayangkan masalah yang mungkin terjadi ketika dua ikan pisau saling mendekat! Kedua ikan tersebut mengirimkan impuls dan orang mungkin berpikir bahwa medan listrik yang tercipta akan bertabrakan hingga akan “membutakan” kedua ikan. Tetapi Sang Pencipta memberi ikan yang menakjubkan ini kemampuan untuk mengubah panjang gelombang. Segera setelah dua ikan pisau mendekat satu sama lain, mereka segera berhenti mengirimkan impuls selama beberapa saat, dan kemudian kedua ikan menyalakannya kembali, tetapi kali ini disetel ke frekuensi yang berbeda dari yang lain.
Pernahkah Anda berdoa dan merasa berada di frekuensi yang salah? Mungkin situasi Anda sedang bising atau tegang, sehingga sulit untuk berkonsentrasi. “Kebisingan” semacam itu tidak harus berupa suara yang kita dengar dengan telinga kita. Ketegangan bisa menggangu pikiran kita juga. Ketika kita mengisi pikiran kita dengan firman Allah dan berusaha menghilangkan semua gangguan dunia, kita akan lebih mendengarkan suara Tuhan dalam pikiran kita (Yesaya 30:21).
Sesungguhnya, tangan Tuhan tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar. Yesaya 59:1.
-Doug Batchelor-