SEPERTI APAKAH TUHAN ITU?

Renungan Harian
Mari bagikan artikel ini

Sebab biarpun gunung-gunung beranjak dan bukit-bukit bergoyang, tetapi kasih setia-Ku tidak akan beranjak dari padamu dan perjanjian damai-Ku tidak akan bergoyang, firman Tuhan, yang mengasihani engkau. Yes. 54:10.

Kita tidak boleh memikirkan Tuhan hanya sebagai hakim dan melupakan-Nya sebagai Bapa kita yang kekasih. Tidak ada yang lebih besar yang bisa membahayakan jiwa kita daripada ini, karena seluruh kehidupan kerohanian kita akan dibentuk oleh pemikiran kita mengenai tabiat Tuhan. . . .

Sekarang marilah kita meningkatkan kesempatan pengenalan kita akan Bapa surgawi kita, yang “begitu besar kasih-Nya akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa. . . Betapa ajaibnya kasih Tuhan, Tuhan yang tak terbatas, yang telah memberikan kesempatan bagi kita untuk mendekati-Nya dengan nama Bapa! Tak ada orangtua duniawi yang memberikan pembelaan yang Iebih sungguh-sungguh kepada anaknya yang bersalah daripada Dia yang menciptakan kita memberikan pembelaan kepada para pelanggar hukum. Tidak ada manusia, yang didasarkan atas kasih sayang, pernah memanggil orang yang-tidak mengakui kesalahannya dengan undangan yang begitu lembut. . . .

Firman-Nya diikrarkan. Biarpun gunung-gunung beranjak dan bukit-bukit bergoyang, tetapi kasih setia-Nya tidakakan beranjak dari umat-Nya, dan perjanjian damai-Nya tidak akan bergoyang. Suara-Nya terdengar, “Aku mengasihi engkau dengan kasih-yang kekal” (Yer. 31:3). “Dalam kasih setia abadi Aku telah mengasihani engkau” (Yes. 54:8). Betapa ajaibnya kasih ini, bahwa Tuhan turun untuk menghilangkan semua penyebab kebimbangan dan keraguan dari ketakutan dan kelemahan manusia dan memegang tangan yang gemetar dihubungkan kepada-Nya dalam iman; dan Dia menolong kita untuk mempercayai-Nya oleh melipatgandakan jaminan dan keamanan.

Ia telah membuat suatu ikatan perjanjian atas syarat penurutan, dan Ia datang menemui kita dalam pengertian kita akan berbagai hal. Kita merasa bahwa ikrar atau janji dari teman sesama manusia, jika dicatat, masih memerlukan jaminan. Yesus telah memenuhi semua ketakutan ini, dan Dia berjanji dengan sumpah: “Dalam mana Tuhan, ingin Iebih Iimpah menunjukkan kepada ahli waris perjanjian kekekalan nasihat-Nya, yang dipastikan dengan sumpah: . . .” Apa lagi yang bisa dilakukan oleh Tuhan kita untuk menguatkan iman kita kepada janjl-janji-Nya?

Inilah Hidup yang Kekal Hal. 261


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *