Orang kaya dan lazarus

ORANG KAYA DAN LAZARUS

Belajar Alkitab
Mari bagikan artikel ini

Bukankah cerita orang kaya dan Lazarus mengajarkan ketika kita mati, kita langsung pergi ke surga atau neraka? Ayat ini, terdapat dalam Lukas pasal 16, berkata, “Kemudian matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham. Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Dan sementara ia menderita sengsara di alam maut ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dan Lazarus duduk di pangkuannya” (ayat 22, 23).

Cerita Yesus tentang orang kaya dan Lazarus bisa benar terjadi atau suatu perumpamaan. Di sini ada lima alasan mengapa itu tidak harus dianggap benar terjadi:

1. Itu berisi pembicaraan yang tidak mungkin. Perumpamaan itu menggambarkan orang kaya di dalam “Neraka” berbicara langsung kepada Lazarus “di pangkuan Abraham.” Dapatkah orang di surga bercakap-cakap dengan orang di neraka? Untuk itu, apakah orang di surga benar-benar menonton orang dibakar di neraka? Menurut Yesus tidak, yang menggambarkan suatu “jurang yang tak terseberangi” (ayat 25) di antara yang selamat dan yang binasa.

2. Menggunakan gambaran simbolik. Orang kaya mau Abraham menyuruh Lazarus mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidahnya (ayat 24). Ini pasti simbolik, karena tidak mungkin terjadi dengan sesungguhnya. Berapa banyak air di ujung jari dapat melewati nyala api, dan seberapa banyak itu dapat menolong seseorang yang menderita di neraka?

3. Menggunakan ekspresi figuratif. Apakah orang yang mati dalam iman kepada Kristus mendapatkan perhentian di pangkuan Abraham yang sesungguhnya? Seberapa besarkah pangkuan Abraham? Ini pasti ekspresi figuratif, karena malaikat-malaikat akan mengumpulkan orang-orang kudus “pada kedatangan Kristus yang kedua (Lihat Matius 24:30, 31).

4. Itu akan bertentangan dengan keseluruhan isi Alkitab. Jika cerita ini sesungguhnya terjadi, akan sulit untuk menjelaskan mengapa Alkitab katakan, “Sebab di dalam maut tidaklah orang ingat kepada-Mu” (Mazmur 6:5). Gantinya, mereka yang mati sedang tertidur dalam kubur menanti kebangkitan (1 Tesalonika 4:15, 16).

Konteks yang lebih luas dari perumpamaan ini menunjukkan bahwa orang kaya itu menggambarkan pemimpin-pemimpin agama orang Yahudi pada waktu itu, dan pengemis melambangkan orang-orang bukan Yahudi, yang dianggap tidak layak untuk menerima kebenaran Tuhan. Kristus mungkin memilih nama Lazarus karena kemudian Ia sesungguhnya membangkitkan Lazarus dari antara orang mati. Ini dari perumpamaan itu ditemukan dalam Lukas 16:31. “Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, mereka tidak juga akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati”. Itulah yang terjadi; pemimpin-pemimpin orang Yahudi tidak percaya bahkan ketika seorang yang bernama Lazarus dibangkitkan dari kematian di hadapan mata mereka.


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *