Kesepian Akut?

Blog AFI
Mari bagikan artikel ini


Statistik terbaru mengungkapkan bahwa hampir setengah dari penduduk Amerika merasa kesepian dan terisolasi secara sosial. Keadaan ini mempengaruhi mempengaruhi banyak orang di semua kalangan usia, dari remaja hingga dewasa. Penelitian menunjukkan bahwa dampak jangka panjang akibat kesepian yang kronis/akut meningkatkan kemungkinan kematian dini yang sama atau lebih tinggi daripada risiko kematian oleh penyakit lainnya, seperti obesitas.

Pada saat ‘koneksi’ yang belum pernah ada sebelumnya terjadi melalui jejaring sosial dan smartphone, isolasi sosial telah mencapai titik tertinggi sepanjang masa. Satu dari empat orang di Amerika Serikat hidup sendiri dan lebih dari 50% belum menikah. Negara-negara di seluruh dunia mengevaluasi dampak isolasi sosial ini terhadap kesehatan masyarakat. Hasil identifikasi ini disebut “epidemi/wabah kesepian”.

Kesepian memiliki sejarah yang panjang. Pada awalnya, Tuhan melihat Adam sendirian di Taman Eden yang sempurna. “TUHAN Allah berfirman : ‘Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia’.” (Kejadian 2:18). Tuhan memberikan rencana yang indah untuk kebahagiaan kita, tetapi dosa merusaknya. Jadi, untuk menemukan seseorang dan menjalin persahabatan yang sempurna, banyak orang di dunia berjuang keluar dari isolasi ini.

Bahkan pengikut Tuhan yang setia pun merasakan sakitnya keterasingan. Raja Daud menulis dalam kidungnya, “ Aku tak bisa tidur dan sudah menjadi seperti burung terpencil di atas sotoh”. (Mazmur 102:7). Nabi Elia pun pernah meratap, “Hanya aku seorang diri yang tinggal sebagai nabi TUHAN…” (1 Raja-raja 18:22).

Tentu saja, Yesus, saat menghadapi kematian-Nya, berseru, “….Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” (Matius 27:46). Pada saat itu, Dia merasa ditinggalkan, terpisah dari Bapa-Nya. Itulah sebabnya Dia mengerti akan keadaan kita saat ini dalam keedihan dan keputusasaan kita. (Lihat Ibrani 4:15) Yesus berjanji bahwa Dia akan memenuhi keinginan terdalam hati kita. Janji-Nya adalah, “Aku sekali-sekali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-sekali tidak akan meninggalkan engkau.” (Ibrani 13:5)


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *