KEDAMAIAN DI ATAS PILAR

Renungan Harian
Mari bagikan artikel ini

Simeon the Stylite lahir pada tahun 390 M di Suriah utara, yang adalah bagian dari Kekaisaran Bizantium. Dipengaruhi oleh ibunya yang sangat religius, ia memiliki semangat kekristenan yang kuat. Pada usia 13 tahun, ia mulai sering berpuasa dari makanan. Sebelum dia berusia 16 tahun, dia masuk ke biara dan memulai puasa dan doa yang begitu berat sehingga dia diminta untuk pergi. Dia kemudian mengurung diri selama tiga tahun di sebuah gubuk, berpuasa hingga 40 hari selama Prapaskah, dalam upaya untuk mencari kedamaian dengan Tuhan. Tapi gubuk itu terlalu nyaman, jadi Simeon pindah ke tebing batu di padang pasir dan memaksa dirinya untuk tetap tinggal di tempat yang sempit itu.

Kerumunan peziarah, yang mendengar tentang pertapa suci ini, menyerbu ke tempatnya di padang pasir untuk meminta nasihat dan doanya. Semua perhatian ini memberinya sedikit waktu untuk ibadah pribadinya sendiri. Ini mengilhami dia untuk mengadopsi cara hidup baru. Jika dia tidak bisa menghindari dunia secara horizontal, dia sekarang berharap menemukan kedamaian dengan melarikan diri secara vertikal. Simeon menemukan sebuah pilar kuno, setinggi 48 kaki, di antara beberapa reruntuhan. Di atas pilar ini, dengan bantuan teman-temannya, ia membangun sebuah platform sekitar dua belas kaki persegi. Dia tinggal bertahun-tahun di atas pilar ini. Dia dikenal dalam sejarah sebagai Simeon the Stylite (kata Latin “stylus” yang berarti “pilar”/ tiang).

Tapi pilar tempatnya itu menarik lebih banyak peziarah dan wisatawan yang penasaran. Simeon dengan sabar mengizinkan orang mengunjunginya setiap sore melalui tangga. Dia menulis beberapa surat yang masih ada sampai sekarang, di mana dia mengajar murid-muridnya, dan dia kadang-kadang berkhotbah tentang hidup suci kepada para pengunjungnya. Setelah menghabiskan 37 tahun di atas pilar, Simeon meninggal pada usia 69 tahun. Dia menginspirasi banyak orang untuk mengikutinya dan untuk abad berikutnya para pertapa yang tinggal di atas pilar, atau stylite, adalah pemandangan yang umum di seluruh Bizantium Timur.

Hari ini Simeon diperingati sebagai orang suci di Gereja Ortodoks Koptik, tetapi apakah benar-benar perlu menjadi seorang petapa diatas pilar untuk menemukan kedamaian dengan Tuhan? Alkitab menjelaskan bahwa kita dibenarkan oleh iman, memampukan kita untuk “berdamai dengan Allah oleh Tuhan kita Yesus Kristus” (Roma 5:1). Hanya Yesus, Raja Damai, yang dapat membawa rekonsiliasi. Kita tidak pernah dapat melakukan apa pun untuk memperbaiki apa yang telah Dia lakukan. Kita menemukan kedamaian dengan Allah dengan menempatkan iman kita di dalam Yesus.

Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus. Roma 5:1.

-Doug Batchelor-


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *