Merpati penumpang pernah menjadi burung yang paling banyak di Amerika Utara dan mungkin di dunia. Burung-burung elegan, memiliki kepala berwarna biru, punggung abu-abu, dan dada merah anggur. Matanya merah dengan paruh hitam pendek dan ramping. Berekor panjang, anggun, dan cepat, merpati ini bisa mencapai kecepatan terbang 60 hingga 70 mph. Tapi mereka tidak cukup cepat untuk menghindari penembakan.
Pemukim awal mencatat kelompok besar dengan lebar satu mil dan panjang hingga 300 mil. Jumlah burung ini begitu banyak sehingga membuat langit menjadi gelap saat kelompok besar itu lewat di langit, terbang berlapis tingkat, satu di atas yang lain. Mereka sangat padat sehingga satu tembakan senapan bisa menjatuhkan 30 atau 40 burung. Perkiraan jumlah populasi dari abad ke-19 berkisar antara tiga hingga lima miliar burung.
Kemudian dimulailah pembantaian satwa liar massal yang paling buruk dalam sejarah. Anak-anak burung yang masih muda dianggap sebagai makanan yang lezat, dan yang dewasa dibunuh untuk diambil bulunya serta dagingnya. Pemburu komersial memanen puluhan ribu setiap hari, mengirimkannya dengan gerbong barang ke pasar di bagian Timur AS. Pada tahun 1855, sekitar 300.000 merpati per tahun dikirim ke restoran di New York. Selama tahun 1874, Michigan mengirim lebih dari 3.000.000 burung ke timur.
Pada akhir tahun 1880-an, kelompok merpati penumpang, yang dulu berjumlah jutaan, menjadi tidak lebih dari beberapa ratus burung. Pada tahun 1900-an, tidak ada merpati penumpang liar yang dapat ditemukan. Dari tahun 1909 hingga 1912, Persatuan Ahli Ornitologi Amerika menawarkan $ 1.500 kepada siapa pun yang menemukan sarangnya, tetapi upaya ini sia-sia. Merpati penumpang terakhir, bernama Martha, mati sendirian di Kebun Binatang Cincinnati pada 1 September 1914. Siapa yang bisa bermimpi bahwa dalam beberapa dekade jumlah burung yang paling banyak akan berkurang menjadi nol?
Kitab Wahyu mengajarkan bahwa di akhir zaman akan ada upaya habis-habisan untuk memusnahkan umat Allah. Patung binatang itu akan “menyebabkan banyak orang yang tidak mau menyembah patung binatang itu dibunuh” (Wahyu 13:15). Tetapi Yesus berkata, “… Sahabat-sahabatKu, janganlah kamu takut terhadap mereka yang dapat membunuh tubuh, dan kemudian tidak dapat berbuat apa-apa lagi.” (Lukas 12:4). Hanya Yesus yang memegang kunci keberadaan kita. Dia akan menghancurkan maut dan memberikan hidup yang kekal kepada umat-Nya.
Maka marahlah naga itu kepada perempuan itu, lalu pergi memerangi keturunannya yang lain, yang menuruti hukum-hukum Allah dan memiliki kesaksian Yesus. Wahyu 12:17.
-Doug Batchelor-