MEREKA YANG TELAH MENIKAM DIA

Renungan Harian
Mari bagikan artikel ini

imagesKamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan yang Mahakuasa dan datang  di tengah-tengah awan-awan di langit. Markus 14:62

Ketika mereka (para penguasa Yahudi) memandang kepada kemuliaanNya, akan terlintas dalam pikiran mereka ingatan terhadap Anak Manusia memakai jubah kemanusiaan. Mereka ingat bagaimana mereka memperlakukanNya, bagaimana mereka menolakNya, dan memaksakan diri berpihak pada kemurtadan yang besar. Pemandangan terhadap kehidupan Kristus muncul di hadapan mereka dengan sejelas-jelasnya. Semua yang dilakukanNya, semua yang dikatakanNya, keadaanNya selaku manusia yang olehnya Ia turun dari sorga untuk menyelematkan mereka dari noda dosa, timbul di hadapan mereka sebagai tuduhan.

Mereka memandang Dia mengendarai keledai memasuki Yerusalem, dan melihat Dia meneteskan air mata karena merasa sedih atas keengganan kota itu untuk menerima  pekabaranNya. Suaranya yang pernah terdengar sebagai undangan, sebagai ajakan, dengan nada yang lembut penuh kekhawatiran, seakan-akan kembali menyentuh tambur telinga mereka. Pemandangan di taman Getsemani muncul di hadapan mereka, dan mereka mendengar doa Kristus yang luar biasa itu, “Ya Bapaku, jikalau sekiranya  mungkin biarlah cawan ini lalu daripadaku.”

Kembali mereka mendengar suara Pilatus, yang berkata: “Aku tidak mendapati kesalahan apapun pada orang ini.” Mereka melihat pemandangan yang memalukan di ruangan pengadilan, ketika Barabas berdiri di samping Kristus, dan mereka sebenarnya mempunyai kesempatan untuk memilih Orang yang tidak bersalah itu. Kembali mereka mendengar kata-kata Pilatus, “Siapa yang kamu kehendaki kubebaskan bagimu, Barabas atau Yesus, yang disebut Kristus?” Mereka mendengar jawabnya, “Enyahkanlah Dia, lepaskan Barabas bagi kami.” Atas pertanyaan Pilatus, “Apakah yang harus kuperbuat dengan Yesus?” dijawab dengan, “Ia harus disalibkan.”

Kembali mereka melihat Korban mereka yang sedang menanggung kehinaan karena disalibkan. Mereka mendengar seruan rasa kemenangan dengan nada mengolok-olok, “Jikalau Engkau Anak Allah, turunlah dari salib itu.” “Orang lain Ia selamatkan, tetapi diriNya sendiri tidak dapat Ia selamatkan.”

Kini mereka memandang Dia bukan di taman Gestemani, bukan dirungan pengadilan, dan bukan di atas salib di Golgota lagi. Tanda-tanda kemanusiaan telah lenyap, dan mereka memandang kepada wajah Allah – wajah yang pernah mereka ludahi, wajah yang ditempeleng oleh tangan para imam dan penguasa. Sekarang kebenaran itu dinyatakan kepada mereka dengan sejelas-jelasnya.

 

Maranata Hal. 293


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *