Katakombe Roma adalah jaringan ruang bawah tanah yang digunakan sebagai tempat pemakaman oleh orang Kristen mula mula pada zaman Mediterania kuno. Selama masa penganiayaan, katakombe menjadi tempat perlindungan karena tempat pemakaman dianggap suci oleh hukum Romawi. Ketika gereja-gereja di atas tanah dihancurkan oleh perintah Kaisar, para penyembah Allah bertemu di kapel katakombe. Pada abad ke-3 M, orang-orang Kristen telah membuat 600 mil makam di batu vulkanik di sekitar Roma.
Ketika agama Kristen berkembang sehingga kematian berlipat ganda, katakombe diperluas menjadi galeri ‘sarang lebah’. Batuan lunak di sekitar Roma sangat cocok untuk membuat terowongan. Ketika satu tingkat tidak lagi cukup, dibangun galeri tingkat kedua, ketiga, atau bahkan keempat di bawahnya. Para arkeolog memperkirakan bahwa sekitar tiga juta orang Kristen dimakamkan di katakombe di sekitar Roma.
Roma lebih suka kremasi, tetapi orang-orang Kristen mengikuti praktik penguburan orang mati di katakombe. Mereka menyebutnya koimeteria, atau “tempat tidur”. Ini menunjukkan kematian bagi orang Kristen, hanyalah tidur sebelum kebangkitan, suatu keadaan ketidaksadaran sementara. Alkitab berulang kali berbicara tentang orang mati yang “tidur”, seperti raja-raja Israel dan Yehuda yang “tidur dengan nenek moyang mereka” (lihat 1 Raja-raja 2:10 dan 2 Tawarikh 21:1 sebagai contoh).
Ketika Tuhan menciptakan Adam dari debu tanah, Tuhan meniupkan nafas hidup ke dalam manusia pertama dan dia “menjadi makhluk hidup” (Kejadian 2:7). Saat kematian, kebalikan dari penciptaan ini terjadi. Ketika nafas manusia kembali kepada Tuhan, tubuh kembali ke bumi dan menjadi debu kembali. Jiwa tidak memiliki keberadaan sendiri yang terpisah dari tubuh. Tidak ada dalam Alkitab yang mengajarkan bahwa “jiwa” bertahan sebagai entitas yang sadar setelah seseorang meninggal. Bahkan, Alkitab berkata, “Jiwa yang berbuat dosa akan mati” (Yehezkiel 18:20).
Ketika Yesus berbicara kepada murid-murid-Nya tentang teman mereka Lazarus yang sedang tidur, para murid menjawab, “Tuhan, jikalau ia tertidur, ia akan sembuh” (Yohanes 11:12). Perhatikan ayat berikutnya. “Tetapi maksud Yesus ialah tertidur dalam arti mati, sedangkan sangka mereka Yesus berkata tentang tertidur dalam arti biasa. 14Karena itu Yesus berkata dengan terus terang: ‘Lazarus sudah mati’” (ayat 13, 14). Jadi, ketika orang yang kita cintai meninggal, mereka beristirahat di kuburan atau makam mereka sampai kedatangan Kristus yang kedua kali. Bukankah menarik untuk berada di dekat katakombe pada hari itu?
Demikianlah perkataan-Nya, dan sesudah itu Ia berkata kepada mereka: “Lazarus, saudara kita, telah tertidur, tetapi Aku pergi ke sana untuk membangunkan dia dari tidurnya.” Yohanes 11:11.
-Doug Batchelor-