Penghancuran Sepuluh Perintah

Blog AFI
Mari bagikan artikel ini

removing-Gods-law-large

Sebuah monumen granit setinggi enam kaki yang didirikan pada tahun 2012 sekarang diruntuhkan dan dihancurkan oleh seseorang yang menyatakan bahwa iblis yang membuat ia melakukannya. Dia lalu membuat banyak ancaman terhadap presiden Amerika dan pemerintahan federal. Orang itu telah mengakui bahwa ia mengalami gangguan mental dan telah berhenti meminum obatnya.

Selama bertahun-tahun, beberapa kelompok Kristen telah mengusahakan agar sepuluh perintah dipertontonkan di kantor pemerintahan sebagai sebuah pengenang pada sebuah dokumen yang mempengaruhi sejarah negara tersebut. Gubernur Oklahoma Mary Fallin mengatakan monumen itu akan dibangun kembali karena itu memiliki “kepentingan bersejarah… dalam membimbing hukum dan kehidupan kami.” [1]

Segera setelah monumen itu didirikan Persekutuan Kebebasan Sipil Amerika (ACLU) mengajukan tuntutan bahwa batu raksasa itu melanggar perpisahan antara gereja dan pemerintahan. Sebagai tambahan, sementara kuil satanis setempat telah mengutuk tindakan orang tersebut, mereka menginginkan sebuah monumen mereka sendiri didirikan dekat sepuluh perintah.

“Kalau monumen kami berdiri di capitol negara bagian, kita mau itu melengkapi dan berbeda dengan Sepuluh Perintah, dan keduanya berdiri tanpa gangguan sebagai sebuah kesaksian pada kebebasan dan toleransi beragama di Amerika.” [2]

Alkitab menggambarkan upaya terus-menerus Setan untuk menghancurkan hukum Tuhan bahkan sejak sebelum dunia kita diciptakan. Dari kebohongannya yang memikat pada Hawa di taman Eden sampai pada akhir zaman, iblis mengungkapkan “kata-kata yang menyombong” terhadap pemerintahan Tuhan “dan akan berpikir untuk mengubah waktu dan hukum” (Daniel 7:25). Itu selalu menjadi strateginya untuk menipu seluruh dunia mengenai hukum Tuhan (Wahyu 12:9).

Akan tetapi mereka yang menunggu kedatangan kembali Yesus digambarkan sebagai “pemelihara hukum Tuhan” (Wahyu 12:17). Mereka hidup selaras dengan Kristus yang mengatakan, “Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.” Mereka menerima panggilan Yesus, “”Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku” (Yohanes 14:15).

Meskipun ribuan mengutuk dalam hati mereka tindakan orang gila yang menabrakkan mobilnya ke monumen sepuluh perintah, jutaan orang melanggar hukum Tuhan dan berkata bahwa itu tidak lagi mengikat. Rasul Paulus menubuatkan bahwa sebelum kedatangan Kristus si “pendurhaka” akan datang. “Kedatangan si pendurhaka itu adalah pekerjaan Iblis, dan akan disertai rupa-rupa perbuatan ajaib, tanda-tanda dan mujizat-mujizat palsu.” (2 Tesalonika 2:3,9).

Apabila Anda tertarik untuk mempelajari lebih lanjut apakah hukum Tuhan masih mengikat sampai sekarang, silakan klik di sini.


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *