renungan

MENJADI MATA BAGI ORANG BUTA, KAKI BAGI ORANG LUMPUH

Renungan Harian
Mari bagikan artikel ini

Ibadah Sejati Ditandaskan
Aku menjadi mata bagi orang buta, dan kaki bagi orang lumpuh. Ayub 29:15

Berjaga-jagalah, berdoalah, berhati-hatilah supaya jangan sampai pikiran itu amat terpikat dengan pelbagai macam transaksi dagang yang penting yang membuat ibadah sejati dilalaikan dan kasih hilang dan jiwa, walaupun engkau memerlukan pertolongan besar dan belas kasihan menjadi tangan yang menolong bagi Allah terhadap orang buta dan terhadap semua orang yang malang. Orang yang tidak mempunyai sahabat sama sekali menuntut perhatian kita. Gunakanlah waktumu dan kekuatanmu dalam belajar menjadi orang yang mempunyai ”roh menyala-nyala,” untuk berlaku adil, dan untuk menyukai kemurahan hati, “melayani Tuhan.” Ingatlah bahwa Kristus berkata, “Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku”.

Allah menuntut umat-Nya menjadi orang yang lebih menaruh belas kasihan dan menaruh perhatian kepada orang malang dari pada kepada mereka. . . . Allah menuntut agar perhatian yang sama yang harus diberikan kepada janda dan yatim piatu, diberikan juga kepada orang buta dan kepada mereka yang menderita kesusahan akibat penyakit jasmani yang lain. Berbuat kebajikan yang tulus ikhlas sangat jarang terdapat di dunia zaman ini. . . . Aneh juga bahwa ada orang-orang yang mengaku Kristen tidak memperhatikan ajaran Firman Allah yang begitu jelas dan pasti itu, dan tidak mempunyai hati nurani yang menyesal. Allah meletakkan tanggung jawab pada mereka untuk memelihara orang yang malang, orang buta, orang lumpuh, janda dan yatim piatu; tetapi banyak orang tidak berusaha memperhatikannya.

Ada suatu pekerjaan penting yang harus dilakukan di dunia kita ini, dan sementara kita menghampiri penutupan sejarah dunia ini, bukan berarti pekerjaan itu menjadi lebih kecil; tetapi bilamana kasih Allah yang sempurna itu berada dalam hati, maka hal-hal ajaib akan dilakukan.”

Hidupku Kini 245


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *