PERCAYA KEPADA ALLAH

Renungan Harian
Mari bagikan artikel ini

Iman dalam Hidupku

 

Percayalah kepada Tuhan selama-lamanya, sebab Tuhan Allah adalah gunung batu yang kekal. Yesaya 26:4

Ia memiliki kebesaran, kuasa, kemuliaan, kemenangan, dan keagungan. Janganlah kita membatasi Yang Kudus dari bangsa Israel. Betapa suatu sumber, yang kepadanya kita berharap pada segala masa kesulitan; hati tidak perlu ragu-ragu! Manusia bersifat bersalah, keras kepala dan memberontak, serta mendurhaka terhadap Allah; akan tetapi Tuhan baik budi dan panjang sabar serta lemah lembut. Ialah yang memiliki langit dan bumi yang takluk kepadaNya, dan Ia tahu apa yang kita perlukan, malahan sebelum kita menghadapkan keperluan-keperluan dan keinginan-keinginan kita kepadaNya.

Kita dapat melihat hanya sebuah jalan kecil di hadapan kita, tetapi, ”tiada suatu makhluk pun tersamar kepadaNya; melainkan nyata dan terbuka segala sesuatu kepada pemandangan Allah, yang harus kita memberi jawab kepadanya.” Ia tidak pernah bingung. Ia bertahta mengatasi segala kekacauan dan kebingungan dunia ini, dan segala sesuatu terbuka kepada penyelidikan-Nya; dan dari kekekalan-Nya yang besar dan tenang Ia dapat memerintah menurut pandangan kebijaksanaan-Nya yang paling baik.

Jikalau kita sendiri bebas mengadakan rencana kita, kita pastilah berbuat kesalahan. Prasangka kita, kelemahan kita, kecurangan diri-sendiri, dan kelalaian kita akan nyata dalam banyak cara. Akan tetapi pekerjaan itu adalah pekerjaan Allah, tugas itu adalah milik-Nya; Ia tidak pernah meninggalkan pekerja-pekerja-Nya tanpa tuntunan ilahi.

Betapa berat pun bebanmu, lemparkanlah itu kepada Tuhan. Ia yang menjaga Israel tidak juga tertidur. Percayalah kepada Allah. Orang yang pikirannya tetap pada Allah akan tetap di dalam perdamaian.

Kadang-kadang tampak bahwa engkau tidak dapat mengambil langkah lain. Baiklah, tunggu dan ketahuilah bahwa “Akulah Allah.” “Kuatkan dan teguhkanlah hatimu; janganlah takut dan jangan gemetar, sebab Tuhan, Allahmu, Dialah yang berjalan menyertai engkau barang ke mana engkau pergi.” Kita haruslah mencintai iman.

Engkau haruslah mempelajari seni sederhana mengenal Allah dari firman-Nya, kemudian barulah engkau mendapat tempat berpijak yang kokoh.


Hidupku Kini hal. 12


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *