Sebuah kapal perang Amerika Serikat yang tenggelam 72 tahun lalu pada masa perang dunia ke-2 telah ditemukan di dasar laut Filipina. Kapal USS Indianapolis, sedang kembali dari misinya mengantarkan beberapa bagian dari bom nuklir yang menghancurkan Hiroshima, ketika kapal itu terkena torpedo Jepang. Kapal itu tenggelam begitu cepat sehingga tidak ada lagi waktu untuk mengirimkan tanda peringatan bahaya.
Meskipun 800 orang selamat dari tenggelamnya kapal, tragisnya, hanya 315 orang yang bertahan hidup ketika akhirnya bantuan datang lima hari setelahnya. Pada bulan Agustus 2017, dua puluh dua orang dari pelaut yang selamat masih hidup.
Bagian kapal yang muncul ke permukaan di tahun 2016 mengarahkan para peneliti mencari reruntuhan kapal pada kedalaman 5487 meter. Menariknya, nama dari kapal itu ditemukan dari reruntuhan, yang dipastikan cocok dengan lambung kapal.
Saat ini kita hanya perlu melihat berita utama untuk mengetahui bahwa planet kita seperti kapal yang akan tenggelam, rusak oleh serangan bom dosa. Tetapi tidak seperti kapal Indianapolis yang kurang beruntung, masing-masing kita bisa mengirimkan sinyal peringatan bahaya yang dengan jelas dapat didengar: “Dalam kesesakanku aku berseru kepada TUHAN dan Ia menjawab aku” (Mazmur 120:1)
Meskipun kita telah mengalami dan dikelilingi kejadian menyedihkan, kesedihan tidaklah seharusnya jadi hasil akhir hidup kita. Itu karena dalam keadaan menyedihkan kita, Yesus datang sebagai penyelamat kita. Dia datang sehingga “supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.” (Yohanes 3:15). Saat ini, Dia menawarkan pengharapan dan pengampunan penuh atas dosa-dosa kita. Kenyataannya, dia telah berjanji untuk “menghapuskan kesalahan-kesalahan kita dan melemparkan segala dosa kita ke dalam tubir-tubir laut.” (Mika 7:19).