“Hari Sabat hari ketujuh telah… dikuduskan oleh Kristus, para Rasul dan orang Kristen mula-mula, sampai Konsili Laodikia mengeluarkan perintah menghapuskan pemeliharaannya.”—”Dissertation on the Lord’s Day,” hlm. 33, 34, 44.
Mesir (Papirus Oxyrhynchus) (200-250 M)
“Kecuali kamu membuat hari Sabat itu sungguh-sungguh hari Sabat (dalam bahasa Yunaninya, mensabatkan hari Sabat), maka kamu tidak akan melihat Bapa.” “The Oxyrhychus Papyrus, bagian 1, hlm.3, Logian 2, ayat 4-11 (London: Offices of the Egypt Exploration Fund, 1898).
Orang Kristen Mula-mula Abad ke-3
“Engkau harus memelihara hari Sabat, karena Dia yang berhenti dari pekerjaan penciptaan-Nya, namun tidak berhenti dari pekerjaan pemeliharaan-Nya: Sabat adalah perhentian untuk merenungkan hukum-Nya, bukan untuk bermalas-malasan.” “The Anti-Nicene Fathers,” Vol 7,hlm. 413. From “Constitutions of the Holy Apostles,” sebuah dokumen dari abad ke-3 dan ke-4.
Afrika (Aleksandria) Origen
“Sesudah perayaan korban yang tidak berkesudahan (penyaliban) diadakan perayaan Sabat yang kedua, dan adalah patut bagi setiap orang benar di antara orang-orang kudus untuk merayakan hari Sabat juga. Jadi masih tersedia suatu hari perhentian, hari ketujuh, bagi umat Allah. (Ibrani 4:9).” “Homily on Numbers 23,” par.4, in Migne, “Patrologia Graeca,” Vol. 12 ,cols. 749, 750.
Dari Palestina Sampai ke India (Gereja Bagian Timur)
Pada permulaan tahun 225 terdapat satu persekutuan bishop atau persekutuan Gereja Bagian Timur (pemelihara hari Sabat) dari Palestina sampai India. Mingana, “Early Spread of Christianity.” Vol.10, hlm. 460.
India (Perjuangan orang Budha, 220 M).
Dinasti Kishan di India Utara mengadakan satu majelis di kalangan imam orang Budha di Vaisalia untuk kesepakatan pendapat di lingkungan mereka sehubungan dengan pemeliharaan hari Sabat pada setiap minggu. Beberapa dari antara mereka sangat terkesan dengan tulisan di Perjanjian Lama sehingga mereka mulai pengudusan hari Sabat. Lloyd, “The Creed of Half Japan,” hlm. 23.
Orang-orang Kristen mula-mula
“Hari Sabat hari ketujuh telah… dikuduskan oleh Kristus, para Rasul dan orang Kristen mula-mula, sampai Konsili Laodikia mengeluarkan perintah menghapuskan pemeliharaannya.”—”Dissertation on the Lord’s Day,” hlm. 33, 34, 44.