Sekarat Mendambakan Istirahat

Blog AFI
Mari bagikan artikel ini

Blog_DyingToRestApakah Anda Sungguh Mendambakan Agar Boleh Beristirahat?

Stress membunuh semakin banyak orang di Amerika setiap harinya. Satu dari lima kita sesungguhnya mengalami “stress berat” dengan gejala seperti gemetaran, jantung berdebar-debar, dan depresi. Dalam pencarian jawaban untuk krisis kesehatan ini beberapa menyatakan terlalu lamanya orang-orang Amerika bekerja sebagai penyebab utama.

Selama lebih dari 20 tahun, orang-orang Amerika telah melihat 60 persen peningkatan dalam produktivitas pekerjaan mereka, tetapi gaji mereka tetap secara relatif tidak banyak berubah – yang artinya mereka bekerja lebih keras untuk bayaran yang lebih kecil. [1] Terlebih lagi Asosiasi Psikologis Amerika baru-baru ini mengeluarkan statistik terbaru atas penyebab besar stress di negara itu – dua yang teratas adalah tekanan pekerjaan dan kehilangan uang. [2] Itu bukanlah sebuah kebetulan.

Sejalan dengan dekatnya konsumsi media kita yang konstan, tingkat kebingungan yang mana ada di antara orang-orang telah membuat para ahli menyarankan bahwa kita perlu mencari sebuah jalan untuk menekan tombol pause (berhenti sejenak). Menariknya salah satu surat kabar belakangan ini berkata,

“Dari sudut pandang agama, Hari Kerja adalah sebuah hari Sabat sekuler. Pusat prinsip etos dari Perjanjian Lama yang dihasilkan dari asal Israel sebagai budak. Sabat adalah bagian dari hukum ketenagakerjaan, sehingga orang-orang boleh memperoleh satu hari untuk beristirahat setiap minggunya.” [3]

Tampaknya seakan beberapa orang mulai menangkap hikmat yang ada dalam Alkitab.

Tentunya pemeliharaan Sabat memberikan banyak manfaat – menyegarkan pikiran dan tubuh sementara menarik kita juga lebih dekat pada Sang Pencipta kita. Tetapi Alkitab mengajarkan pada kita bahwa perintah ke-empat bahkan memiliki tujuan yang lebih dalam di samping sekedar istirahat dari kerja saja sekali seminggu.

Tuhan di awal mula memisahkan hari ketujuh saat Ia menciptakan dunia (lihat Kejadian 2:1,2). Tetapi perhatikan juga saat perintah ke-empat diulang. Alkitab juga menjelaskan, “Sebab haruslah kauingat, bahwa engkaupun dahulu budak di tanah Mesir dan engkau dibawa keluar dari sana oleh TUHAN, Allahmu dengan tangan yang kuat dan lengan yang teracung; itulah sebabnya TUHAN, Allahmu, memerintahkan engkau merayakan hari Sabat” (Ulangan 5:15).

Hari Sabat tidak hanya memberikan kita istirahat dari pekerjaan sekuler, tetapi itu juga menjadi sebuah pengingat bahwa Tuhan dapat menyelamatkan kita dari apapun di dunia ini yang mencoba memperbudak kita dan membuat kita stress, dari konsumerisme yang tak terkendali dari kecanduan sosial media kita yang merajalela. Jadi marilah kita ingat untuk beristirahat dalam semua yang Tuhan telah sediakan bagi kita – dan rasakan stress yang tidak perlu muncul tersingkir dari kehidupan kita.
“Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat,
Aku akan memberi kelegaan kepadamu.”
Matius 11:28

Jika Anda ingin mengetahui lebih lagi mengenai hari sabat, Anda dapat klik di sini.


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *