Salah satu ciptaan Tuhan yang paling aneh adalah anglerfish (ikan pemancing) di laut dalam. Ikan ini hidup di seluruh lautan dunia, tinggal pada kedalaman lebih dari satu mil, di mana mereka merasakan tekanan lebih dari 2.000 pon per inci persegi. Tubuhnya yang bulat menyerupai bola basket sehingga mudah menelan mangsanya.
Ikan ini memiliki mulut yang lebih besar dari ukuran tubuhnya yang juga bila dibandingkan dengan makhluk apa pun di laut. Selain itu, mulutnya yang sangat besar dipenuhi dengan gigi taring hingga tampak buas. Di balik rahang dan giginya yang kuat, ia memiliki perut yang sangat besar, memungkinkannya untuk menelan mangsa yang lebih besar dari dirinya sendiri. Mislanya, perut ikan pemancing “setan gelap”, bisa berisi ikan lentera yang ukurannya hampir dua kali ukuran tubuhnya!
Meskipun penampilannya ganas, ukuran dewasa ikan pemancing ini terbatas. Berbagai sub-spesies berkisar dari sekitar satu inci hingga 3,3 kaki. Nama ikan angler/pemancing ini berasal dari tulang punggung panjang dengan ujung yang memiliki organ penghasil cahaya yang dikenal sebagai photophore. Seperti banyak ikan air dalam lainnya, ikan pemancing menggunakan organ ini seperti umpan untuk menarik mangsa. Ia menyalakan dan mematikan lampunya sambil menggoyangkannya ke depan dan ke belakang seperti pancing. Ketika mangsanya sudah cukup dekat, ikan pemancing mengigitnya dengan rahangnya yang kuat. Kegelapan laut dalam membuat ikan pemancing hampir tidak terlihat oleh mangsanya.
Di antara ikan pemancing, hanya betina yang memiliki daya tarik ini; jantan bertahan hidup dengan cara yang berbeda. Jantan jauh lebih kecil dan terlihat seperti ubur-ubur gelap dengan sirip. Ia memiliki gigi kait kecil yang digunakan untuk menempelkan dirinya pada betina. Pada beberapa spesies, setelah jantan melekat, pembuluh darahnya bergabung dengan betina dan akan menghabiskan sisa hidupnya bersatu dengannya seperti parasit, mendapatkan semua makanan dari tubuhnya. Darahnya mengalir melalui pembuluh darahnya, sebagai imbalan untuk membuahi telurnya. Daging kedua ikan itu akhirnya menyatu dan mereka tetap terhubung secara permanen “sampai maut memisahkan.”
Ini memberi makna baru pada ayat dalam Kitab Suci “… dan mereka akan menjadi satu daging.” Pasangan suami istri tidak perlu bertindak sejauh yang dilakukan ikan pemancing, tetapi Efesus 5:28 mengatakan bahwa “suami harus mengasihi istrinya sama seperti tubuhnya sendiri.” Kata kunci dalam pernikahan Kristen adalah kasih.
Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging. Kejadian 2:24.
-Doug Batchelor-