KETIKA ALLAH MEMANGGIL MUSA

Renungan Harian
Mari bagikan artikel ini

Amazingfacts.id: Sebuah tugas segera diberikan ketika Allah memanggil Musa. Tugas yang telah dipersiapkan Allah bagi umatnya yang tertindas.

tongkat kekuatan

Bagi Bangsa Ibrani yang tertindas dan menderita, hari kelepasan mereka terasa lama sekali tertangguhkan, tetapi pada masa yang sudah ditentukanNya, Allah bermaksud mewujudkannya dalam kekuatan yang agung.

Musa tidak disuruh untuk berdiri memimpin pasukan, dengan bendera-bendera yang berkibar dan persenjataan yang megah, sebagaimana ia sangka pada awalnya. Bangsa itu, yang sudah lama dianiaya dan ditindas, tidak memperoleh kemenangannya sendiri dengan bangkit melawan dan menuntut hak mereka.

Tujuan Allah dicapai dalam satu cara yang mengalahkan kesombongan dan kejayaan manusia. Sang pelepas harus maju sebagai gembala yang bersahaja dengan hanya sebuah tongkat di tangannya; namun Allah akan menjadikan tongkat itu memiliki kekuatan dalam melepaskan umatNya dari penindasan dan dalam memelihara mereka ketika dikejar-kejar oleh musuhnya.

pemandangan ajaib

Sebelum Musa maju, ia menerima perintah penting terhadap tugas besar nyaitu dalam cara yang membuatnya terpesona dan memberikan satu pemahaman yang dalam terhadap kelemahan dan ketidaklayakannya sendiri.

Sementara sibuk dengan tugasnya sehari-hari, ia melihat semak belukar, ranting, dedaunan, dan batang tumbuhan, terbakar namun tidak hangus. Ia mendekat untuk melihat pemandangan ajaib itu, ketika suara memanggilnya terdengar dari api tersebut.

Itu adalah suara Allah. Dialah, yang merupakan malaikat perjanjian, yang menyatakan DiriNya Sendiri kepada nenek moyang di masa lalu. Tubuh Musa gemetar, ia ketakutan, saat Tuhan memanggil namanya.

Dengan bibir bergetar ia menjawab, “Ya, Allah.” Ia diperingatkan untuk tidak mendekati Penciptanya dengan sikap tak hormat: “tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat, di mana engkau berdiri itu, adalah tanah yang kudus.”

menghormati allah

Para ciptaan fana dapat memetik satu pelajaran yang tidak boleh dilupakan, mendekati Allah dengan sikap hormat. Kita boleh datang dengan berani ke dalam hadiratNya dengan nama Yesus, kebenaran dan pengganti kita, tetapi jangan pernah dengan keberanian yang sombong seolah Ia berada sejajar dengan diri kita sendiri.

Kita telah mendengar beberapa orang yang menyebutkan Allah yang agung, mahakuasa dan suci, yang tinggal dalam terang yang tak dapat didekati, yang memperlihatkan satu tingkatan kesejajaran atau lebih rendah.

Allah haruslah sangat dihormati; di mana pun hadiratNya dengan jelas disadari, orang-orang berdosa akan sujud dalam sikap yang paling merendah.

Jadi sekarang, pergilah, Aku mengutus engkau kepada Firaun untuk membawa umat-Ku, orang Israel, keluar dari Mesir. Keluaran 3:10.

 

-Suara Hati Nurani, Hlm. 208-


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *