Oleh Joe Crews
Pengantar
Sebagaimana yang dimengerti oleh kebanyakan pelajar Alkitab, Petrus dan Paulus tidak selalu sepakat satu sama lain mengenai metode menyampaikan penginjilan. Pada satu waktu, mereka pernah berselisih di depan umum dan satu sama lain saling mengecam sebagai seorang yang munafik. Namun demikian, dalam kepercayaan dan menghidupkan firman sang Guru yang mereka kasihi, mereka sangat selaras.
Setelah menjelaskan pemusnahan hal-hal duniawi oleh api pada akhir sejarah manusia, Petrus mengajukan pertanyaan retoris ini: “Jadi, jika segala sesuatu ini akan hancur secara demikian, betapa suci dan salehnya kamu harus hidup?” 2 Petrus 3:11. Untuk pertanyaannya sendiri ia memberikan jawaban yang sangat singkat: “..Kamu harus berusaha, supaya kamu kedapatan tak bercacat dan tak bernoda di hadapan-Nya, dalam perdamaian dengan Dia.” ayat 14.
Ketika Paulus menulis pada subjek yang sama di bagian lain Alkitab, ia menggunakan bahasa sangat mirip dalam nada tapi lebih panjang dalam konteks. ” Karena kasih karunia Tuhan yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata. Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini dengan menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia dan penyataan kemuliaan Tuhan yang Mahabesar dan Juruselamat kita Yesus Kristus, yang telah menyerahkan diri-Nya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dan untuk menguduskan bagi diri-Nya suatu umat, kepunyaan-Nya sendiri, yang rajin berbuat baik.
“Titus 2: 11-14.
Kita mungkin akan sedikit bingung dengan rentetan berbelit-belit dari frase yang Paulus jabarkandalam kalimat panjang ini, tapi lihatlah apa yang dia katakan. Mungkin tidak ada perlu ada pertanyaan tentang makna dari kata-katanya. Pernyataan yang agung ini mungkin adalah deskripsi paling lengkap dari yang diinginkan Tuhan untuk umat-Nya,yang dapat ditemukan di seluruh Alkitab. Paulus entah bagaimana berhasil menyentuh sebagian besar doktrin gaya hidup Kristen yang baik yang harus menjadi ciri gereja sejati hari ini.
Lihat baik-baik prinsip-prinsipyang sangat mengagumkan yang dijalin dalam beberapa ayat tersebut:
- “Ditebus dari segala kejahatan”
- “Memurnikan bagi diri-Nya sendiri sebuah umat yang terpilih”
- “Rajin berbuat baik”
- “Menyangkal kefasikan dan nafsuduniawi “
- “Mencari pengharapan yang diberkati”
Dalam kata-kata ini ditemukan doktrin pengudusan yang benar dan kemenangan total atas “segala kejahatan.” Seperti Petrus, ia berani menyatakan kemungkinan menjadi tanpa noda dan tak bercacat, tapi dia juga mengidentifikasi sekelompok orang yang berdiri dalam perbedaanyang mencolokdibandingkan semua orang lain di sekitar mereka. Semangat mereka dalam “pekerjaan baik” oleh ketaatan akan menandai mereka sebagai orang-orang khusus Tuhan.
Selanjutnya, Paulus menulis bahwa kasih karunia yang membawa keselamatan akan mengajar orang-orang kudus yang setia untuk mencari pengharapan akan kedatangan Kristus. Mereka akan tinggal dalam harapan yang penuh sukacita akan munculnya Yesusdengan segera. Gereja akhir zaman ini akan terpisah dari pemanjaan gaya hidup mayoritas yang duniawi dan “menyangkal nafsu kefasikan dan duniawi.” Dalam hal ini, ia sekali lagi sungguh selaras dengan yang ditekankan oleh temannya, Petrus, yang menggambarkan “tingkah laku yang seharusnya kita milikidalam segala percakapan suci (gaya hidup) dan kesalehan.”
Yang menarik adalah bahwa kedua sahabat dekat Yesus ini membuat pernyataan yang kuat mengenai menjadi berbeda dari dunia. Sayangnya, doktrin mereka tentang penyangkalan diri dan pemisahan telah ditolak oleh gereja modern sebagai manifestasi dari legalisme. Sebagai reaksi terhadap kesalahpahaman yang paling tragis ini, kebanyakan mimbar saat ini hanya mengabarkan pesan cinta yang “lembek” tentang pembenaran, pengampunan, dan penerimaan dan referensi mengenai ketaatan, hukum, atau gaya hidup yang sebagian besar telah dihilangkan. Setiap hal mengenai standar perilaku atau kebiasaan segera dicekal sebagai perbuatan menghakimi dan tidak kasih.
Orang Kristen Perlu Menolak Beberapa Hal
Ada sesuatu yang sangat kuat dan meyakinkan dalam penggunaan Paulus akan kata “menyangkal.” Apakah artinya untuk menyangkal nafsu kefasikan dan duniawi?Jelas ada waktu dan tempat untuk orang Kristen sejati untuk menarik garis dan mengatakan “Tidak” dalam perilaku sedemikian rupa sehingga tidak ada yang dapan salah paham.Ada beberapa hal di mana kita perlu menjadi positif.Saya merasa bahwa kekuatan dari kata “tidak” yang positif adalah salah satu kebutuhan terbesar dalam zaman yang tidak teratur dan serba boleh ini. Kita harus memiliki keberanian moral untuk menolak sesuatu yang akan menyebabkan polusi pikiran atau tubuh.
Apakah anak-anak Tuhan selalu perlu untuk mengambil posisi berdiri pantang menyerah pada isu-isu yang benar dan yang salah?Pertimbangkan kehidupan tokoh Alkitab yang hebat, Musa. “Karena iman maka Musa, setelah dewasa, menolak disebut anak puteri Firaun, karena ia lebih suka menderita sengsara dengan umat Tuhan dari pada untuk sementara menikmati kesenangan dari dosa..” Ibrani 11:24, 25.
Konteksnya menunjukkan bahwa Musa sedang diundang untuk mengambil jalan yang mudah. Harus ada pilihan lain diberikan kepadanya untuk menolaknya. Dia harus membuat keputusan untuk kekayaan dan kesenangan di satu sisi atau penderitaan di sisi lain. Dan Anda dapat yakin bahwa semua tekanan itu berasal dari orang-orang di sisi yang salah.Kita tidak punya keraguantentang di mana teman-teman mudanyaberdiri di pengadilan dalam hal ini.Mereka pasti menyajikan setiap alasan menarik bagi Musa untuk tetap tinggal di istana.Musa adalah pewaris tahta Mesir.Tidak ada yang ditahan darinya.Ada musik, tarian, dan putri-putri cantikyang bersaing untuk mendapatkan perhatiannya.
Tidak ada yang dapat menunjukkan bahwa itu adalah mudah bagi Musa untuk membalikkan badanterhadap kehormatan dan posisi kerajaan. Tentu saja telahtampak kepadanya bahwa takhta adalah satu-satunya jalan menuju popularitas, kekayaan, dan ketenaran abadi. Dia tidak punya jalan untuk mengetahui bahwa sebaliknya adalah benar. Hari ini, nama Musa dikenal jutaan orang di seluruh dunia, namun nama-nama firaun telah lama dilupakan. Saya penah mengunjungi ruang mumi dalam museum besar di Kairo dan melihat sisa-sisa pembungkus dari beberapa penguasa yang paling terkenal dari Mesir. Saya membaca nama-nama seperti Ahmose dan Tutmose, yang terdengar hampir seperti Musa, tetapi namanya tidak ada pada satu pun dari peti-peti mati batu yang rumit. Musa bukanlah mumi hari ini. Dia ada di surga sekarang menikmati “balasan pahala” yang ia hitung sebagai “kekayaan yang lebih besar dari pada semua harta Mesir.” Menurut Yudas 1: 9, ia diberikan kebangkitan khusus sebagai buah pertama dari mereka yang akan dibangkitkan untuk bertemu dengan Tuhan mereka pada hari terakhir. Tapi untuk semua orang dari kita, dia adalah contoh dari kuasa positif sebuah penolakan. Ia menolak!
Sebagian besar dari kita telah membaca cerita Alkitab tentang Yusuf dan pengalamannya yang luar biasa sebagai budak, dan kemudian sebagai perdana menteri Mesir. Tapi ternyata perbudakan lah yang mengubah seluruh hidupnya ke arah yang berbeda. Istri Potifar secara fisik tertarik oleh ketampanan dan kepribadian Yusuf, dan menjalankan rencanapenggodaan seksual untuk menarik Yusuf agar berzinah dengan dia. Hari demi hari ia berusaha untuk membujuk Yusuf dengan pesonanya. Mungkin tidak ada anak muda yang pernah dihadapkan dengan tes emosional yang lebih parah dari Yusuf, karena ia terus-menerus dihadapkan dengan godaan yang penuh tipu muslihat oleh si nyonya cantik. Sebagai mana pemuda jantan normalnya, Yusuf merasakan dorongan fisik dan keinginan sekuat orang muda lainnya yang hidup saat ini. Saya cukup yakin juga bahwa Setan menghiasi setiap tempat dan kejadian pencobaan dengan semua kemewahan dan godaan yang bisa dibuat.
Bagaimana hubungan Yusuf dengan godaan sehari-hari? Kita tidak diberitahu tentang pikiran atau perasaannya, tapi kami memiliki catatan sederhana dari apa yang dia lakukan. “Selang beberapa waktu isteri tuannya memandang Yusuf dengan berahi, lalu katanya: “Marilah tidur dengan aku.”
Tetapi Yusuf menolak dan berkata kepada isteri tuannya itu: “Dengan bantuanku tuanku itu tidak lagi mengatur apa yang ada di rumah ini dan ia telah menyerahkan segala miliknya pada kekuasaanku, ” Kejadian 39: 7,8. Sebuah kesaksian yang luar biasa! Dia mengatakan, “Tidak, saya tidak akan berbuat dosa terhadap Tuhan saya.”Seperti Musa yang ada setelah dia, Yusuf tetap berdiri tak bergeming terhadap kompromi dengan dosa.Bahkan ketika si penggoda yang berkomplot mencoba dengan paksa menarik dia ke dadanya, Joseph merenggut pergi, meninggalkan mantelnya di tangannya, dan melarikan diri dari kehadirannya (ayat 12).
Katakan Tidak pada Adegan Seksual
Insiden yang baru saja saya jelaskan berlangsung ribuan tahun yang lalu, tetapi merupakan pola yang telah diulang dalam setiap generasi berikutnya.Setan telah menggunakan daya tarik sensual dari seks dan pelanggaran susila untuk menghancurkan jiwa di segala zaman,baik dari masa lalu maupun masa sekarang. Namun pada akhir abad ke-20 ini ia telah menyempurnakan senjata ini sampai titik tertinggi. Kita hidup dalam masyarakat yang sarat akan seks–di mana dunia hampir seluruhnya didominasi oleh kedagingan.
Hari ini ada beberapa orang muda yang memiliki hubungan kepada Tuhan sama seperti yang Yusuf miliki. Mereka telah dikondisikan oleh seribu pemanjaan yang keterlaluan untuk menghasilkan dorongan hati mereka daripada hidup dengan prinsip.Televisi memiliki peran besar dalam mempopulerkan penyimpangan dan menciptakan sikap toleransi terhadap perilaku sembarangan. Alih-alih belajar untuk menekan dan mengendalikan dorongan seksual mereka, sebagian besar orang-orang muda belajar untuk bebas memanjakan dorongan tersebut.Hasilnya sudah semua generasi tumbuh dengan hanya sedikit menahan-nahan diri terhadap percabulan.Memang kebanyakan dari mereka tidak memiliki pemahaman bahwa Tuhan menyebutnya kekejian.
Tidak seorangpun penduduk dunia saat ini bisa lepas dari pengaruh berbahaya yang telah menghasilkan keadaan seperti anarki moral. Kita hampir tenggelam di dalamnya dari pagi sampai malam, dan perlindungan kita hanya memiliki pikiran Kristus. Ini adalah sifat alami manusia yang telah jatuh untuk menjadi duniawi dan hidup menurut daging. Bahkan, kedagingan tidak membutuhkan dorongan dalam proses alami dari kepuasan diri sendiri dan dosa. Namun demikian, kedagingan tersebut telah terangsang dan diprovokasi oleh promosi merajalela dari setiap bentuk kenajisan seksual.
Tapi mari kita perhatikan sekarang keadaan di mana orang Kristen dapat menuntut proteksi dari pengeboman sehari-hari di tengah-tengah semua keboborokan dan tetap murni. Singkatnya, ini bisa terjadi hanya melalui latihan penyucianoleh pikiran yang telah bertobat dan kemauan. Kemenangan atas dosa, hanya mungkin terjadi melalui Kristus, dan tetap melibatkan kerja sama antara manusia dan ilahi. Hanya dengan kita mengakui prinsip-prinsip yang melibatkan peran manusia dalam pengudusan, kita akan mampu untuk meminta kuasa Tuhan. Kekudusan bukanlah transaksi pasif di mana kita hanya duduk dan membiarkan Tuhan memisahkan kita dari dosa.
Hal ini membawa kita kembali ke kuasa positif dari sebuah penolakan. Perintah Tuhan sangat jelas: “Kuduslah kamu” 1 Petrus 1:16. Ini tidak berarti bahwa kita dapat memurnikan diri kita melalui usaha manusia saja, juga tidak berarti bahwa Tuhanakan melakukan semuanya tanpa kerjasama kita. Dia tidak akan pernah melakukan bagi kita hal-hal yang dapat kita lakukan sendiri dengan kesanggupan yang telah Ia berikan. Meskipun kemungkinan kemenangan terletak pada Tuhan saja, tanggung jawab untuk kemenangan adalah milik kita untuk dilatih.Kita telah mengetahui bahwa Tuhan tidaklah membawa kabur Yusuf dari Ibu Potifar; Yusuf sendiri yang telah membuat keputusan itu dan bertindak sesuai keputusannya itu. Tidak diragukan lagi Tuhan menyatakan kepadanya apa yang harus dilakukan, dan saya tidak ragu bahwa malaikat ada di sana untuk membuat kakinya menjadi cepat bergeraksaat melarikan diri, tapi Yusuf harus mulai bergerak melawan dosa sebelum campur tangan ilahi bisa terjadi.
Kabur dari Pencobaan; Siapa yang Bertanggung Jawab?
Hal ini membawa kita kepada prinsip yang sangat penting dalam menangani masalah dosa. Tidak ada bantuan darikedagingan dalam menuntut kemenangan. Dosa adalah benar-benar tidak dapat dinegosiasikan. Yusuf tidak tinggal untuk berdebat atau atas masalah ini. Tawar-menawar dengan dosa dapat menjadi urusan yang berbahaya. Alkitab hanya mengatakan bahwa “dia menolak;” kemudian ia melarikan diri untuk menjauh dari kehadiran godaan. Ini juga merupakan bagian dari tanggung jawab kita dalam proses kemenangan. Hal ini perlu dipertanyakan bahwa ada hukum-hukum spiritual dari pikiran yang harus dipatuhi agar menjadi pemenang. Salah satu hukum menetapkan bahwa “oleh melihat kita diubahkan.” Memamerkan hukum tersebut, mengarah pada kekalahan dalam pertempuran melawan dosa. Tuhan telah memberi kita pikiran untuk digunakan; untuk mempertimbangkan, memilih, dan menolak. Musa dan Yusuf tahu bagaimana menggunakan apa yang Tuhan berikan kepada mereka, dan itulah sebabnya mereka melatihkuasa positif untuk menolak. Bahkan Tuhan pun tidak bisa membuat keputusan bagi mereka.
Prinsip lain yang penting adalah bahwa tidak ada yang dapat mengikuti Kristus tanpa dengan bebas mengatakan tidak untuk diri sendiri. Yesus menekankan aturan spiritual ini ketika Dia berkata, “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.” Matius 16:24. Sifat watak manusia untuk memanjakan diri adalah akar dari setiap dosa. Kita sering menyebutnya sebagai sifat kejatuhan, sifat rendah, atau sifat berdosa. Itu tidak berhubungan dengan rasa bersalah pribadi atau hukuman, tapi tanpa kehadiran Roh Kudus yang memberikan kuasa, kecenderungan genetik tersebut akan mendesakuntukmengendalikan pengaruh atas pikiran dan tubuh. Sifat manusia yang telah jatuh akan selalu terpikat dengan atraksi kekuatan fisik eksternal. Inilah sebabnya kita tidak pernah aman dalam mendasarkan pilihan gaya hidup kita pada perasaan emosional. Untuk 6000 tahun iblis telah menggunakan persepsi sensorik untuk menyerang jiwa dengan godaan.
Seperti kita melihat kembali melalui sejarah, serta Alkitab, kita menemukan prinsip yang samasedang bekerja. Setan telah hampir selalu memanfaatkan jalur dari lima indera dalam menyebabkan orang berbuat dosa. Si jahat tidak memiliki akses lain untuk benteng pikiran selain melalui penglihatan kita, pendengaran, penciuman, sentuhan, atau rasa. Karena Tuhan telah menciptakan otak untuk secara otomatis menyesuaikan diri dengan apa pun yang masuk melalui saluran eksternal ini, maka di sinilah iblis memfokuskan serangan terkuatnya. Setan tidak bisa memaksa masuk melalui indera; Oleh karena itu ia harus mempersembahkan daya tarik terkuatnya melalui penglihatan, pendengaran, dll, dalam upaya agar ia diperbolehkan masuk ke dalam pikiran.
Maka, apa rahasia mempertahankan pikiran yang murni ketika kita dikelilingi dengan adegan kejahatan dan suara-suara godaan? Hanya ada satu jawaban. Kristus harus sepenuhnya diterima dalam kehidupan sehingga Roh-Nya memiliki kontrol atas semua fungsi dari kehendak. “Biarkan pikiran ini ada di dalam kamu, yang juga dalam Kristus Yesus.” Filipi 2: 5. Dalam kekuatan dari kuasa memerintah, setiap salah satu dari lima jalan dapat tertutup dari daya tarik musuh. Mata diberi kuasa untuk berpaling dari dosa, telinga dapat tidak mendengarkan yang jahat, dan setiap fasilitas pikiran dan tubuh diberikan kepada kehendak ilahi – yang telah menjadi satu dengan kehendak manusia. Ini adalah satu-satunya cara untuk memiliki pikiran Kristus dan untuk memikirkan pikiran-Nya seperti Dia.
Hal ini jelas bahwa perjuangan nyata antara baik dan jahat berlangsung dalam pikiran. Bahkan, pertentangan besar antara Kristus dan Setan tidak terjadidi galaksi yang jauhsebagai medan perangnya, tetapi dalam otak manusia. Adalah kehendak, dengan kebebasan untuk memilih, yang menentukan arah dan nasib kehidupansetiap individu. Ini adalah kebenaran yang perlu dibuat gamblang untuk setiap pemuda, orang dewasa dan anak-anak.Jika semua bisa memahami peran penting dari pilihan pribadi mereka dan konsekuensi dari membuat keputusan yang salah, jutaan jiwa mungkin berbalik dari kegelapan kepada terang.
Hukum Rohani Guna Menolak Kejahatan
Sayangnya, dalam ketidaktahuan mereka tentang masalah yang sebenarnya, kebanyakan anak muda sedang bermain permainan mematikan rolet Rusia untuk nasib masa depan mereka sendiri. Bahkan yang mengaku pemuda Kristen telah gagal untuk memahami rahasia menutup satu-satunya pendekatan yang digunakan Setan untuk dapat mengakses pikiran mereka. Sudah terlalu banyak menggoda dan bermain-main dengan dosa-umpan mematikan – pemuda dan pemudi menguji diri untuk kegembiraan itu, dan menemukan bahwa mereka salah perhitungan akan kekuatan atau kelemahan mereka sendiri.
Ada alasan yang sangat baik dari peringatan Petrus, Paulus, dan semua penulis Alkitab lain untuk “keluar dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu, firman Tuhan.” 2 Korintus 6:17. Ini adalah satu lagi dari hukum-hukum pertumbuhan rohani. Kita tidak bisa berbaur dengan yang tidak murni dan menjadi tetap murni. Kita tidak bisa meremehkan pikiran yang tidak suci sambil terus berusaha menjadi suci. Bahkan kegiatan-kegiatan tersebut yang meski hanya mengarah saja ke arah dosa harus dihentikan. Jika tempat tertentu atau orang tertentu menyajikan godaan yang sulit untuk ditolak, itu adalah waktunya untuk melatih kuasa yang positif untuk menolak. Seperti Yusuf dan Musa, kita dapat menolak untuk melakukan apa yang akan menyinggung Tuhan yang mengasihi kita. Kita melemahkan pertahanan kita oleh dengan berlama-lama di atmosfer godaan, dan ketika kekuatan kita menghilang, musuh menang.
Segera setelah menjelaskan kesalahan dari tatapan berzinah, Yesus mengucapkan kata-kata yang signifikan: “Maka jika matamu yang kanan menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa, dari pada tubuhmu dengan utuh dicampakkan ke dalam neraka. “. Matius 5:29. Apayang Sang Guru maksudkan dengan pernyataan tegas tersebut? Apakah Dia merekomendasikan mutilasi tubuh? Tidak, Dia tidak mengacu pada mata literal sama sekali. Dia berbicara tentang kepada hal apamata Anda terfokus – apa yang Anda lihat. Jika Anda menemukan diri Anda melihat sebuah adegan yang membuka pintu pencobaan, Yesus memerintahkan agar kita menghentikannya dari pandangan kita, bahkan jika itu samamenyakitkannya dengan mengiris keluar mata fisik dengan pisau tajam.
Kata-kata Anak Tuhan pasti menunjukkan bahwa itu akan menjadi ujian nyata untuk berpaling dari beberapa gambaryang sangat menarik yang disiapkan untuk kehancuran kita. Tetapi pesan yang paling mendesak yang Dia disampaikan dalam khotbah di atas bukit adalah bahwa kita dapat dilemparkan ke dalam neraka hanya dengan melihat gambar-gambar yang salah! Konsep ini diejek hari ini oleh teologi modern yang menolak semua standar gaya hidup sebagai karya legalistik daging. Akan menjadi suatu penyesalan yang dalam suatu hari nanti bagi mereka yang gagal untuk membedakan antara penurutan hukum yang dinyatakan untuk memperoleh keselamatan dan penurutan yang baik yang dihasilkan dari hati penuh cinta.
Seseorang mungkin memprotes bahwa tidak ada yang dapat menghindari pelanggaran visual yang disebut oleh Tuhan kita. Jadi, apakah ini berarti kita semua bersalah untuk pandangan sekilas pada hal-hal buruk yang mungkin berkedip lewat di depan matakita saat kita berjalan di sepanjang jalan? Memang tidak. Kita harus membedakan antara pertama pertama yang hanya sesaat pada beberapa hal jahat yang tanpa diundang tiba-tiba memasuki jangkauan pandangan kita, dengan tatapan yang disengaja pada adegan yang memberi makan imajinasi kedagingan. Pandangan kedua yang disengajalah yang paling sering berkembang ke pelanggaran mental akan kehendak Tuhan. Urutan dosa bergerak dari pandangan terfokus menjadi buah pikiran yang diinginkan dan akhirnya menjadi tindakan penuh dosa.
Bukankah ini bukan hanya merupakan sejarah dari begitu banyak perceraian dan pernikahan ulang, bahkan dalam jemaat yang paling konservatif? Terlalu banyak yang tidak mengusir pikiran pertama dosa. Mereka terus mencari dan memberi makan keinginan terlarang sampai pendamping mereka sendiri terlihat kurang diinginkan daripada seseorang lainnya. Emosi menyapu di luar kendali, dan kehidupan yang jahanamadalah hasilnya. Sekali lagi, ada kegagalan untuk mengakui bahwa kita bertanggung jawab untuk menutup pintu pada adegan memikat tersebut.
Kita tidak bisa menjadi kuat melawan musuh yang kita diam-diam kagumi, dan semakin lama kita menatap dosa, semakin menarik jadinya. Daud adalah contoh sempurna dari hukum pikiran. Suatu hari ia melihat tetangganya yang cantik mandi dari atap rumahnya. Meskipun ia adalah seorang yang kuat dan berakhlak mulia, David menjadi boneka dari tanah liat di tangan Setan karena ia terus melihat apa yang telah dilarang Tuhan. Kemudian, penglihatannya yang berlama-lama itu membawanya ke perzinahan dan bahkan pembunuhan. Adalah benar-benar lancang untuk tetap melihat dosa. Keterbukaan untuk dosa meningkatkan toleransi untuk itu, dan akhirnya membutakan kita akan sifat sebenarnya dari pelanggaran. Lisensi seksual tidak lagi dianggap jahat oleh mereka yang telah melihat hal-hal tersebut begitu lama. Banyak pasangan yang tinggal dalam percabulan terhina jika seseorang menuduh mereka sebagai orang tidak bermoral.
Faktor penyebab terbesar dalam paparan visual untuk kejahatan harus diidentifikasi sebagai televisi. Ketika kita mempertimbangkan jam yang tak terhitung terbuang oleh jutaan orang yang menonton dan mendengarkan rentetan kotoran tak berujung yang mengalir keluar, kita dapat mulai memahami mengapa Amerika memimpin dunia dalam pelanggaran hukum dan kekerasan seksual. Survei demi survei telah menunjuk televisi sebagai pelaku dalam peningkatan tingkat kekerasan, pemecahan nilai-nilai keluarga dan kehancuran moral secara umum.Yang mengaku Kristen mengangguk setuju serius dengan laporan statistik, tapi berapa banyak dari mereka yang telah melemparkan kejahatan tersebut keluar dari ruang tamu mereka? Kita bahkan mungkin bertanya, berapa banyak yang bersalah dengan makan diet berlumpur yang sama dari dosa terprogram sebagaimana orang-orang yang tidak percaya?
Sebuah Definisi yang Diubah dari Dosa
Apa penjelasan untuk penerimaan pasif seperti kekacauan moral zaman ini di masyarakat kita oleh orang-orang gereja? Mereka tidak berbicara lantang atau bertahan karena keyakinan mereka sendiri terlalu lemah dan mereka tidak memiliki keberanian untuk mempraktekkan apa yang mereka khotbahkan. Inilah sebabnya mengapa agama telah gagal memberi dampak atau mengubah moral yang semakin terkikis pada generasi bangkrut rohani ini. Terlalu sedikit orang Kristen yang cukup berkomitmen untuk konsisten, berdiri tanpa kompromi terhadap kejahatan sosial hari. Mereka tidak bisa berdiri dalam kekuatan dari penolakan karena kehendak yang lemah dari diri mereka sendiri tidak sepenuhnya dibujuk untuk membuang kenikmatan dunia.
Kita berbicara sebelumnya tentang hal yang mudah menyebar dari alamiah diri. Ada pertempuran sengit untuk diperjuangkan dalam melawan kecenderungan yang diwariskan dari manusia secara natural. Orang yang belum bertobat tidak memiliki dorongan untuk mengajukan usaha berat seperti melawan kesombongan dan keegoisan. Bahkan, dalam banyak kasus mereka tidak memiliki kesadaran bahwa sikap mereka adalah berdosa atau bahkan tidak pantas. Gereja sering bertanggung jawab atas memperburuk masalah dengan tidak berbicara menentang manifestasi dari kedagingan diri secara natural.
Jemaat gemerlapan dengan cukup banyak perhiasan guna membentuk lembu emas yang lain, tapi sedikit pendeta yang memiliki keberanian untuk mengatakan kebenaran tentang kesia-siaan ini. Film, tarian, musik rock, dan televisi sering dikontekstualisasikan dalam khotbah-khotbah sebagai bentuk hiburan yang diterima. Para anggota tidak dipersiapkan dengan sebuah paku tunggal untuk menancapkan keyakinan mereka.
Hal ini membawa kita ke alasan lain bahwa banyak anggota gereja tidak memiliki perasaan yang kuat melawan praktek-praktek dunia. Persepsi dan definisi dosa telah dimodifikasi oleh banyak pemimpin agama di dunia saat ini. Hal ini tidak mengherankan bahwa buah dosa tidak diakui ketika akar dosa bahkan tidak diakui. Banyak kekhawatiran dari anggota gereja yang setia, teologi baru secara bertahap meresap baik pada denominasi besar maupun kecil. Fokus terbesarnya tampaknya melawan “hukum Taurat.” Seolah-olah itu dimaksudkan untuk memperbaiki masalah legalisme di gereja, padahal menjadi penolakan obsesif terhadap apa pun yang berkaitan dengan penurutan hukum.
Dalam reaksi ekstrem terhadap “pekerjaan” atau “tindak tanduk” teologi yangdirasakan, hampir setiap khotbah merembes dengan kelebihan sentimentalisme yang manis – “cinta” yang seharusnya yang tidak menghasilkan ketaatan. Dosa tidak lagi didefinisikan sebagai melanggar hukum moral yang besar dari Tuhan, tetapi dalam tidak mempertahankan “hubungan” yang benar dengan Yesus.Meskipun pengalaman cinta benar-benar penting, kita tidak boleh mengurangi peran hukum sebagai guru dan panduan moral. Firman Tuhan masih menyatakan bahwa “dosa adalah pelanggaran hukum.” 1 Yohanes 3: 4.
Toko buku dipenuhi dengan publikasi yang meminimalkan keseriusan dosa.Mereka mengklaim bahwa dosa tidak membawa kutukan, dan bahwa hal itu tidak memisahkan kita dari Kristus.Sebuah buku populer baru-baru ini yang diakui oleh ribuan orang Kristen konservatif menyatakan bahwa “ada perbedaan besar antara dosa menurut hukum dan dosa di bawah kasih karunia.” Jika Anda bertanya-tanya apa yang membedakan dosa yang dilakukan oleh orang yang telah bertobatdengan dosa yang dilakukan oleh orang yang belum bertobat, penulis memberikan sedikit pencerahan: “Tersandung di bawah kasih karunia, jatuh ke dalam dosa, tidak menghalangi kita dari pembenaran Juga tidak membawa kutukan..”
Ketidaklogisan dari pernyataan ini muncul ketika kita ingat bahwa pembenaran dan penghukuman yang secara diametris berlawanan satu sama lain di dalam Alkitab. Tidak mungkin untuk memiliki keduanya pada saat yang sama. Orang berdosa berada di bawah penghukuman, dan orang Kristen berada di bawah pembenaran. Ketika penulis mengatakan bahwa seorang Kristen berdosa tidak dikutuk oleh dosanya, tetapi bahwa orang berdosa non Kristen dikutuk oleh dosanya, kita berdiri dengan kebingungan. Jenis penalaran ini akan membuat ketidaktaatan oleh Kristen jauh lebih tidak serius dan tercela daripada di kehidupan non-Kristen.
Tandailah itu sebagai kebenaran utama. Dosa adalah mematikan dan membawa hasil yang mematikan bagi semua orang yang memilih untuk melakukannya. Seluruh tujuan dari Injil adalah untuk menyelamatkan kita dari hukuman dan kuasa dosa. Tidak ditemukan dalam Alkitab toleransi untuk pelanggaran hukum Tuhan. Tentu saja, ada rahmat dan karunia dalam Injil untuk mengampuni dan membersihkan dari semua dosa, tetapi tidak ada ketentuan bagi siapa saja untuk terus berbuat dosa. Iman yang benar yang diperlukan untuk keselamatan selalu dihadiri oleh pemberdayaan Roh Kudus untuk menjaga kita dari kejatuhan (Yudas 1:24). Pengalaman “kebenaran oleh iman” tidak hanya mengaitkan manfaat ketaatan Kristus yang sempurna untuk menutupi dosa-dosa masa lalu kita, tapi pada saat yang samaitu menanamkan sebuah kuasa dari pengudusan waktu demi waktu untuk menjaga kita dari dosa di sini dan sekarang.
Firman Tuhan memiliki sangat banyak yang daat dikatakan mengenaikata dosa, tapi ada satu hal yang tidak pernah dikatakan tentang hal itu. Anda tidak akan pernah membaca apa pun dalam Alkitab mengenai anjuran untuk mengurangi jumlah dosa yang Anda lakukan. Bukankah itu aneh?Tidak didapati dimanapun mengenai kita harus mengurangi praktekdosa. Semua penulis yang terinspirasi tampaknya benar-benar setuju dengan Yesus ketika Ia berkata kepada wanita yang telah melakukan perzinahan, “Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi.” Yohanes 8:11.
Legalisme Bukanlah Isu Terakhir
Apakah kita menunjukkan bahwa tidak ada bahaya legalisme bermunculan di antara orang-orang Kristen? Memang ada. Ini adalah musuh yang telah menyebabkan jutaan orang percaya keselamatan adalah hasil pekerjaan mereka, dan kita harus selalu waspada terhadap kesalahan yang hampir tidak terasa. Namun demikian mereka yang melihat ini sebagai masalah akhir zaman di hari-hari penutupan sejarah belum mempelajari nubuat sangat hati-hati. Buku-buku Daniel dan Wahyu menggambarkan konflik final antara Kristus dan Setan dalam hubungannya dengan hukum Tuhan.
Seluruh dunia akan dibagi dan ditandai dengan tanda yang menunjukkan ketaatan kepada hukum atau pemberontakan melawannyanya. Dari Taman Eden sampai saat ini, Tuhan telah mempertahankan tes khusus dari cinta manusia dan loyalitas. Yesus menyatakan tes di hari-Nya ketika Ia berkata, “Jika kamu mengasihi Aku, segala perintah-Ku.” Yohanes 14:15. John menulis bahwa hanya mereka yang mematuhi perintah-perintah akan masuk melalui pintu gerbang ke dalam kota Tuhan (Wahyu 22:14).
Bukankah akan menjadi pukulan dari Setan untuk menyusup ke gereja sebelum akhir zaman dengan kampanye untuk meremehkan hukum dan Sabat? Tidak ada skema yang lebih baik yang dapat diplot untuk mempersiapkan dunia untuk menolak meterai Tuhandan berpihak pada tanda binatang. Sangat sedikit risiko kematian untuk menegakkan hukum yang kewenangannya dipertanyakan. Selanjutnya, sikap lunak terhadap dosa bisa menjadi faktor melunaknyabanyak orangdalam pilihan terakhir untuk meninggalkan hari Sabat.
Saya melihat, operasi bawah tanah yang sistematis dari musuh yang sangat pintar dalam kontroversi teologis ini – seolah-olah antara kaum liberal dan konservatif.Tapi ada jauh lebih banyak yang terlibat daripada isu-isu terisolasi yang begitu sering diangkat. Ini adalah serangan yang sangat terorganisir dengan menghubungkan ke struktur gereja, terjemahan Alkitab, perpecahan dan penginjilan. Tapi lebih dari semua itu, dorongan yang kuat dari Setan telah mempermudah pesan, berkompromi dengan dunia, dan menghancurkan doktrin khas dan standar yang selalu diidentifikasi gereja sisa yang benarmilik Tuhan.
Pengalihan untuk Menutupi Masalah Sebenarnya
Jika memang Setan berada di belakang rencana jahat untuk mengecilkan masalah nyata mengenai pertempuran Armageddon, itu masuk akal baginya untuk membuat masalah buatan untuk mengalihkan perhatian dari skenario Alkitab. Itulah sebabnya umatTuhansaat ini harus curiga atas setiap ajaran yang tidak mengikut sertakan proses pengudusan dalam proses keselamatan. Dengan begitu banyak angin doktrin yang bertiup, menjadi lebih mendesak untuk belajar dan berdoa seperti yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Setiap orang Kristen yang bertahan dalam penggoncangan keras mengerikan di depan kita akan menemukan keamanan hanya dalam iman pribadi yang berakar pada pengetahuan tentang Alkitab.
Musuh kita adalah ahli penipuan dan akal-akalan. Serangan terhadap hukum Tuhan akan disempurnakan dan diperhalus dengan jahatnya. Hanya hubungan yang hidup dan konsistendengan Kristus dan Firman-Nya,yang dapat mempersiapkan tiap orang dari kita untuk penipuan yang terletak tepat di depan. Kita harus memenuhi pikiran kita dengan kebenaran seperti yang ada dalam Yesus. Semua harus yakin di mana mereka berdiri karena dosa dan tentang hukum Tuhan.
Tapi mampu mengenali taktik pengalihan dari musuh hanya bagian dari masalah. Berdiri tegas dan terbuka terhadap mereka sering melibatkan risiko mengasingkan banyak orang baik yang hanya tidak mengerti keseriusan kesalahan. Karena strategi Setan selalu untuk berbaur kesalahan dan kebenaran bersama-sama, mereka yang tercepat untuk menemukan kesalahan dan menentangnya cenderung dicap sebagai penyerang kebenaran. Benar reformis selalu harus menghadapi pilihan sulit menyesakkan nurani untuk menjaga hubungan status quo, atau menjalankan tantangan dari ejekan dan celaan untuk menolak kejahatan yang lain gagal untuk melihat. Mungkin pahlawan sejati di hadapan surga adalah tanpa tanda jasa, difitnah orang-orang kecil yang keras kepala mengatakan tidak untuk kompromi institusi atau pribadi di mana pun muncul. Seperti Yusuf dan Musa, mereka juga menolak untuk mengambil rute mudah populer yang kerumunan sesuai ditekan atas mereka. Dalam kebebasan moral mereka menggunakan kekuatan yang dari penolakan.Puji Tuhan, pahlawan tersebut masih bersama kita hari ini.