PENAHAN PINTU EMAS

Renungan Harian
Mari bagikan artikel ini

Suatu hari Minggu di tahun 1799, Conrad Reed, putra seorang imigran Jerman berusia 12 tahun, pergi bermain gantinya ke gereja. Saat memancing bersama saudara-saudaranya di sebuah sungai kecil di pertanian ayahnya, dia melihat sebuah objek menarik di sungai itu—“benda kuning yang bersinar di dalam air”—dan memutuskan untuk membawanya pulang. Batu seberat 17 pon, berbentuk dan seukuran besi, sebenarnya adalah bongkahan emas. Karena bobotnya yang tidak biasa, keluarga itu menggunakan bongkahan besar itu sebagai pintu selama tiga tahun.

Kemudian pada tahun 1802, ayah Conrad, John Reed, membawa bongkahan itu ke toko perhiasan di Fayetteville, North Carolina. Tukang perhiasan memberi tahu Reed bahwa mereka telah menyimpan sebongkah emas selama tiga tahun terakhir dan menawarkan untuk mengolesnya. Ketika Reed kembali, toko perhiasan itu telah mengubah bongkahan seberat 17 pon menjadi emas batangan sepanjang enam atau delapan inci. Toko perhiasan menawarkan untuk membelinya, mengizinkan Reed untuk menyebutkan harganya. Masih belum menyadari nilai emasnya, Reed menjualnya ke toko perhiasan hanya dengan nilai $3,50. Tentu saja, emas itu sebenarnya bernilai seribu kali lipat dari jumlah yang kecil itu.

Alkitab mengajarkan bahwa jutaan orang telah menyimpan permata yang tak ternilai juga, tidak menyadari kekayaan tersebut ada dalam jangkauan mereka. Misalnya, tradisi Yahudi mengatakan bahwa ketika bait suci Salomo dibangun, batu penjuru, atau batu sudut fondasi, dipinggirkan tanpa sadar. Ketika akhirnya dibutuhkan, pembangun memintanya kepada tukang batu, hanya untuk menemukan bahwa batu itu sudah diberikan. Ketika para imam kepala dan tua-tua Yahudi menantang otoritas Yesus, Dia mengingatkan mereka akan kisah ini: “Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru” (Mazmur 118:22). Meskipun ditolak oleh para pemimpin Yahudi, Yesus adalah batu penjuru di mana gereja Kristen dibangun—Dia adalah satu-satunya cara untuk memperoleh keselamatan!

Untungnya, kisah John Reed masih memiliki akhir yang bahagia—dia akhirnya menambang sisa dasar sungai di lahan pertaniannya dan menjadi orang yang sangat kaya. Ketika kita mengenali kekayaan keselamatan yang tersedia bagi kita di dalam Kristus Yesus, kisah kita juga dapat memiliki akhir yang bahagia!

Kata Yesus kepada mereka: ‘Belum pernahkah kamu baca dalam Kitab Suci: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru: hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita.’ Matius 21:42.

-Doug Batchelor-


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *